Kisah Spiritual; Penjala Nyala Jejak Mataram Kuno (2)

Hasil gambar untuk mataram kuno
Simpul-simpul perajalanan spiritual Mas Dikonthole seperti diarahkan untuk bertemu dengan orang-orang yang bertanggung jawab atas peradaban nusantara. Mengapa kejadiannya begitu ?. Entahlah, tanpa dia meminta dan juga tanpa dirinya mengerti.  Merekalah yang meletakkan dasar-dasar kesadaran bagi peradaban nusantara ini. . Spirit mereka masih tertinggal di alam semesta ini sebagai energi rahsa. Semangat mereka masih bisa dikenali oleh manusia yang lahir kemudian nanti. Begitu besar jasa mereka, begitu berwibawa perbawaan mereka. Namun bagaimanakah ceritanya, jika kemudian Mas Dikonthole  mengetahui ada kisah cinta yang tersembunyi di balik kebesaran nama-nama mereka. Apakah kisah ini layak disajikan dalam sebuah cerita? Apakah tidak menimbulkan dendam dan benci yang lainnya lagi saat kisah ini terbuka?

Ugh. Mungkin iItu hanyalah penggalan bumbu saja. Sebuah penjelasan mengapakah begitu kuat sekali getaran rahsa yang ditimbulkannya. Ternyata sampai sekarang ini mereka semua masih membawa kisah cinta mereka, meretas hingga ke jaman ini. Demikianlah energy yang masuk ke inbox emailnya belum lama ini. Adalah  energi yang dikenali oleh Mas Dikonthole sebagai energi yang tersakiti oleh cinta. Kesakitannya oleh cinta sehingga memaksa dirinya berlaku tak biasa, memaksa agar Mas Dikontole mengakhiri kisah-kisahnya disini. Namun sungguh permintaannya tidaklah beralasan. Sebab apa? Apakah dirinya itu Tuhan yang bisa berbuat semaunya saja? Sungguh Mas Dikontole tidak memahami. Kalaupun (jika) kisah mereka diungkapkan toh juga sudah berlangsung ratusan tahun lamanya. Mengapa masih menjadi beban? Entahlah, sungguh sulit dipahami.

Menguak Misteri

Berkisah perihal Sanjaya, tidak mungkin dilepaskan dari asal muasalnya. Bagaimana disana ada sosok wanita perkasa namun hatinya penuh luka. Ya dialah Putri Shima. Wanita yang berkuasa di Kalingga. Kekasih hatinya telah menorehkan dendam dan sakit tak biasa, yang meremas sanubarinya. Kisah pengkhianatan sang kekasih telah melatar belakangi sebab mengapa dirinya begitu tegas, keras, dan dingin kepada manusia lainnya. Dendamnya atas sebuah makna cinta, membawanya kepada kisah tragis manusia. Cintanya telah berubah menjadi api dendam membakar siapa saja yang bersentuhan dengan dirinya. Tidak juga anaknya. Semua diperlakukannya sama saja. Meskipun dirinya kemudian menikah lagi dengan lelaki lainnya.

Shima, Sihma, atau sering dituliskan sebagai Sima, adalah putri seorang pendeta di wilayah Sriwijaya. Ia dilahirkan tahun 611 M di sekitar wilayah yang disebut Musi Banyuasin. Tahun 628 ia dipersunting oleh pangeran Kartikeyasingha yang merupakan keponakan dari kerajaan Melayu Sribuja. Menyeberangi laut Jawa, melewati pantai utara Jepara, ia kemudian diboyong ke daerah yang dikenal sebagai wilayah Adi Hyang (Leluhur Agung), atau Dieng sekarang. Di sinilah kemudian Shima, sebagai pemeluk Hindu Syiwa yang taat, kemudian tinggal.

Saat Kartikeyasingha wafat tahun 674, Shima mengambil alih posisi suaminya sebagai raja sampai dengan tahun 695 M dengan gelar Sri Maharani Mahissasuramardini Satyaputikeswara. Menurut sejarah, Ratu Shima, yang telah menjadi janda itu, kemudian sempat dipinang oleh Sri Jayanasa raja Sriwijaya, namun Ratu Sima menolaknya. Ia tidak bisa mentolerir sikap kerajaan Sriwijaya yang telah melakukan ekspansi besar-besaran menyerbu Melayu Sribuja, kerajaan kakak mertua sang ratu.

Inilah kisah yang tidak terungkap, bagaimana kisah kasih yang tak dimauinya. Terus mengikuti sepanjang kelahirannya, lagi dan lagi, termasuk kelahiran dirinya di dimensi terkini. Sejarah mencatat alasan penolakan Ratu Shima yang di pinang oleh Sri Jayanasa adalah alasan politik. Apakah sesederhana itu?  Rasanya tidak, mengingat residu rahsa yang tertinggal di alam semesta ini sungguh terlalu. Cinta, rindu dan dendam, sangat kental. Amarah atas pengkhinatan dan penipuan sang kekasih begitu pekat di alam kesadaran. Bagaimana kemudian dirinya akhiranya mau dipersunting oleh Kartikeyasingha kemudian mereka mengungsi ke Jawa dan tinggal di Dieng. Cinta menjadi alasan utama wanita perkasa ini. Siapakh laki-laki yang telah menggoreskan luka di hatinya itu? Ya, dialah Sri Jayanasa. Laki laki yang juga seorang brahmana. Kepada dirinyalah sesungguhnya cinta Ratu Shima.


Cinta yang tak disuka

Kesadaran Mas Dikonthole terguncang hebat, terseret  memasuki lorong waktu, sementara akal dan fikirannya tertinggal jauh dimasa kini. Dirinya meraba di kegelapan sana. Mengurai benang kejadian, bagian yang masih menjadi rahasia sejarah, rahasia Ratu Sima dan kerajaannya. Lengkap dengan kisah cintanya yang terbisukan. Tangisnya bersama angin. Rintihannya menantang malam. Keluhnya menyobek langit. Dia diam, sebab bisunya membekukan pepohonan. Kini di dirinya terpola karma yang berulang. Dia lahir untuk mengulang kisah yang sama. Kisah bagaimana cinta telah menghancurkan empatinya kepada sesama. Sehingga dia keras bagai batu dan baja. 

Tidak ada satupun musuh yang ditakuti di medan perang, biar mereka selaksa pasukan. Namun kini dia kalah pada hati. Rahsa cinta yang menusuki. Membuatnya harus reinkarnasi lagi. Dibalik ketegasan, dan kekerasan hatinya. Dialah sosok yang sangat lembut, cintanya telah menembus peradaban-peradaban  setelahnya. Kasihnya bertebaran bagai debu. Hanya kebisuan dan kesunyian yang dirasakan. Kekasihnya hilang entah kemana rimbanya. Maka dia sendirian memimpin kerajaannya. Kerajaan Kalingga. Kesakitan ini telah menembus peradaban meluncur ke peradaban terkini dengan raga barunya. Kisah cinta yang penuh misteri duka kecewa yang merusak sanubarinya

Lalu kenapa kisah ini menjadi bagian perjalanan Spiritual Mas Dikonthole ?. Apakah semua ada hubungannya dengan tatanan nusantara baru. Apakah sebab tokoh-tokoh yang tampil sejalan dengan sejarah peradaban yang menjadi cikal bakal peradaban nusantara ini ?.  Entahlah. Mas Dikonthole hanya bisa membaca saja. Diam mengamati dan kemudian membuat catatan untuk dikisahkan. Mengarungi perjalanan, membiarkan raga digerakan alam. Itu saja. Kembalinya terserah sidang pembaca untuk memaknai.

Rahsa  cinta mereka begitu kuat hingga mampu melintasi jaman dan  peradabannya. Sangat terasa sekali getarannya. Hingga Mas Dikonthole sangat yakin sekali,  tentu saja raga-raga yang ditempati pasti akan kebingungan sendiri.  Raga barunya pasti akan bertanya, “Ada apakah dengan dirinya, ada apa dengan hatinya. Mengapakah sepertinya hampa dan kosong ?” Cinta telah merayapinya disetiap pagi, hanya dia tidak pernah mengerti. Raga-raga terkini hidup dalam sunyinya sendiri, tanpa pernah dia mengerti, kenapa ?. Begitulah nanti keadaannya.


Perlahan kesadaran Mas Dikonthole dipahamkan. Dikisahkan bahwa pada masa mudanya Ratu Sima pernah terlibat  cinta segitiga yang sangat mengenaskan sekali. Begitu tragis pada akhirnya. Sebagaimana kisah-kisah cinta lainnya, semisal kisah cinta Nabi Yusuf dan Julaikha, semisal kisah cinta Raden Panji Inu Kertapati dan Dewi Sekaretaji. Takdir memisahkan cinta mereka, walau  akhirnya Ratu Sima menikah. Tentu saja bukan dengan tambatan hatinya.  Sang suami menyadari bahwa cinta Ratu Sima tidak sepenuhnya pada dirinya. Maka suaminya memilih pergi ke hutan belantara bertapa dan tragisnya kemudian dikhabarkan meninggal.  Sementara lelaki yang dicintainya menjadi Brahmana.

Bagaimana cintanya kepada sang Brahmana? Kesakitan dan kehancuranlah yang dirasakannya. Maka biarlah alam yang menjelaskan kepada diri mereka. “Mengapakah sejarah seperti berulang lagi, pada raga-raga terkini ?” Mas Dikonthole hanya bergumam tak mengerti. Sebagaimana tak mengerti dirinya atas apa yang akan dihadapi dengan takdirnya sendiri. Mas Dikonthole hanya mampu berdoa agar jiwa-jiwa yang berada pada raga terkini diberikan kesabaran, iman, dan kekuatan untuk menjalani hari-hari mereka yang serupa, sama kejadiannya namun tak sama  jamannnya. Berhentilah menyalahkan takdir. Terimalah itu kejadian yang diulang sebagai sebuah pembelajaran. Jadikanlah hikmah pelajaran. Janganlah memusuhi orang-orang yang sedang menjalani laku disini. Ketahuilah apa yang menimpa diri kita adalah sebab kesalahan kita sendiri. Jangan menyalahkan orang lain yang tidak tahu apa apa. Demikianlah Kami berpesan.

Lahirnya Peradaban Syailendra
Sanjaya. Selagi kecil ia bernama Rakean Jambri. Ia adalah cucu raja Galuh yang bernama Rahiangtang Mandiminyak. Disebutkan pula  bahwa Rahiangtang Mandiminyak ialah anak Rahiangtang Menir. Saudara Mandiminyak semuanya adalah dua orang. Yang sulung bernama Rahiangtang Sempakwaja, bergelar Batara Dangiang Guru di Galunggung, yang kedua bernama Rahiangtang Kidul bergelar Batara Iyang Buyut di Denuh dan terakhir adalah Rahiangtang Mandiminyak sendiri yang menjadi raja di Galuh. Selaku raja Galuh, ia menggantikan Rahiangtang Rawunglangit yang memerintah di Galuh selama 60 tahun.

Dari hubungan gelapnya dengan Pwah Rababu istri Rahiangtang Sempakwaja, Mandiminyak memperoleh seorang putra yang karena hasil perbuatannya yang tidak sah itu dinamakan Sang Salah. Kemudian anak inilah yang bergelar Sang Sena. Sempakwaja dari Pwah Rababu mempunyai dua orang putra, yaitu Rahiyangtang Purbasora dan Rahiang Demunawan. 

Sang Sena menggantikan ayahnya Mandiminyak menjadi raja Galuh selama 7 tahun. Pada masa pemerintahan Sang Sena ini, timbul perebutan kekuasaan yang dipimpin oleh putra Sempakwaja yaitu Pubasora. Pada hakekatnya kedua orang tersebut berdarah satu ibu, yaitu tetesan Pwah Rababu dan merupakan saudara misanan melalui ayahnya masing-masing. Sementara perebutan kekuasaan dapat dilakukan, Sang Sena kemudian dibuang ke sebuah tempat yaitu gunung “merapi”.

Di tempat itulah seperti telah disebutkan tadi, Sang Sena memperoleh putra selama dalam pengasingannya. Putra itu bernama Rakean Jambri alias Sanjaya. Setelah dewasa ia berhasil merebut kekuasaan dari tangan Purbasora, kemudian Sanjaya menjadi raja Galuh dan banyak melakukan penaklukan terhadap kerajaan yang dahulunya adalah kerajaan bawahan Raja Sena yang tidak mau tunduk lagi kepadanya.

Konflik internal kelurga melatar belakangi Sanjaya kecil. Dibesarkan di sebuah gunung berapi yang sekarang di kenal sebagai Gunung Cermai, Sanjaya kecil belajar ilmu kanuragan. Berdasarkan infromasi yang sedikit inilah. Mas Dikonthole melacak jejak-jejak Sanjaya. Menelusuri residu rahsa dari sisa sisa kesadaran yang diwariskan hingga ke peradaban sekarang ini. Kesadaran yang di canangkan Sanjaya menjadi titik balik utama perubahan peradaban dari kesadaran Sunda Galuh menjadi kerajaan Medang. Kerajaan yang mengusung kesadaran yang berbeda dengan Sunda. Sunda yang lebih mengendapankan olah hati, di bawa kepada kesadaran yang lebih mengutamakan olah akal. Lahirlah sebuah peradaban baru kala saat itu, yang kita kenal dengan MATARAM KUNO.

...


[18/6 22.40] Anonim: Mas...
[18/6 22.40] Anonim: Saya lg sakit
[18/6 22.40] Anonim: Mas lg prosesi apa dlm.2 hr ini..?
[18/6 22.40] Anonim: Kepala saya sakit dari kemarin..
[18/6 22.40] Anonim: Drop
[18/6 23.35] Mas Thole: Waduh....
[18/6 23.35] Mas Thole: Apa yg dirasakan?
[18/6 23.41] Anonim: Kepala sakit mas...lemes banget.
Pandangan kabur.. Spt berkabut.
Kliatan bbrp candi2.. Dan orang2  masa lalu yg berlari panik..
[18/6 23.47] Mas Thole: Berlari panik? Kenapa ya...? Hmm..🤔


Bersambung...


Langit telah berkabut..lauh mafzud terus menuliskan kisah adegan anak manusia..


"Sang hyang Dewangga mengubah pada setiap nada dengan sebuah catatan yang menyebutkan ada pada setiap perjalanan pada setiap titik yang berbeda. Maka, lihatlah pada persemaian yang sudah dilafalkan, lanjutkan dengan setiap pendakian dengan memancang tiang pada setiap titik wilayah yang menjadi alur.     
                 
Semua menyatu dengan paduan yang meresapi dengan sebuah sistem yang memang berbeda atau bertentangan, tetapi memiliki kemiripan, yang hanya dapat dilihat pada sikyat suakwa watya"

Salam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Spiritual, Misteri Selendang Langit (Bidadari) dan Kristal Bumi

Kisah Spiritual, Labuh Pati Putri Anarawati (Dibalik Runtuhnya Majapahit, 4-5)

Rahasia Simbol (Tamat). Siklus Yang Berulang Kembali