Konspirasi Cinta Sang Hafizs, Jejak Kelahiran (1)


Hasil gambar untuk spiritualis
Published Date : March 15, 2014
Author : arif-budi-utomo
Terayun langkah, dan
angin mengiring sang Hafizs
(ketika) seruling malam, menidurkan,
ilalang dalam buaian
Perhatikan bintang berwarna-warni,
(saat) kelalawar terbang melambung,
menukik membawa tikus sawah
menandakan hari mulai memasuki mimpi
Berdiri Hafizs di atap jerami,
sepasang kekasih mengikat janji
rumput bergoyang, tak seirama,
keluh juwita malam, memaksa Hafizs menghampiri
“Tuan tak sedikitpun  pahami  WAKTU, mengapakah berani hinakan Dia ?!? “
Burung Hantu mencicit, menjauhi,
terasakan hawa tak bersahabat berpusar disana
“Digulirkan malam dengan siang, panas dengan dingin, suka dengan duka, riuh dengan sepi, lapar dengan kenyang. Mungkinkah diantara itu tertukar, malam terasa siang, panas terasa dingin, suka terasa duka, riuh terasa sepi, dan lapar terasa kenyang ? Mengapakah Tuan berdua saling menjanjikan MIMPI ?”
+++
Dari ujung jalan kota, nampak seorang lelaki datang terburu-buru,  tak selang beberapa lama dari ujung  jalan lainnya, lelaki tua mendatangi, meraka berkata,  
“Wahai Tuan dialah Hafizs, sang Pengolah Rahsa, di jiwanya tergenggam asma Tuhannya, maka ikutilah dia..”
(Seketika) Mata kedua kekasih menghiba, sembab sebab air mata
Bagaimana percaya WAKTU, jika jiwa mereka DIAM dalam lembamnya
Bagaimana percaya WAKTU, bilamana JARAK rahsa saja TIDAK ADA,
Bagaimana percaya WAKTU, bilamana mereka tidak mengGERAKkan jiwa
Sang Gadis menutup muka dengan kainnya,
Rembulan menangis di serambi malam
“Dimanakah WAKTU ? Adakah rahsa selain duka lara, apakah ada beda antara siang dengan malam ?” Mengeluh diri tak mengerti, (dalam) liputan satu rahsa,
Jiwanya tidak ingin bergerak
Rahsa nya tiada lagi beranjak
Ruh nya tidak mau lagi berpijak
Mungkin saja WAKTU juga tak berjejak
Tiada rahsa bergulir, tiada jarak antar rahsa, semua rahsa sama,
begitu keadaan yang dimauinya
“Jiwa sudah Tiada maui GERAK nya lagi (untuk) mengamati keadaan HATI !”
LEMBAM sebab jiwa dalam SEDIHnya !
Maka tidakah dirinya sudah menghina WAKTU,
Yang rajin silih berganti BERGULIRAN menyambangi,
Katakankah, “ Mengapa Sang WAKTU tak dianggap lagi !”
Malam diam, sebab hening juga telah lelah,
Pergi tak peduli bagaimana KINI !
+++
“Ada apakah Tuan Hafizs datang mempersoalkan itu kepada kami, sepasang kekasih yang tiada harap lagi !”
Suara seperti merintih, seperti mendeking dari alam kubur, tak percaya keluar dari mulut mungil, yang kering pecah di sana-sini
‘DIA  ALLAH,  DIA lah Sang WAKTU, DIA Tuhanmu yang menciptakan, mengapakah kalian menghinakan WAKTU !”
Berkata Hafizs, seperti menghardik
“Begitulah jika KEJUJURAN sering terkubur di bawah mata, dan jiwa tak melihat suargaloka. Tuan jauh dari Cahaya, bagaimana Tuan dan sang kekasih mampu memahami hukum-hukum Nya ?” Berkata salah seorang lelaki yang datang kemudian menimpali.
+++
BERSAMBUNG

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Spiritual, Misteri Selendang Langit (Bidadari) dan Kristal Bumi

Kisah Spiritual, Labuh Pati Putri Anarawati (Dibalik Runtuhnya Majapahit, 4-5)

Rahasia Simbol (Tamat). Siklus Yang Berulang Kembali