Konspirasi Cinta Sang Hafizs, Lautan Kata Makna Dalam Cinta (1)


Hasil gambar untuk burung dan bunga
Published Date : July 16, 2014
Author : arif-budi-utomo
Dalam ribuan cinta, gelombang laut bersenandung
Jiwaku dalam kata, diantara titik atau koma
Kadang terserak pada masa,
Kadang terlupa dimana kuletakan tanda tanya
Lihat semesta tercipta, berupa huruf tanpa kata
Bukankah itu, satu bagian pertanda CINTA?
Dari sembilan puluh sembilan bagian lainnya
+++
Tidak di timur tidak di barat
Menuju selatan ada fatamorgana
Arah utara tak menjelaskan apa-apa
Lantas dimanakah arah menuju ruang?
Ketika, sang waktu menyisakan kenisbian
Pandangan tak menemukan kiblat
Pijakan menjadi bekas tak terpola
Lantas, kemanakah risau hati di alamatkan?
Aduhai, tidak juga kekasih hati mengerti
+++
Puan rempak jiwa tersaput
Kelana tiada arah tujuan
Ketahuilah, hilang mimpi para bidadari
Lantas mesti dikhabarkan apa?
Beringin akarnya telah tumbang
Daun daun terserak, meranggasi pagi
Kelopak mayang terbengkelai, tercabut dari tangkai
Tiada di timur tiada di barat
Suara hanya satu bahasa, “Ini rinduku !”
+++
Aduhai,
Tuan yang membekap rahsa
Bebaskanlah jiwa ini darimu (sebab)
Sakitnya menghujam ulu hati
“Tahukah tuan arti rindu ?”
Tidak !, Tuan tidak mengerti
Ketika burung bergegas pulang
Manakala ibu menyorongkan puting
Lihatlah tatap bayi bungah sekali
“Ini cinta, ini rindu, ini sepi, ini matiku !”
Manakah bahasa yang tuan pahami?
+++
Hafis masih disinggasananya,
Jubahnya yang putih berkibar, angin membelainya
Berdiri di ujung karang, di depan lautan membentang
Alam semesta, diam dan takjim, seirama dalam nafas
Inilah rangkaian pusaran kata,
Palung dalam lautan asmara
Rangkaian rahsa dan juga nelangsa
Jiwa adalah wujud manifestasinya
“Wahai jiwa datanglah dalam urusanmu”
Mata bagai elang, sorot mata jauh menembus kalam
Bentakannya menghujam, menyelusup ke dalam bumi
Memberi jalan kepada jiwa yang tersesat
Majelis alam di buka, lautan bergemuruh,
gunung-gunung bergolak, langit serasa mau runtuh
“Tulislah puisi atas nama cinta, jejak jiwamu akan berada, namun semua itu hanya niscaya, sampai engkau mampu ungkapkan dalam rahsa. Maka ketahuilah, bukan karena sebab engkau tak pahami, namun karena ada ketetapan disana,  tiada satupun manusia mampu memilih rahsa. Maka manakala datang cinta, bersiaplah dirimu untuk luka. Mawar datang bersama duri-durinya. Mengertilah para tuan.”

Bersambung…


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Spiritual, Misteri Selendang Langit (Bidadari) dan Kristal Bumi

Kisah Spiritual, Labuh Pati Putri Anarawati (Dibalik Runtuhnya Majapahit, 4-5)

Rahasia Simbol (Tamat). Siklus Yang Berulang Kembali