Kisah Spiritual, Misteri Harta Karun Nusantara dan Para Pencuri Rahasia Langit
Konon harta-harta tersebut keberadaannya tertutup hawa ghaib dan dilindungi sebuah jala yang bernama Jalasutra, sungguh harta ini telah banyak memakan korban. Banyak sekali masyarakat yang kemudian meyakini, bahkan membabi buta, dengan segala cara, juga menghabiskan banyak waktu dan tenaga dan juga harta benda untuk mengungkap misteri keberadaan harta-harta peninggalan ini. Harta ini kemudian menjadi mitos yang tak habis-habisnya diburu masyarakat, informasi ini pun seakan tak habis-habisnya turun temurun sejak nenek moyang kita. Anehnya banyak sekali yang percaya, kasusnya pyn akhirnya terulang lagi terulang lagi. Tak sedikit keluarga yang tercerai berai, yang bangkrut dan sebagainya karena mitos ini. Banyak sekali kisah sedih manusia yang dikisahkan seputar mitos harta karun ni. Entah dimana muaranya hingga kini tidak ada yang tahu. Jikalaupun itu suatu sindikat penip[uan, sungguh luar biasa keberadaan mereka, sebab sudah ratusan tahun kejahatan ini tidak bisa diungkapkan.
Apakah mereka yang meyakini keberadaan harta peninggalan ini salah ?. Rasanya kita jangan terlalu menghakimi
sebab menurut pengamatan Mas Dikonthole mereka sejatinya adalah para korban dari Para Pencuri Berita Langit. Melalui Para Pencuri inilah khabar ini dihembus-hembuskan kedada manusia-manusia itu. Informasi ini terutama masuk melalui orang-orang yang sedang
belajar perdukunan, ahli ramal dan sebagainya. Orang-orang ini, para dukun dan ahi ramal, yang terlebih dahulu meyakini bahwa berita yang dibawa para jin ini sebagai suatu kebenaran. Ironisnya lagi, masyarakat terbawa ilusi, menganggap bahwa kemampuan berkomunikasi dengan para Jin adalah kemampuan luar biasa yang dapat dibanggakan. Sehingga mereka seperti terhipnotis. Maka
kejadiannya akhirnya mereka sendiri yang tertipu berita ini, menjadi objek oleh ulah para jin-jin itu sendiri. Suatu ironi bagi manusia yang ber-iman. (Tidakkah mereka tahu dahulu leluhur mereka mampu menaklukan jin, angin, syetan, dedemit, danyang, dan makhluk ghaib lainnya ?).
Oleh karena itulah maka Sang Ratu mewanti-wanti sekali agar jangan
membuka rahasia yang memang belum diijinkan Allah. Lihatlah tanda alam saja
begitulah pesan beliau. Harta itu pada saatnya akan dinampakkan kepada yang berhak. Berbentuk apakah itu, wolohualam, keadaannya masih menjadi rahasia alam. Bumi nusantara sangat kaya raya, banyak sumber kekayaan yang belum tergali. Banyak sekali yang belum terungkap dan dinampakkan. Banyak sekali harta peninggalan para leluhur bangsa ini, yang nantinya memang diperuntukkan untuk kita semua. Maka kewajiban kita manusia hanya diminta untuk merubah posisi hati, merubah kesadaran kolektif bangsa agar harmoni dengan alam, hanya itu saja. Jika sudah begitu, kita tinggal menunggu saatnya restu sang alam untuk menampakkan dimana saja harta tersebut dapat digali, untuk dapat dipergunakan dakam rangka mensejahterakan bangsa ini. Berita ini benar keberadaannya, namun sekarang ini sudah banyak dimanipulasi oleh Para Pencuri Berita langit. Mereka sebenarnya tidaklah tahu, mereka hanya berniat menyesatkan manusia dari jalan Allah. Begitulah ilapat yang disampaiakn kepada Mas Dikonthole.
Siapakah pembawa (pencuri) berita langit ini. “Dan Kami menjaganya dari tiap-tiap setan yang terkutuk. Kecuali setan yang mencuri (berita) yang dapat didengar (di langit) lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang.” (QS. Al Hijr, 15:17-18). Setan jin dan setan manusia yang lolos dari kejaran semburan api inilah yang membawa khabar ini, dan tentu saja khabar ini sebelumnya telah dikontruksi terlebih dahulu oleh mereka sebelum dikonsumsi oleh manusia. Mereka sengaja berbuat seperti itu untuk menarik pengikut yang banyak. Sebab pemimpin mereka akan dianggungkan, dianggap sakti sebab dianggap mampu membaca dan mengetahui rahasia langit.
Siapakah pembawa (pencuri) berita langit ini. “Dan Kami menjaganya dari tiap-tiap setan yang terkutuk. Kecuali setan yang mencuri (berita) yang dapat didengar (di langit) lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang.” (QS. Al Hijr, 15:17-18). Setan jin dan setan manusia yang lolos dari kejaran semburan api inilah yang membawa khabar ini, dan tentu saja khabar ini sebelumnya telah dikontruksi terlebih dahulu oleh mereka sebelum dikonsumsi oleh manusia. Mereka sengaja berbuat seperti itu untuk menarik pengikut yang banyak. Sebab pemimpin mereka akan dianggungkan, dianggap sakti sebab dianggap mampu membaca dan mengetahui rahasia langit.
Maka kisah berikut ini adalah bagian lainnya dari kisah perjalanan Mas
Dikonthole ke Dieng. Mencoba merunut orang-orang yang menjadi korban Para Pencuri Rahasia Langit ini.
…
Sudah tak terbilang hari. Jika hidup terus mengarungi mimpi. Mimpi
tentang sebuah negri. Negri yang gemah ripah loh jinawi. Kententraman
melingkupi masyarakatnya disana dalam
balutan kebanggaan berbangsa dan bernegara. Kapankah itu ?. Telah dilintasi
seluruh peradaban, telah diarungi lautan samudra pemikiran, telah diurai kalam
dilangit yang berhiaskan bintang-bintang, dan telah pula dipinang kesengsaran untuk dirinya sendiri.
Tak lupa telah dibenamkan semua kesukaan dan gemerlapnya duniawi. Hanya untuk
sebuah keyakinan. Keyakinan yang membuatnya ter-aliensi. Maka tak pelak lagi
jika jiwa merayapi kesenyapannya sendiri, bersama hasrat yang kadang tak mau menepi lagi. Dalam gundahnya sendiri, dalam kesepian, dalam kesendirian dan kelangutan. Dia dalam menghitung waktunya sendiri. Menunggu dan menunggu, menanti sebuah jawaban dari sang Illahi Robbi. Kapankah saatnya itu terjadi ?. Geriapnya negri, sebuah negri Nusantara Baru.
Seringkali pada malam, diamatinya langit, mencari pertanda. Pada
bintang dia bertanya. Pada bulan dia bersapa. Lelahnya tak terkira lagi.
Menjelang pagi, disapanya sang mentari. Sinarnya mungkin mampu memberi kehangatan
sebuah pelukan. Pikirnya saat itu. Ketika sampailah
di lautan, dipandangnya air yang tergelar, nuansa, pesonanya terus mengusapi hati. Betapa luasnya negri
ini. Nyiur melambai dan dimana pantainya tidak pernah berujung. bagai senandung simponi yang tak pernah mati. selalu harmoni dinyanyikan burung , gunung, angin dan pepohonan. Menjadi mistis keadaannya. sebab suaranya hanya kediaman itu sendiri. Namun semakin jauh melangkah, sepertinya kembalinya
kesini lagi, dirumahnya sendiri. Bagaimanakah ini ?. Walau sudah tak terhitung banyak kota yang didatangi,
tetap misteri masih terus melingkupi. Benarkah sudah saatnya ?.
Hati yang serasa beku menahan lamanya penantian. Angin yang
bertiup, awan yang bergulung, hujan yang tercurah, seakan mengerti sebuah hati
yang tengah menetapi. Lakonnya hanya sendiri membesut riaknya alam. Seakan kekasih hati hilang tak mungkin
tercari. Apakah sudah saatnya ?. Bertanya sepanjang hari. Nusantara ..ya nusantara. Pertanyaannya,
hilang seiring bergantinya malam, seiring dentuman hingar bingarnya musik
perkotaan yang selalu mengganggunya. Seakan riuhnya manusia, hanyalah riak yang
tampil dimuka atas ketidak pedulian mereka semua. Manusia yang tak peduli bagaimanakah
nanti nasib bangsa ini. Hidup sudah susah mengapa harus menyusahkan hati.
Mungkin begitu sang alibi. Apakah hanya dirinya yang peduli ?. Entahlah itu,
keadaannya itulah yang diarasakannya. Sampai saatnya Tuhan memebrikan teman, ya
teman seperjuangan yang mengerti akan keadaan bangsa ini. Manusia yang sadar
bahwa diri mereka hakekatnya adalah orang jawa. Mereka siap mengemban misi ini. Merekalah leluhur bangsa ini, peletak pondasi kesadaran bangsa ini dialah sang Ratu Sima, dan juga sang Prabu Siliwangi, yang siap mengawal dan membidani lahirnya kesadaran baru, mereka telah menetapi diri menjadi paku bumi nusantara baru, mereka diantara para kesatria alam.
Merekalah hati yang mengerti. Mengerti bahwa bangsa ini bangsa
yang besar. Bangsa ini adalah bangsa
yang bermartabat. Bangsa ini adalah bangsa yang pernah meraih kejayaan, bangsa
yang ber-jiwa bukan bangsa yang nista yang menuruti nafsunya. Adalah bangsa
yang menjunjung harkat dan martabat kemanusiaan.. Bukan bangsa robot yang tak
berjiwa. Namun kenapakah kejadiannya begini. Ayah menghamili putrinya, Ibu
menzinahi putranya, Bayi dibekap dikubur hidup-hidup. Pejabat memakan hak-hak
rakyatnya. Duh, inilah potret bangsaku, memang begitukah perilaku saudara-saudaraku ?.
Penguasa merajalela, mengumbar nafsu dengan suka, merambah yang bukan miliknya. Inikah laku kita orang jawa ?. Bukankah kalau
begini, sama saja berjalan dimuka bumi
bagai mayat-mayat hidup ?. Inikah sifat manusia jawa, apakah raga
mereka sudah tergadai, bukanlah diri mereka yang mengendalikannya lagi ?. Bukan !. Mas Dikonthole yakin sekali bukan seperti itu tabiat orang jawa. Perilaku yang ditunjukan oleh mereka tersebut lebih mendekati perilaku siluman. Cobalah diamati, rasanya seekor binatangpun tidaklah memiliki jiwa
serendah itu. Hik. Dimanakah bangsa ini
yang sering disebut sebagai bangsa JAWA , sepertinya rasanya keadaannya diri kita sudah menjadi bangsa yang tak ber-jiwa lagi. Wong Jowo telah kehilangan
Jowo-nya (jiwa). Duh, Gusti Allah, ampunkahlah diri ini.
Kejadiannya sungguh sangat memilukan, jika keadaannya begini. Saking asyiknya mereka, memuja kesaktian, kesenangan,
kekuasaan, kemudian mereka diperbudak oleh itu semua. Kini mereka menjadi budak
apa-apa yang dipujanya sendiri. Dahulu
bangsa ini pernah menaklukan para jin , syetan, makhluk jejadian, wewe gomble
bahkan lainnya. Dan mereka makhluk-makhluk itu semua tunduk dalam perintah dan kekuasaan manusia,
hingga mereka semua hidup harmonis dengan manusia. Kini keadaan justru
malahan sebaliknya manusia lah yang memuja mereka, mereka dipuja sebagaimana mereka memuja Tuhan sebab disangkanya mereka dapat memberikan
kesaktian, kesenangan dan kekuasaan.
Sekarang manusia jawa lekat dengan hal-hal yang begini. Mereka
lebih percaya kepada hantu jejadian daripada kepada Tuhan mereka. Mereka sungguh tidak mengerti jika apa yang dipuja mereka
tidak membawa manfaat apa-apa bagi diri mereka. Mereka tidak sadar jika para
jin, setan, dan hantu gentayangan, sekarang ini berbalik mengkhianati mereka.
Mereka mengajak manusia kepada neraka. Mereka hendak menipu manusia. Sungguh manusia
(kami-kami) ini lemah adanya tidak mengerti keadaan ini. Dan ketika mereka diberitahu perihal ini justru meerka akan sangat marah sekali. Peringatan ini hanyalah untuk kebaikan mereka saja, bagaimanakah menyampaikannya ?.
....
....
Begitu rahsa yang berkecamuk didada Mas Dikonthole , yang sedang berdiskusi via SMS dengan Pak Aryo,
yang kemarin akhirnya tetap melanjutkan pertemuan dengan orang-orang yang
merasa dirinya mendapat titisan atau reinkarnasi. Sayang sekali keyakinan mereka tidaklah terbukti. Ternyata banyak dari mereka hanya dalam prasangka saja. Ketika dieksplorasi, bukanlah lelehur yang tampil. Justru yang keluar dari badan mereka
adalah para siluman (binatang, kera, singa, macan, ular, buaya, ayam, dll),
hantu gentayangan (pocong, kuntilanak, wewe gombel, genderuwo, dlll), hingga para jin
(penunggu makam, dll), para kodam (wiridan, amalan, dll). Makhluk-makhluk
inilah yang pada hakekatnya yang menguasai raga-raga mereka. Sehingga saat dieksplorasi mereka semua yang tampil. Oleh karena itulah kisah ini disandingkan, sebagai pembelajaran kita, sebagai berita pembanding saja.
…
“Saya pikir jadi nggak pakem pada misi awal yaitu untuk
penyatuan bumi nusantara, tapi hanya larut pada ghaib-ghaib yang menempel pada
orang-orang yang suka pergi ke dukun atau kuburan”
Begitu awal mula keresahan Pak Aryo melalui SMS. Beberapa kali dia
memberitahukan Mas Dikonthole bagaimana hasil pertemuannya dengan beberapa
orang di lereng Dieng sana. Kejadiannya adalah
saat setelah diri mereka diminta menghadapkan jiwanya kepada Allah. Akibatnya
luar biasa, satu demi satu peserta mengalami keanehan. Mereka kehilangan
kesadarannya dan masing-masing berulah selayaknya binatang saja. Mereka
mengalami keadaan kesurupan, Tidak ada yang tahu pasti penyebabnya, namun yang
jelas ketika mereka mulai meditasi menghadapkan diri mereka kepada Allah dan saat bersamaan dengan
itu para kesatria juga sedang mengeksplorasi energynya, terjadilah peristiwa tersebut. Radiasi energy inilah
yang kemudian menyulut kemarahan para makhluk yang merasa terganggu
keberadaannya. Sungguh menggiriskan sekali jika kita melihat tampilan mereka.
Ada yang melata seperti ular, ada yang terkikikik seperti
kuntilanak dengan aksen sedang menggendong bayinya, ada yang seperti wewe
gombel yang berulang kali membetulkan teteknya yang sepanjang 60 cm. Ada yang
seperti tinngkah monyet meletik kesana kemari , bersalto muka dan kebelakang, ada lagi yang merayap seperti buaya. Ada yang
mengaum seperti singa. Ada lagi yang berjalan seperti pocongan meloncat kesana
kemari,. Ada juga yang bertingkah seperti penguasa. Dan sebagainya, dan
sebagainya. Macam-macam sekali. Pendek kata semua makhluk jejadian yang
ada di sinetron kita tersaji di depan mata. Tampil melalui raga-raga mereka.
Satu persatu makhluk-makhluk tersebut tampil, dari satu raga saja kadang muncul
5 sampai 10 penampakan mahkluk. Apa keadaan ini tidak membuat miris Mas
Dikonthole.
Ketika mereka dengan sadar dan ikhlas memohon kepada Allah untuk
ditunjukkan siapa jatidiri mereka, untuk dibuka hijab yang membelenggu diri
mereka. Maka saat itulah Allah akan menunjukkan apa-apa saja yang ada dalam
diri mereka itu. Pada diri kita manusia itulah tanda-tanda kekuasaan Allah. Saat
kemarin itu jatidiri mereka dinampakkan. Yaitu seperti apakah
sesungguhnya yang berada didalam raga mereka tersebut. Tampilah makhluk dari
antah barantah yang menghuni dan berada di dalam badan mereka masing-masing. Astagfirulloh.
Sekarang ini, mereka membuktikan sendiri, seperti apa makhluk-makhluk yang bersarang di dalam raga mereka, dikeseharainnya, yang menjadi penggerak (daya dorong) diri mereka dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Makhluk makhluk itulah yang mengatur diri kesadaran mereka, menjadi pembisik nya, saat bekerja, beribadah, dan lain sebagainya. Maka semisal itulah cara bekerjanya, maka saksikanlah saja bagaimana drama parodi para petinggi negri ini yang terpampang dimata.
Bagaimana dengan yang lainnya, saat melihat penampilan
rekan-rekannya. Jelas saja dengan keadaan itu, semua yang hadir jadi kalang
kabut. Ketawa dan tangis mereka, serta geraman mereka sungguh mendirikan bulu
roma, sangat nyata sekali. Hingga jauh kedengaran sampai ke rumah tetangga.
Bagaimana orang yang di dalam rumah jadi ketakutan sekali. Bagaimana ketawa
kuntilanak ?. Bagaimana terkekehnya wewe gombel ?. Waduh..jangan deh,
sekali-kali kita yang tidak memiliki pondasi spiritual mencoba berkenalan.
Tangisan dan suara mereka membetot sukma, menghanyutkan jiwa. Sungguh akan
membuat siapa saja merinding bulu romanya. Sehingga bisa saja lepas jiwa orang
yang tidak memiliki iman atau kekuatan spiritual.
Sungguh, kadang Mas Dikonthole menangis dalam perihnya, melihat
saudara-saudaranya yang seperti itu. Begitulah keadaannya jika kita salah menghadapkan diri kepada selain Allah. Hantu mereka sangka Tuhan. Mereka
mencintai selain Allah sebagaimana mereka mencintai Allah. Mereka telah tertipu
oleh pandangan mata mereka. Mereka silau akan kehebatan dan apa yang
mereka dengar jika berguru kepada kayi A, kepada paranormal B, kepada dukun C,
atau meerka percaya ataas kekuatan kuburan dan tempat angker lainnya. Padahal
sesungguhnya yang berada disitu adalah makhluk jejadian. Yaitu golongan kelas
rendah dari para JIN itu sendiri.
Ketika mereka tidak menghadapkan diri mereka dengan lurus kepada Allah.
yaitu ketika mereka melakukan perbuatan sirik, dengan niat bukan karena Allah saat mereka mendatangi makam, ngalap berkah ke kuburan, dengan segala macam ritual, dan lain-lain. Saat mereka meminta kesaktian kepada kyai, mengamalkan wiridan dengan maksud untuk
mendapatkan sesuatu, kesaktianlah, rejekilah, jodohlah. Dan lain sebagainya. Maka
sama halnya diri mereka sedang mengundang jin syetan dan hantu jejadian
untuk menghuni raga kita. Hal inilah yang tidak dipahami. Mereka dalam prasangka tengah ber spiritual, berprasangka sedang mendapatkan karomah. Sungguh keadaannya mereka tertipu.
Cobalah perhatikan. Saat makhluk ini berada di dalam raga kita ini, maka kita merasa seakan-akan hebat. Karena sebab raga kita dipenuhi dengan makhluk-makhluk jejadian, jin, syetan, dan lain-lainnya pola piker kitapun akan dipengaruhinya. Kita menjadi seakan-akan hebat, atau merasa menjadi orang sakti. Padahal kenyataannya tidaklah demikian, ketika berhadapan dengan para kesatria, mereka hanya dengan sekali kibas saja, sudah memohon ampun. Tidak sebanding dengan laku yang mereka jalani yang sampai bertahun-tahun, atau mengamalkan wiridan puluhan jam dalam seharinya, dsb dsb.
Cobalah perhatikan. Saat makhluk ini berada di dalam raga kita ini, maka kita merasa seakan-akan hebat. Karena sebab raga kita dipenuhi dengan makhluk-makhluk jejadian, jin, syetan, dan lain-lainnya pola piker kitapun akan dipengaruhinya. Kita menjadi seakan-akan hebat, atau merasa menjadi orang sakti. Padahal kenyataannya tidaklah demikian, ketika berhadapan dengan para kesatria, mereka hanya dengan sekali kibas saja, sudah memohon ampun. Tidak sebanding dengan laku yang mereka jalani yang sampai bertahun-tahun, atau mengamalkan wiridan puluhan jam dalam seharinya, dsb dsb.
Mereka tidak sadar jika laku tersebut (sirik) tidak ada manfaatnya
bagi mereka sama sekali. Bukannya kebaikan yang didapat namun justru mereka akan terus mendapat kerugian,
sebab manusia tersebut lama kelamaan akan berubah. Jika makhluk
yang ada dalam raga berwujud binatang maka jiwa manusia yang didalamnya,
sedikit demi sedikit akan mengikuti sifat kebinatangan seusia dengan jenis
binatang apa yang di badan. Jika itu siluman ya, perilaku orang tersebut akan
seperti siluman, tidak ada sifat kemanusiaan dalam hatinya. Hatinya keras
membatu persis seperti makhluk yang ada
didalam raga tersebut. Namun sayangnya, banyak dari kita tidak sadar, sebagian
dari kita justru merasa bangga jika ada binantang
yang berada di dalam raga mereka. Mereka ini merasa menjadi jawara, merasa sakti, dll.
Maka akhirnya banyak orang yang kemudian mencari ilmu, atau amalan agar
makhluk-makhluk tersebut mau hidup di raga mereka.
Inilah pemahaman yang sungguh sulit sekali diuraikan muaranya.
Mereka merasa suka dengan keadaan diri mereka itu. Maka jika ditunjukan bahwa
hal tersebut salah, mereka pasti akan murka. Inilah dilematika kita bangsa
Jawa. Banyak dari mereka tidak mengerti,
jikalau terlalu lama kita menyimpan makhluk jejadian didalam raga kita maka
kita sedikirt demi sedikit akan mengikuti perilaku binatang tersebut. Ini sudah
hukumnya. Maka sungguhpun, walaupun
mereka sudah lama meninggalkan perbuatan tersebut, keadaannya entitas tersebut
akan tetap tinggal di badan mereka, hingga Allah menghendaki.
Maka dengan adanya kasus Eyang Subur yang sedang ramai di media, setidaknya membuka mata kita. Bagaimana keadaan sesungguhnya, orang-orang yang sering menggunakan jasa duikun ini. Tak terbilang pejabat kita menggunakan jasa dukun untuk melanggengkan jabatannya, karenanya dapat dipahami sekarang ini, sesungguhnya makhluk-makhluk apakah yang telah disusupkan oleh para dukun ke badan mereka itu. Mas Dikonthole mengerti, sangat mengerti sekali, mengapa akhirnya kelakuan para pejabat kita menjadi seperti sekarang ini. Astagfirulloh.
...
Sekali lagi, sayangnya entitas yang sudah masuk ke badan tidak dengan serta
merta hilang begitu saja meskipun kita sudah bertobat, meskipun kita sudah lama
meninggalkan amalan sirik tersebut. Entitas yang sudah terlanjur masuk ke badan akan
terus mengendalikan raga. Mengendalikan atifitas kita. Menjadi daya dorong yang
kuat. Sehingga karenanya kadang kita tidak mampu meninggalkan hal-hal yang
buruk. Misal marah, iri, dengki, dan perbuatan mungkar lainnya. Hal itu memang tak bisa dihindari. Banyak sekali hijab yang membungkus
diri manusia. Salah satunya adalah makhluk jejadian ini. Keadaan kita akhirnya hanya akan menjadi, seperti sebuah benang yang dipintal menjadi pintalan yang
kemudian menjadi kepompong. Kepompong yang berlapis-lapis. Sungguh bukan
pekerjaan yang mudah untuk membuka hijab diri. Sebab manusia itu sendiri yang
meminta agar makhluk-makhluk tersebut berdiam di raga mereka itu. Begitulah
keadaannya, mengapa kemudian Islam memberikan panduan yang tegas sekali perihal
ini. Jauhi perbuatan sirik !.
Keadaan ini menjadi frustasi tersendiri bagi Mas Dikonthole,
menyoal keadaan mereka ini. Bagaimana caranya membersihkan raga-raga saudara-saudara seperjuangan ini. Sebab kebanyakan makhluk tersebut bersembunyi,
semakin menyelusup ke raga. Ketika berhadapan dnegan para kesatria. Mereka akan semakin kedalam, bersembunyi di hati. Jika sudah begini, semakin
sulitlah mengeluarkan mereka. Dari hati inilah mereka memberikan
bisikan-bisikan yang sulit kita kendalikan. Maka salah satu cara mengatasi mereka, adalah dengan memaksa mereka keluar dari hati, yaitu dengan cara melakukan dzikir hati. Sampai mereka naik ke permukaan semua. Ketika sudah naik ke permukaan akan bisa dengan menjadi mudah diatasi. Mungkin dengan sekali dua kali tepuk, atau dengan baik-baik mereka dapat
diminta keluar dari raga, atau kalau sudah begini bisa dilakukan dengan cara membacakan Al qur an.
Dzikir hati dan dengan menghadapkan jiwa kita kepada Allah adalah salah satu cara agar makhluk-makhluk tersebut keluar dari hati kita. Inilah salah satu cara yang diyakini Mas Dikonthole. Sebuah methode sederhana. Sayang banyak dari mereka tidak percaya dengan methode sederhana ini. Andai saja mereka mau merendahkan diri
dihadapan Allah, mencari pembuktian atas kebenaran pernyataan diatas ini.
Insyaallah Allah akan menunjukkan kebenaran ayat-ayat-Nya ini. Menunjukan siapakah sejatinya diri kita ini. Siapakah saja penghuni raga kita ini. Jangan-jangan karena perbuatan sirik kita, yang kemudian membuat kita selalu resah. Resah karena sebab raga kita penuh dengan binatang dan siluman.
Maka karenanya menjadi jelas buat kita semua, mengapa Islam mengharamkan kita untuk mendekati dukun, mengharamkan kita untuk berlaku sirik. Sebab kejadiannya sudah pasti, para dedemit, hantu gentayangan, para jin, syetan dan wewe gombellah yang akan menemani dan menjadi penghuni raga kita semua. Maukah kita hidup berdampingan dalam satu rumah bersama hantu gentayangan ?. Jika mengerti ini, sungguh mereka pasti akan menolaknya. Semua dinampakan keadaan ini dimata Mas Dikonthole. Sungguh sangat nyata kebenaran ayat-ayat Allah, bagi orang yang mau berfikir.
Maka karenanya menjadi jelas buat kita semua, mengapa Islam mengharamkan kita untuk mendekati dukun, mengharamkan kita untuk berlaku sirik. Sebab kejadiannya sudah pasti, para dedemit, hantu gentayangan, para jin, syetan dan wewe gombellah yang akan menemani dan menjadi penghuni raga kita semua. Maukah kita hidup berdampingan dalam satu rumah bersama hantu gentayangan ?. Jika mengerti ini, sungguh mereka pasti akan menolaknya. Semua dinampakan keadaan ini dimata Mas Dikonthole. Sungguh sangat nyata kebenaran ayat-ayat Allah, bagi orang yang mau berfikir.
Dengan fakta yang dinampakkan ini, kiranya sudah menjadi jelas untuk kita yang yakin, bahwasanya, jika kita, atau para pejabat
menggunakan jasa semisal Eyang Subur atau dukun-dukun lainnya, sudah barang tentu dapat kita
pastikan, seperti apakah makhluk yang akan berada di badan kita ini, di badan para pemimpin kita (pejabat). Ya, raga kita akan dipenuhi dengan makhluk jejadian, siluman, dan hantu gentayangan. Makhluk itulah yang kita anggap mampu menolong usaha kita. Sungguh kita telah ditipu mereka. Karena selanjutnya
makhluk itulah yang menguasai seluruh instrument ketubuhan kita. Begitu kita sudah
dikendalikan makhluk tersebut, maka orang ini jika berkuasa , tingkah polahnya akan sama dengan siluman atau sama dengan binatang (makhluk) yang ada
di dalam badannya. Sungguh keadaannya memiriskan sekali. Inilah kepastiannya. Mengapa Islam mengharamkan perdukunan.
Maka keresahan pak Aryo sangat dipahami Mas Dikonthole. Sungguh
keadaannya, sekarang ini begitu yang kita hadapi bukan hanya problematika realitas saja, namun dibelakangnya adalah keghaiban itu sendiri. Keghaiban itulah yang lebih berbahaya daripada realitas. Maka dia hanya berpesan agar senantiasa bersabar dan bersabar, sampai
saatnya nanti kita bertemu dengan para kesatria-kesatria sejati lainnya,
yang memang telah dipilihan oleh alam itu sendiri. Mereka semua akan terpanggil
dengan perjuangan kita ini. Mereka semua akan terusik dengan kisah yang diberitakan ini. Mereka
diturunkan, melalui reinkarnasi untuk mengemban misi suci. Ketahuilah para
kesatria. Dan mereka suatu saat akan
membaca ini. Mereka para kesatria akan mampu mengurai simpul diantara
tulisan-tulisan ini. Pesan yang tersirat akan mampu mereka baca. Tunggulah, sebentar
lagi, mereka akan menampakkan dirinya.
Mas Dikonthole hanya mampu bertasbih, sungguh membahagiakan jika
dirinya ditunjuk untuk menjadi salah satu saksi atas peristiwa ini. Yaitu lahirnya
para satria piningit. Dan dia telah menyaksikannya sendiri,bahwa satu demi satu para kesatria tersebut memang
telah lahir. Untuk mengemban misi suci di tanah air ini. Nusantara. Begitulah keyakinan yang coba ditularkan Mas
Dikonthole kepada Pak Aryo.
wolohualam
Insyallah indonesia baru akan segera datang....
BalasHapussalam kenal untuk mas Dikontole dan Pak Aryo
BalasHapussaya ingin menanyakan 2x saya diberi ilapat tuk mengambilharta karun yang memang sudah ditakdirkan untuk saya katanya dengan alamat yang detail dan cara membukanya namun saya tak sedikitpun saya percaya dan tak berniat membuktikannya namun yang jadi pertanyaan setiap kali saya menolak mereka pasti marah dan mengatakan jangan salahkan saya kalo saya memberikan harta kamu kepada orang lain sebagai bukti bahwa harta itu memang ada lalu dia menyebutkan tempat dankepada siapa harta itu diberikan dan berupa apa hanya waktu yng tidak diberitahukan kepada saya, kapan harta itu kan diberikan. lalu sekali lagi saya menolak maka dia mengatakan kalo dia akan memberikan batu mulia berharga berwarna
BalasHapusbiru kesayangan saya kepada seseorang dan nanti saya akan mendengar kabarnya dari orang yang masih berkerabat dengan saya dan itu memang kejadian saudara jauh saya mengatakan bahwa seorang tukang ojek telah diberi batu mulia berwarna biru dan sekarang dia menjadi orang terkaya dikampungnya....trus lagi tiba tiba sayamerasakan kemarahan yang teramat sangat dan besoknya saya mendengar berita ada suatu kejadian para pejiarah yang terkubur dlm salah satu gua tempat dimana tukang ojek menemukan batu mulia itu....yang jadi pertanyaan benar tidaknya ada harta karun yang diwariskan para leluhur untuk saya namun kenapa saya tidak tertarik untuk mencarinya cuma herannya saya seperti ada keterikatan ketika ada seseorang yang berusaha menembus tabir harta karun itu
Mohon maaf, baru ada daya dorong untuk membalas. Silahkan ke alamat email saya saja.
Hapusbudiutomo.arif@rocketmail.com
salam
Apa jadinya Indonesia kalo ksatrianya baru chat ama saya aja ud batuk darah? Hehehehe
BalasHapusSebab para kesatria hanyalah manusia bisa yang terluka dan mati. Telah berlalu para nabi dan wali. Mereka mati ditangan para durjana. Para kaum munafik. Kaum yang mengaku beradab dan beragama, masih keturunan para pembesar istana.
BalasHapusKaum mereka inilah yang membunuhi para nabi dan para kesatria pembela kebenaran di muka bumi ini.
Mereka munafik, licik, mengubah-ubah ayat Allah sekehendak hatinya. Hal inilah yang tidak di duga oleh para kesatria yang tulus hati ingin menolong.
Jika saja meerka tidak berlindung di balik ayat Allah, maka bisa dipastikan para nabi dan wali, serta kesatria bumi akan mampu mengalahkan mereka.
Sayang mereka bersumpah dengan ayat Allah, untuk berlindung dari para kesatria.
Para kesatria tidak akan menyerang mereka yang menyebutkan asam Allah, itulah janji kesatria.
Dan itu diketahui oleh mereka para durjana dan kaum munafikun.
Semoga kesatria yang terluka mendapatkan tempat disisi Allah.
Bukan karena mereka lemah. Namun sebab mereka sangat lembut kepada manusia yang menyebut asma Allah.
Wolohualam
untuk itulah para kesatria dituntut untuk memiliki pengetahuan yang mumpuni baik jiwa maupun raganya. olah kejiwaan yang mumpuni serta memahami betul ketauhidan akan bisa menyingkap mereka-mereka yang palsu hatinya.
HapusMaaf sebelumya. Saya hanya orang awam . jika diperkenankan saya ingin bertanya. Jika itu adanya yg terdapat dalam jiwa manusia. Selain terus meneruz zikir hati. Agar manusia bisa balij ke asal manusia sifat kemanusianya, bagaima caranya yah pak. Saya takut sendiri jika ada mahluk lain terdapat dalam diri saya tanpa tidak di sengaja atau di sengaja. Mohon penjelasanya.
BalasHapusassalamualaikum....
BalasHapusmembaca blog ini membuat saya meneliti diri sendiri...berkali kali tanpa sengaja saya bertemu dengan seorang teman. teman itu mengatakan dalam diri saya ada yg lain (spt kisah di atas). ia menyarankan agar saya datang kpd org yg dkt kpd Allah agar dibantu untuk mengeluarkan yg berada dlm tubuh saya tersebut. (saya tdk bisa membedakan keanehan yg terjadi pd diri saya, satu yang saya ingat...hanya saya lbh sering menangis dari biasanya). Lalu nasihat itu saya ikuti, datanglah saya pada seorang ustadz, kemudia dianjurkan untuk rajin membaca wirid tertentu. selang beberapa waktu,...bertemulah saya dengan kawan lain,...iapaun mengatakan hal yg sama ,ada qorin dlm tubuh saya katanya. saya hanya bisa pasrah kpd Allah atas apa yg terjadi. Yg saya tanyakan,...bagaimana saya mengetahui, apa yg berada pada tubuh saya? mohon masukan.
wassalam
rahayu sagung dumadi