Kisah Spiritual, Kesiapan Menyambut Jaman 'Goro-goro'



Berjalan di hutan cemara
Langkahku terasa kecil dan lemah
Makin dalam lagi mataku ditelan fatamorgana
Aku kan bertanya siapa diriku
Aku kan bertanya siapakah kamu
Aku kan bertanya siapakah mereka
Aku kan bertanya siapakah kita
Makin dalam lagi ku dicekam kerinduan
..
Ada seberkah cahaya menembus dedaunan
Sanggupkah menerangi jalanku
Dan aku berharap kapankah kiranya sampai di puncak sana
(by Ebiet G Ade)

Masih lekat dalam ingatannya, saat mana dirinya dibesarkan oleh Sang Sabdo Palon dalam kisah  Raden Panji, dimana teman-temannya hanyalah para makhluk jejadian. Separuh manusia separuh binatang, nyaris seperti zombie keadaan mereka. Banyak diantara mereka sudah tidak berbalut daging lagi, hanya otot-otot rangka saja yang menyokongnya. Dan hanya mereka itulah teman-temannya, ditengah hutan yang wingit. Sampai saat sekarang ini, mereka masih saja setia menemani di peradaban terkini. Mengapakah di peradaban sekarang ini terbalik keadaannya, yang wujud manusia berahlak zombie, sementara yang ber wujud zombie seperti rekan-rekannya itu malahan ber akhlak manusia. Apakah keadaan jiwa manusia sekarang bertukar badan wadaknya ?. Ugh.. Masih saja belum selesaikah. ?.Apakah ini hanya ilusi, terserahlah sebab Mas Thole hanya mengkisahkan saja. Sebagai ‘share’ adanya, sebab  diluar sana banyak Mas Thole-Mas Thole lainnya yang mengalami nasib serupa. Sehingga orang-orang menyebutnya ‘gila’. Teringat, hanya ayah angkatnya Sang Sabdo Palon saja yang terus mendampingi, seperti saat mana dirinya mengambil peran dalam kisah Banyak Wide, ayah angkatnya itu yang banyak membantunya. Entah mengapa, kesadarannya semakin menjauh dari kerajaan Ratu Pantai selatan, dia sepertinya dirinya tak peduli itu. Keadaan hatinya telah  kering, dan mati, terkubur diantara bongkhan batu dan pedang, jauh dari kasih sayang. Kekeringan hatinya ini terus mengejar disemua peradaban yang dilalui hingga masuk ke jaman ini, terjebak di raga Mas Thole. Maka dapat dibayangkan bagaimanakah rasanya. “Ibu menangislah demi anakmu ini..!.”  Perih, ringkih membesut tulang. “Aku ini binatang jalang dari kumpulan orang-orang terbuang..!.” Begitu selalu katanya, mencoba menyitir ungkapan Charil Anwar.  Karenanya dia sering bertanya kepada pohon-pohon cemara yang sudah ratusan tahun usianya, “Siapakah dirinya, siapakah mereka, dan siapakah kita “.

Ingatan Mas Thole entah mengapa tak mampu dibendungnya, terus saja meleset berpilin seperti akar yang bergerak menuju ujung cahaya, mengejar masa lalu, menjelajah masa kecilnya dahulu. Manakala dimasa lalu semasa hidup sebagai Raden Panji, dia dibesarkan oleh Ibundanya Ratu Kidul, dirinya bermain dan bersuka dalam gulungan ombak laut selatan. He eh, apa yang terjadi ?, belum mampu dia mengucap nama ibunya dari mulut kecilnya itu, ibundanya sudah meninggalkannya begitu saja. Tanpa khabar dan berita, ditengah hutan belantara yang penuh dengan jin dan siluman. Bayangkan anak sekecil itu bermain dengan kegelapan malam, seperti apakah ketakutan yang dialaminya. Keadaan yang serupa, sebagaimana yang dialami Mas Thole dalam kehidupan terkininya, entah mengapakah dia juga dibuang oleh ibu kandungnya sendiri. Padahal umurnya belum genap 1 tahun. Dia  diberikan kepada saudara ibunya. Dan ketika menginjak usia  masuk sekolah, dia dikembalikan kepada ibu kandungnya, namun itupun  tak lama, hanya dalam hitungan bulan mungkin satu atau dua tahun, selanjutnya dia di buang lagi dan diberikan kepada neneknya. Disanalah dia dibesarkan neneknya di sebuah desa yang berjarak tidak sampai 200 meter dari laut pantai selatan.

Mas Thole menghela nafas sekali lagi, mencoba mencari pijakan disana. Mengkisahkan ini sama saja tengah menguliti kepedihannya. Neneknya bukanlah sebagaimana yang dibayangkan, bukanlah seorang nenek yang kan penuh kasih. Kekejamannya kepada seorang anak kecil, sulit diungkapkan disini, biarlah itu menjadi kenangan Mas Thole. Mengapakah semua kejadian yang dialami orang-orang masa lalu nyaris sama saja, hanya berbeda waktu dan peradaban saja, sedangkan jalan ceritanya selalu sama. Pakem ceritanya itu-itu saja, Raden Panji dibuang dikucilkan di buang ke hutan belantara, dia disiksa para siluman dan dedemit jejadian, kemudian dia berusaha untuk kembali ke kerajaannya. Pengalaman itu masih belum sempurna, adalagi kisah cinta, perjalanan kisah cinta mereka, ternyata mengalami tragis yang sama, masih yang itu-itu juga. Nelangsa dan penuh luka. Ada apakah ini ?. Huh..!. Walapun selalu sama saja, namun mengapakah diri tak mengerti-mengerti juga !. Kesal Mas Thole dibuatnya. Pakem kisahnya sudah diulang puluhan kali, tetap saja diri tidak pernah mampu mengambil hikmahnya !. Tuhan..harus bagaimanakah diri ini ?. Ugh…!. Begitu bodohkah dirinya ?.

Ingin rahsanya Mas Thole menerjang kelam, menghancurkan malam, agar rembulan dan matahari bersatu mengasuh jiwanya. Sudah berulang kali Ibunda Ratu Kidul mengirimkan utusannya melalui mimpi-mimpi, mencoba berkomunikasi, maka seringkali Mas Thole mendapati mimpi-mimpinya yang selalu bersambung di masa kecilnya dahulu, bahkan hingga dia beranjak dewasa dan tua. Apakah mungkin karena itu, dirinya  kemudian memiliki kemampuan melihat masa depannya sendiri. Apa-apa yang akan terjadi pada dirinya selalu telah diketahuinya melalui mimpinya. Dengan cara itukah Ibundanya Ratu Kidul ingin berkomunikasi, menyatakan bahwa dirinya akan selalu mendampingi ?. Entahlah, Mas Thole tidak pernah peduli itu. Selaput dendamnya sudah menutupi sanubarinya begitu dalam rahsanya. Rahsa kerinduannya, rasa sayangnya kepada ibu-ibunya, baik di atlantis maupun di raga terkininya hanya menjadi fenomena paradoks. Kerinduan yang melahirkan perasaan menyalahkan kepada semua ibu-ibunya. Mengapakah membiarkan membiarkan anak-nya ini, dalam belantara kehidupan yang keras. Mengapakah membiarkan dirinya dalam kuasa kegelapan. Membiarkan dirinya bersama jin, dedemit dan siluman, bekakak, dan para danyang. Hiks.

Mas Thole menyadari ada yang salah dengan semua itu. Syukurlah, sekarang ini, pemahaman spiritualnya telah menghantarkan dirinya kepada pemahaman yang lebih tinggi. Dia mulai mengerti hakekatnya. Dia merasa bersyukur dirinya diperkenalkan dengan Islam, yang telah memberikan pemahaman utuh, seperti apakah skenario Tuhan atas anak manusia. Dia sadari semua itu, sebagai kehendak-Nya. Keadaannya ya.. sesuka-suka Allah saja, jikalau dia akan dihidupkan dan atau  dimatikan, dihidupkan lagi dan dimatikan lagi. Semua itu dilakukan-Nya, sampai dirinya mengerti dan dipahamkan, sampai jiwa keadaan jiwanya  tenang, puas dan ridho dalam keyakinan kasih sayang-Nya. Islam mengajarakan kasih sayang, Islam mengajarkan bagaimana kita harus memperlakukan seorang ibu. Darisanalah rupanya pemahaman Mas Thole berkembang. Tanpa adanya ibu hancurlah peradaban manusia di muka bumi. Dari tangan para ibulah anak-anak peradaban akan mengenal kasih sayang. Maka sayangilah ibu, sebab para ibu yang paling dekat dalam mengenal jejak kasih sayang Tuhan. Tanpa kita mengenal ibu maka kita tidak akan mampu mengenal kasih sayang Tuhan. Tanpa kita mengenal kasih sayang Tuhan, maka keringlah hati , hidup menjadi tak bermakna dan tak berarti  lagi. Begitukah pengajaran yang sesungguhnya ?. Kenapakah pengajaran yang sederhana ini harus berlangsung berbad-abad lamanya ?. Hiks..!.

Maka meskipun tertatih-tatih Mas Thole berusaha menetapi takdirnya sendiri. Meski raganya harus terus porak poranda. Dia ingin terus berjalan, menyelesaikan misinya, membangun nusatara baru, meski lewat caranya sendiri. Melalui alam-alam kesadaran, dia akan mebangun nusantara baru, sebagaimana bangsa atlantis dahulu membangunnya. Tugasnya dan kawan-kawan adalah membangun nusantara melalui alam kesadaran dimensi ke-4. Jika di analogikan dengan komputer, maka dia harus sudah selesai membuat software nya. Tanpa dibuatnya software mustahil akan ada tampilan nusantara baru di layar monitor. Software tersebut harus diletakan di dimensi ke – 4. Ketika ada manusia yang memanggil software ini, maka seketika terbukalah portal lintas dimensi. Program tersebut akan bekerja mengatur instrumen alam semesta untuk bekerja sebagaimana perintah di program tersebut, maka akan terbentuklah nusantara baru. Karenanya  sekarang Mas Thole dkk,  harus berhadapan dengan para ‘hacker’ alam ghaib yang akan memainkan peranannya. Mereka akan mengubah alam kesadaran sesuka diri mereka. Mereka yang  ingin berkuasa kembali, bukan atas keinginan alam. Mereka akan menjadi tangan-tangan nafsu angkara manusia, dengan karakter itulah kebanyakan leluhur yang akan lahir. Mereka akan lahir dan menjadi budak nafsunya sendiri.
Diiringi musik kenangan masa muda dahulu, Mas Thole kembali menghantarkan kisah ini. Suara dentuman perlahan membawanya memasuki kesadarannya. Tembang nostalgia lagu-lagu romansa kesukaannya, mampu mengusik prosesor ingatannya. Kenangan demi kenangan menjadi serangkaian memory  yang telah menghantarkan sensasi masa kecil dahulu, manakala dirinya sering bermain dengan ombak laut pantai selatan. Berenang menjauhi daratan, berkali-kali nyaris nyawanya hilang melayang  di telan ombak, namun itu tak menakutinya. Serasa ombak hanyalah permainan belaka. Hitam legam kulitnya setelahnya,  air garam mengering menguap diterpa panas matahari,  memberikan kesan kilap diseputar wajahnya. Begitulah ingatannya masa lalu menerobos memasuki ke masa kini.  Bagaimana sulitnya mengkisahkannya lagi, Mas Thole sempat berhenti beberapa jam sebelum melanjutkan tulisannya kali ini.

Benarkah hidup hanya sepenggal permainan belaka ?. Tidakkah memang  kita hidup di dunia ini hanya serasa bermain di pagi hari dan pulang di sore harinya ?. Begitulah, benar sekali keadaanya, dia mengalami itu. Rasanya baru saja kemarin  terbangun dari tidur. Baru saja didapatinya kenyataan pada memorynya bahwa sesungguhnya dia telah mati. Dan sekarang mimpi itu telah berulang kembali. Mimpi-mimpi yang terus membayanginya, tentang nusantara, tentang cinta, tentang kuasa, dan entah apalagi ?. Apakah ini sebuah mimpi-mimpi lagi ?. Bagaimanakah menyampaikannya kepada sidang pembaca ?. Manakala kisahnya akan selalu terulang, dan berulang lagi, cerita dan tema kisah yang ingin disampaikan akan  selalu saja sama,  dengan esensi yang kualitasnya sama. Kisah para raja dan pembesar istana, harta dan kuasanya tak mampu mencegah dirinya dari amukan rahsa cinta. Sehingga keberadaannya sama saja dengan kawula lainnya. Apakah ini karma, atau murka alam atas diirnya ?.  Penderitaan dan hanya penderitaan hidup yang mendamparnya. Hanya  penggalan kisah-kisah yang nyaris serupa dengan ‘lay out’ kehidupan  peradaban yang berbeda. Bagaimanakah diri ini tidak terhenyak, medapati kenyataann ini. Maka Mas Thole pun tidak mampu berkata apa-apa. Semakin dikupas kulit bawang hijab kesadaran dirinya, semakin terlihat jelas rangkaian demi rangkaian kejadian penciptaan. Bagaimana begitu dahsyatnya Tuhan mempergilirkan kekuasaan diantara anak manusia. Dahulu dia adalah raja, yang bertahta, penuh kuasa, dalam balutan aroma nusana romansa cinta. Semenatar, sekarang ini di masa kini, dia bukan siapa-siapa, tidak ada yang mengenalnya. Bahkan anjing tetangga sering akan menggigitnya. Tak da cinta, tak ada kuasa, tak dan perlakuan istimewa, bak raja dengan sabdanya. Bukankah itu lebih menyiksa dibandingkan dengan kematian itu sendiri. Argh..!.

Perjuangan hidupnya kali ini adalah menetapi takdirnya sendiri, meski itu berat sekali. Coba bayangkan keadaan kesatria yang dahulunya adalah putra putri raja berkuasa, dan bandingkanlah keadaannya yang sekarang ini. Sekarang ini mereka bukan siapa-siapa, bukan apa-apa bahkan sering dianggap hina, dan juga tidak diterima. Kadang orang malahan menyebut mereka ‘gila’. Apakah mereka akan didengar ?. Meskipun kemampuan mereka luar bisa, diatas kemampuan manusia normal lainnya, apakah ada yang percaya ?. Ugh..!. Jika mereka dahulu adalah aktor utama, pelaku sejarah, sekarang ini mereka hanya diberikan peran sebagai ‘kesatria pingitan’. Mereka harus bersembunyi dalam melakukan aksinya. Tidak boleh sedikitpun riya, mereka harus ‘tapa ing rame’. Diam dalam melakukan aksi-aksi mereka. Sebagai manusia tentu saja nafsu ingin berkuasa tetap ada, nafsu ingin dicinta tetap dipunya, namun mereka bukanlah yang berkuasa menentukan apa-apa peran mereka. Tidak ada posisi tawar mereka diwilayah itu. Mereka harus menyadari itu. Menyadari dengan kesadaran utuh, bukan dirinyaa yang punya kuasa, kemudian meminta,  dia hanyalah wayang yang akan dimainkan Tuhannya. Maka tugasnya hanyalah memainkan lakon dengan sebaik-baiknya, semua sudah ada pakemnya.  Jika Tuhan berkehendak nusantara harus Berjaya di masa peradaban ini, maka jayalah nusantara. Dia yang punya kuasa untuk itu. Melangut diri menyadari, maka mau tidak mau raganya sekarang ini harus diperjalankan bersama kehendak-Nya saja kesana.

Tanpa sadar tergenang air mata diantara bulu mata Mas Thole, sebentar lagi jaman Kalabendu akan dimulai. Tahun 2014 adalah tahun Goro-goro, sebagaimana ramalan yang tertulis di alam. Jaman ini akan berlangsung selama sepuluh tahun pertama. Siapapun Presiden yang terpilih akan terus digoyang oleh lawan-lawan politiknya. Majunya Jokowi sebagai capres akan menimbulkan iri hati sebagian orang berkuasa. Darisinilah kekacauan akan mulai timbul. Rakyat banyak yang menderita, pembunuhan tentara, polisi akan mulai sering terjadi. Para aparat akan saling curiga, mereka berusaha mempertahankan dirinya sendiri, mereka hanya akan melindungi golongannya sendiri-sendiri, dan rakyat akan menjadi korban. Seiring dnegan itu, alam akan mulai murka, sebab pesannya yang berkali-kali sudah disampaikan melalui gempa setiap hari tidak diperdulikan. Ada rangkaian yang bisa terbaca dari gempa-gempa tersebut. Sayang tidak ada satupun manusia akan berfikir kearah sana. Khabar yang memiliki muatan sama juga diterimanya dari Eyang Papak, seorang tokoh spiritual pasundan yang sudah meninggal dan jasadnya moksa. Mas Thole sudah bertemu dengan beliau dalam wujud dan raga yang sama saat semasa dia hidup. "Masih ada dua presiden terpilih lagi sebelum Pajajaran berkuasa dan diberi kesempatan untuk mengawal nusantara baru". Majapahit hanya akan diberikan kesempatan 2 periode lagi, itulah pesan beliau, dalam bahasa sunda kuno. Maka jadikanlah sholat dan sabar sebagai penolong. sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Bersiaplah kita menjadi saksi perhelatan akbar, kembalinya Sang Prabu Siliwangi, yang bersiap bersama pasukan Pajajaran, dan pasukan-pasukan dari kerajaan-kerajaan liannya diseluruh nusantara ni, untuk mengawal lahirnya nusantara baru. Bagi mereka-mereka yang percaya dan yakin.

Para leluhur yang sudah mulai turun ke anak cucu mereka, banyak yang mementingkan trah-trah mereka.  Maka ada atau tidak ada mereka akan sama saja keadaannya. Justru keberadaan mereka akan menambah carut marut suasananya. Alam kesadaran akan terganggu manusia banyak yang akan semakin mudah tersulut emosinya. Hura-hara dan demontrasi akan mualai sering terjadi. Banyak anak-anak yang kemudian akan menjadi gila tanpa sebab yang pasti. Kelahiran para leluhur banyak yang masih membawa energi negatif mereka masing-masing, keinginan berkuasa dan ambisi trah-trah mereka semakin membuat bumi ini bergolak. Mereka sampai tidak sadar, pada raga siapa sekarang ini mereka lahir. Raga mansuia terkini tidaklah didesain untuk menerima kelahiran mereka. Sebagaimana bohlam 5 watt yang harus menerima arus listrik ribuan watt, apakah jadinya ?. Maka tidak akan lama lagi akan banyak sekali anak muda yang menjadi gila, semakin ramailah negri ini. Itulah ulah dari mereka. Begitulah yang disampaikan kepada Mas Thole.

Beberapa hari Mas Thole harus sering memohon ampunan kepada Tuhannya, lintasan yang didapatkannya tidaklah main-main. Benarkah memang sudah saat nya ?. Bagaimanakah jika dirinya salah memaknainya ?. He eh. Namun kembali Mas Thole diingatkan bahwa tidak saja di Indonesia hal itu terjadi, negara-negara yang mayoritas Islam tengah mengalami ujian ini. Sebagaimana siklus alam semesta yang akan dan pasti terjadi. Pergiliran kekuasaaan tengah berlangsung di jagad ini. Lihat dan saksikanlah, kenapakah kita tidak bertasbih kepada-Nya. Jika perhelatan terjadi maka nyawa manusia sudah tidak ada harganya lagi. Maka siapkanlah diri kita hanya dan untuk kembali kepada-Nya. Sebab tidak ada satupun makhluk yang akanmampu melindungi kita dari jaman Goro-goro ini.  Tanda-tanda alam sudah terbaca, alam semesta sedang dalam pengembalian energinya. Putaran magnet akan memasuki fase berikutnya. Kekacauan alam pasti akan terjadi. Mas Thole juga diyakinkan bahwa janji Tuhan adalah pasti, maka berpeganganlah kepada janji-janji-Nya. Allah akan memenangkan para kesatria, jika mereka tetap dalam keyakinan dan tauhid yang benar. La ila ha illallah.

Janji Tuhan adalah pasti benar, Allah akan senantiasa mempergilirkan kekuasaan atas manusia. Tidakkah itu khabar gembira, setelah ribuan tahun atlantis tidak berkuasa. Saatnya sekarang ini akan dikembalikan lagi. Begitulah harpan Mas Thole.  Keyakinan ini semakin mengkerucut saat mana Mas Thole bertemu dengan Eyang Papak, seorang tokoh spiritual pasundan yang dikhabarkan telah mati dan jasadnya moksa. Kenyataannya Mas Thole masih bisa bertemu. Dia masih hidup diseputar kita, menjaga anak cucunya, masih sama saja keadaannya, dari beliaulah Mas Thole menerima khabar baik itu. Nanti setelah masa dua kali periode presiden, saatnyalah kebangkitan pasundan. Akan datang seorang presiden dari anak Pajajaran, dialah yang terpilih kali pertama, mengawali kejayaan Pajajaran,  yang akan menghantarkan bangsa kita,  ke pintu gerbang nusantara baru. Dia memang  hanya akan mengawal sampai persiapan selesai. Dia kesatria pembuka langkah, ‘cucuk lampah’, bagi kesatria sesungguhnya. 

Kesadaran spiritual harus diletakkan diawal, mulai di tahun 2014 ini, sebelum era para kesatria piningit datang. Para kesatria ‘babad alas’ inilah yang lahir sekarang. Mereka memang ditakdirkan untuk berperang dan dimatikan lagi. Mereka kesatria pion-pion di garda depan, begitulah peran mereka. Dengan dipertukarkan  peran-peran ini,  para kesatria yang dahulunya raja, sekarang dapat belajar, memaknai, betapa tidak enaknya, menjadi manusia biasa, nyawa mereka seperti laron-laron yang berterbangan menuju lampu. Tugas mereka hanya sampai membuka gerbang alam kesadaran, untuk  masuknya kesadaran nusantara baru. Yaitu kesadaran dari atlantis,  peradaban yang berkali lipat lebih tinggi dari sekarang ini. Kesadaran atlantis akan dilahirkan disini di atas tanah pasundan. Nusantara baru adalah sebuah negara adi kuasa, yang akan berkuasa baik di alam ghaib ataupun di alam nyata. Sebagaimana kekuasaan nabi Sulaiman yang meliputi alam ghaib dan alam nyata. Dengan kemampuan ini, senjata nuklir yang terhebat sekalipun akan mampu dipindahkan oleh para kesatria nantinya, dalam sekejapan mata. Para kesatria nanti akan menjadi saksi bahwa al qur an adalah benar, kisah pindahnya singgasana Ratu Bilkis adalah kisah nyata, dan mereka bisa melakukan hal itu. Mas Thole menarik nafas lega, namun tetap saja tersisa ketakutan dan keraguan. Mampukah dirinya dan rekan-rekannya nanti memasuki dan melewati  jaman ‘goro-goro’.

Memasuki jaman 'goro-goro' ini, sudahkah kita siapkan semua, wahai kesatria ?. Para dedemit dan siluman akan menyaru sebagai manusia. Mereka akan berbaur dengan kita. Maka kita umat Islam diwajibkan memohon perlindungan-Nya dari syetan manusia dan syetan jin. Sebab mereka nampaknya sama saja, wujud mereka sama-sama manusia seperti kita.  Jika kita tidak menggunakan ‘mata ketiga’ sulit bagi kita mengenali mereka. Mereka bisa dimana saja. Bisa sebagai anggota DPR, sebagai polisi, tentara, pejabat, dan juga kawan kita,  atau lain-lainnya. Suasana yang sungguh kacau sekali. Maka tiada kita akan mendapatkan penolong, jika jaman itu sudah dimulai. Tahun depan ini 2014 saatnya. Hanya dengan pertolongan Allah saja, kita akan mampu melalui jaman ‘goro-goro’ ini. Maka perbanyaklah bertasbih, dan mohon ampunan, bangun malam dan sholatlah, mohonlah pertolongan darinya. Semoga kita termasuk orang-orang yang diselamatkan-Nya. “Sudah tidak ada waktu lagi untuk mundur kebelakang. Maju dan hadapilah !”. Mas Thole berbisik kepada dirinya sendiri, meyakinkan sekali lagi. “Hmm..” berdesah lirih, jika dahulu dia pernah mati, maka apalah artinya jika dia harus mati sekali lagi. Semoga dengan ini, Tuhan ridho, dan mengampuni segala dosa-dosanya, serta mengijinkan dirinya untuk kembali ke alam asalnya, yaitu disisi-Nya. Dan betapa damainya jika dia tidak perlu  reinkarnasi lagi. Semoga.

berkaca di cakrawala
Angin mati dan laut terdiam
Meski kenangan yang buram
Ingatlah jejak  kisah-kisah 
Pada malam yang berganti
Pada pagi yang menerangi
Pada jiwa yang mulai sunyi
“Kau dengar jeritan kami ?”
Gempitanya telah melahirkan asa
Semua terserah titah-Mu, “Jayalah nusantara..!”
Tegaklah diatas sisa-sisa,  jasad kami..!


wolohualam

Komentar

  1. Kidung sang alam

    Alam terus berkidung
    menceritakan "gebyar pestanya"
    memberitakan kabar beritanya bagi yang mau mendengar suaranya
    nyanyinya yang bergemuruh bagai kidung pralaya
    kidung krida peperangan

    namun juga diseling kidung megatruh
    entah berapa banyak yang akan menjerit tangis
    meregang nyawa dalam amuk badai
    yang mengoyak angkasa

    mau tidak mau dan suka tidak suka
    ketika amuk gelombang tiba
    siapapun akan hanyut terbawa arus gelombang alam
    hanya bagi yang sadar akan 'sedia payung"
    sebelum hujan

    sedia perahu sebelum banjir
    bersiap sebelum gelombang itu melumatkan
    ...

    bukalah mata hati
    maka akan melihat tanda sedemikian jelas
    "hawa amarah" begitu mudah menguasai setiap jiwa
    muka-muka beringas nampak setiap detik berlalu lalang
    geram kebencian mengusik pendengaran setiap saat
    rintih kesakitan dan derita yang tersakiti
    menjadi berita biasa
    hati telah menghitam
    menginjak kehormatan dan harga diri
    dimana-mana penganiayaan, pemerkosaan
    dimana-mana penipuan, korupsi
    dimana-mana pembantaian
    pencurian, perampokan
    menyisakan jerit tangis membumbung ke angkasa
    ...
    sang Kegelapan yang menyelimuti para jiwa
    makhluk rendah alam gaib telah meliputinya
    banyak kesadaran yang tergadai
    dan menjadi tontonan dan lawakan
    bahan cemooh serta ejekan sehari-hari
    ..
    dimanakah wajah yang ramah
    dimanakah wajah yang welas asih
    dimanakah wajah penuh cinta
    dimanakah wajah penuh empati
    dimanakah wajah penuh senyum lembut
    dimanakah sentuhan tulus penuh perhatian
    daimanakah akhlak mulia
    dimanakah budi pekerti utama
    dimanakah gotong royong
    dimanakah setia kawan
    dimanakah persaudaraan
    dimanakah karib kekerabatan
    dimanakan sifat luhur bangsa kita
    yang diajarkan turun temurun dari para leluhur
    ...
    disapu bersih gelombang
    menyisakan dan memisahkan
    dan menampakkan golongan demi golongan
    ...
    dan akupun berada dalam golongan demi golongan itu
    akupun tak lebih baik dari mereka


    aku hanya sadar akan keburukanku
    itu saja
    karena akupun bagian dari lingkungan
    akupun bagian dari mereka
    ....
    akupun hanya mampu mendengar gending alam
    yang lembut dimainkan
    ...

    ...
    dan gending-gending alam semakin gemuruh dimainkan
    dan alun gelombang akan semakin cepat
    "cokro manggilingan"
    dan semua yang berada di ujung putaran
    akan hancur di ujung panahnya

    dan bagi yang sadar
    akan berpegang di ujungnya
    ujung kesadaran
    kesadaran alam
    bersama kidung alam
    bersama petunjuk Tuhan
    yang nyata sejelas cahaya matahari pagi
    yang menyinari kegelapan

    yang membedakan benang putih dan benang hitam

    cahaya Sang pembeda.

    semoga akupun dianatara mereka yang mampu teguh
    berpegang pada kesadaran
    apakah aku mampu?.
    Semoga!.

    Semoga Tuhanku menolongku
    Semoga Tuhanku memudahkanku.
    membantuku

    sungguh aku lemah dan tiada daya
    dihempas badai gelombang ini



    Mendengar kidung alam?...
    Seolah sangat tahu tetapi sepertinya tdk tahu
    Tidak tahu apapun… hanya mencoba mendengarnya semata
    Seperti ada di ujung lidah hanya perlu diucapkan
    Tetapi nyatanya berat tak sanggup dikatakan..
    Seolah memahami tapi ternyata kosong
    Seperti ada tapi juga tidak ada
    Seperti sulit tapi juga mudah
    Sepertinya rumit tapi juga gampang
    Sepertinya satu tetapi berbilang banyaknya
    Ada di depan tapi di belakang juga
    Ada di nun jauh disana tetapi begitu dekat
    ..
    Sepertinya orang lain tetapi juga diri sendiri…
    ..
    Maaf aku hanya berkata…
    Aku hanya tahu apa yg diberi tahu
    Aku hanya mengerti ketika ada pengertian
    Aku hanya sadar ketika ada kesadaran
    Aku hanya tahu ketika ada pengetahuan..
    Tanpa itu aku bisa ada dan sekaligus juga tiada
    Aku bisa saja mengerti dan sekaligus juga tak mengerti..
    (semoga tak membingungkan)

    Aku hanya bersyukur saja saat ini
    Aku yg ada hanya aku saat ini
    Semua yg ada tentangku
    Yg dahulu hanya kumpulan kitab kenangan belaka
    Yg nanti dan esok
    Masih berupa kertas kosong…
    Aku hanyalah menjadi juru tulis
    Yg menuliskan kitabku sendiri
    Bahkan sering aku tak mampu menolak
    Ketika coretan tak beraturan ku tuliskan
    Sumpah serapah..caci maki bahkan kutukan
    Dendam kesumat dan kebencian serta kemarahan…
    Hanya selalu saja kusadari
    Setiap ada kesadaran

    BalasHapus
  2. Kucoba tulis ampun dan maafku
    Keteledoranku saat mencoret semauku
    aku memohonkan ampun dalam tulisan
    aku memohon maaf dalam coretan
    karena itu yang mampu kulakukan
    ..
    Benar memang ada yg menuntunku dan membimbingku
    Yg mengajariku menulis…membaca
    Dan membedakan..
    DIA yang tahu.. dia yg sadar… dia yg membedakan..

    Dialah yg mengajariku menulis
    Dia yg memberitahu .. dia yg selalu ada
    ..
    Dia yg memberi semangat
    Memberi keteguhan
    Harapan dan keyakinan..
    Menjalani hidup di sini dan di saat ini
    Menikmatinya dalam harmoni dan keselarasan
    Hidup dalam ukuran dan ketentuan..
    Sesuai keyakinan dlm diri…
    Menapak realitas raga
    Menjalani dimensi ruhani
    Raga yg berjuang menggunakan akal fikiran
    Menguak pengetahuan
    Mengungkap misteri
    Belajar…belajar dan belajar..
    Mempelajari alam dan ayat-ayat di alam semesta ini..
    Ruhani tetap dalam dimensinya
    Dimensi yg dekat dg Tuhan
    Dlm keyakinan..
    Hidup dlm kekinian..
    Sehingga raga mampu bermetamorfosa
    Seumpama raga sang ulat
    Yg berubah wujud menjadi kupu-kupu
    Yang indah dan menawan…
    Itulah raga.. yg melewati proses kematian..
    Perubahan bentuk.. total dalam dimensinya..
    Maka kematian adalah proses kelahiran baru
    Melahirkan kupu-kupu dalam realitas hidupnya
    Mengubah wujud ulat yg merayap menjadi
    Bentuk kupu yg terbang..
    ..
    Maka perjalanan hidup kita?..
    Mungkin kita belum lahir saat ini
    Kupu-kupu itu belum lahir
    Kupu yg harus dipersiapkan
    Dalam perjuangan berat sang ulat
    Apakah ulat itu akan mati di tengah jalan?.
    Seperti apa bentuk kupu itu?.
    Seberapa jauh dia mampu terbang?..
    Akulah yg membidani kupu-kupuku sendiri
    Akulah yg akan melahirkan kupu itu
    Akulah yg tengah merancang
    Aku tengah menentukan proses kelahiranku

    Karena hakekatnya aku belum terlahir ke duniaku
    Aku belum ada dalam dunia kupu-kupu
    Aku ada dalam ilusi atau dunia bawah sadar
    Dunia atas sadarku yg luas sering tak mampu kujangkau..
    Maka..
    Perjuangan hidupku masih panjang
    Menjalani fase metamorfosa hidup..
    Mempersiapkan kelahiranku
    Bagi kehidupanku di duniaku yg sebenarnya..

    Saat ini semua “seolah” dunia mimpiku
    ..
    Semoga kelahiranku (saat matiku)
    Adalah saat kesejahteraan bagiku
    Karena aku dihidupkan dari alamku
    Di alam yg serba baru..
    Dan yg sekarang?..
    ....

    Demikianlah...
    apakah ada sedikit penjelasan?
    semoga demikianlah adanya

    Semogalah sang aku-dan sang aku
    akan mampu bermetamorfosa
    untuk melahirkan "para ksatria"
    membidani sang ksatria untuk terlahir kembali
    dalam wujud dan kekuatannya yang sempurna
    mampu terbang seumpama sang gatotkaca
    sang elang, atau sang garuda
    atau apapun sebutannya

    saatnya sang aku mulai mempersiapkan kelahiran
    sudah selesaikan "topo broto"
    dalam kepompong
    dan muncul dalam dua buah kepakan sayap cahayanya
    cahaya iman di sayap kirinya
    cahaya ihsan di sayap kanannya
    dalam kekuatan hati yang ikhlas
    hati yang seumpama kristal
    yang mampu tebus pandang
    dan memantulkan kekuatan cahaya tak bertepi...

    ...
    maka sang ksatria tak lagi takut dan khawatir
    akan badai samudra
    dan sanggup melintas badai dan cuaca terburuk
    dalam sebuah keyakinan akan jalan pulang yang selamat...

    perjalanan hidup adalah perjalanan pulang
    dan sang ksatria telah memahami jati dirinya
    akan mampu kembali dan pulang

    semisal kisah sang nawang wulan
    yang telah menemukan selendangnya
    dan akan kembali ke negeri asalnya

    ...
    dan bagi anak cucunya yang belum mampu menemukan selendanmg itu
    tataplah bulan
    nawang wulan, lihat rembulan
    pandang cahayanya
    darimanakah asalah cahaya itu
    bulan hanyalah memantulkan cahaya itu.
    bulan adalah jiwa kita
    yang akan memantulkan cahaya Tuhan
    dan semoga difahami.

    Salam dan maafkan aku..
    maafkan dan ampuni
    bila ada kesalahan kata
    maafkan kebodohan dan ketidaktahuanku
    semoga hanya berkah dan keselamatan
    yang akan diterima dan terbaca dari tulisan ini
    semoga tiada keburukan yg mampu dipetih dari tulisan ini

    dan ampuni serta maafkan bila ada salahku.


    Kidung alam

    BalasHapus
  3. Kidung alam saudaraQ

    Q mengerti & memahami untaian aksara yg kau lantunkn...
    Bkn hakmu atwpun kehendakmu untuk membuka amanat yg ditakdirkan pdQ...
    Hnya diriQ& AKu yg maha berkehendak yg dpt membimbingQ...
    mudah2an Q mampu membuka hijabQ,,,menemukan jln untuk kembali...

    Maafknlh diriQ ats kebodohanQ,,,yg memaksakan kehendak yg bukan kehendakmu...

    Sabrang Lor ... Wassalam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hijab... cover..gorden...tabir...
      Semua tahu itu...
      Kata biasa dan hal biasa dan dilakukan setiap saat
      Hanya saja kita sering tidak merasa itu hijab
      Dan ketika hijab itu dibuka atau terbuka
      Kitapun tidak tahu dan tidak sadar
      Karena tahu itulah sang hijab
      Karena sadar itulah sang hijab...
      ...
      Siapa yg membuka hijab...
      Sebagian besar diri sendiri yg membukanya..
      Coba ingat saat kecil atau bayi...
      Hijab pertama adalah penglihatan
      Bayi yg buta akan melihat
      Siapa yg membuka hijab penglihatannya
      Lalu hijab pendengarannya
      Dia mulai mendengar
      Dengan penglihatan dan pendengaran
      Dia membedakan
      Mampu membedakan benda..nama benda
      Lalu hijab rasa...
      Dia mulai memiliki rasa
      Memiliki hati
      Dengan hati fia merasakan dan membedakan
      Membedakan perasaan
      Senang sedih.. bahagia sengsara
      Tenang..was-was
      Lalu hijab ilmu...yaitu akal
      Dengan akal dan fikiran
      Dibukanya ilmu...ilmu alam..ilmu fisika
      Kimia..biologi..teknologi..sosial dsb..
      Semua ilmu apapun dibuka satu demi satu
      Yg ingin dibukanya..hijab akalnya
      Dan yg terakhir..
      Yaitu hijab ruh..
      Inilah hijab yg kebanyakan kita sebut hijab
      Dan jnikahbyg kita anggap satu-satunya hijab
      Ketika orang berkata hijab
      Pada kenyataannya yg mereka maksudkan
      Adalah hijab ruh ini...
      Maka prosesnya sama dg yg lain..
      Dan biasanya hijab ini terbuka
      Atau dibuka ketika mencapai usia 40an..
      Di saat inilah proses hijab terbuka...
      Walaupun bisa jadi bervariasi umur tersebut..
      ...
      Jadi bagaimana membuka hijab ruh ini?..
      Kita sudah membuka banyak hijab sebelumnya
      Jadi tanya dan renungkan saja
      Kepada sang aku yg membuka semua hijab ini
      Sebelumnya..
      Kok bisa ya..dan bagaimana bisa ya..
      Dan seolah semua itu proses wahar dan biasa
      Tahu-tahu bisa melihat
      Busa mendengar
      Bisa bicara
      Bisa menulis
      Bisa membaca
      Bisa merasakan
      Bisa mengerti
      Bisa memahami
      Bisa tahu...
      Bisa ini dan bisa itu
      Adalah ketika hijab itu terbuka
      Ada banyak sekali hijab
      Pada diri kita
      Ketika dibuka satu maka kitapun tahu itu...
      ..
      Dan aku tidak bisa membuatmu tahu
      Karena dirimu sendiri yg tahu..

      Salam damai untuk sang sabranglor.

      Hapus
  4. apa gak bisa ditangkis tu goro-goro nya? mas bro, trus gimana ngasih taunya ke orang lain

    BalasHapus
  5. Kidung Alam ssudaraQ

    Terimakasih atas pembelajaran yg kau berikan,,,yg begitu bermanfaat bagiQ...

    Smga kita senantiasa djadikan orang yg sabar&berserah diri...amiin


    Wassalam

    BalasHapus
  6. Duhai sang Sabranglor
    Semoga kasih sayang selalu mengisi hati
    semoga ketenangan menjadi landangan hati
    jiwa selalu tenang
    hati selalu dipenuhi embun yang lembut
    dalam balutan sutera kasih sayang
    seolah angin sejuk pegunungan mengaliri pori-pori
    sejuk dingin mengalir lembut
    lembut memeluk dalam ketenangan yang dalam
    namun penuh gerak dan semangat hidup
    seperti hangatnya sinar matahari pagi
    energy yang menghidupkan
    membawa gerak hidup
    seperti suasana hati yang cerah ceria
    terlonjak dalam harapan dan semangat
    seperti kerinduan menanti sebuah pertemuan
    seolah bersiap melonjak dan berlari
    seluruh otot tubuh siap siaga
    menanti lonjakan langkah itu
    penuh keriangan dan kegembiraan
    kesungguhan dan keteguhan
    keyakinan dan harapan
    membara dalam api semangat harapan
    berpegang kuat dalam keteguhan kesabaran


    berpegang dan teguh dalam keshabaran
    berserah diri dan membiarkan bara apai tenaga
    daya dan kekuatan Tuhan menggerakkan diri kemana saja
    menurut kehendakNya


    aku tidak mengajari
    biarlah alam yang mengajari
    aku hanya mengabarkan
    aku hanya memberitakan
    aku hanya mewartakan
    dan aku tidak bisa mengajarkan

    dan engkau sendiri yang belajar
    dan pengajaran itu ada dimanapun
    di hadapanmu
    dan kau hanya perlu mendengarkan
    dan mengamati serta menjalaninya


    salam sejahtera

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kidung Alam saudaraQ

      Slm sejahtera kembali tukmu...

      Kidung Alam saudaraQ...
      Q ingin bertanya...apkh makna dari ada sesuatu dibalik sesuatu batu kalinyamat,,,lemah abang banjiran merah...???
      apkh ada hubunganya dgn goro2,,,kalagemet,,,atw selendang Dewi nawang wulan...???
      Maafknlh atas keterbatasanQ memaknai kata2 ini...
      sudi kiranya kau mengabarkanya pdQ...

      Wassalam

      Hapus
  7. Kidung alam saudaraQ
    Salam sejahtera kembali utkmu...

    Q ingin bertanya saudaraq...ada sesuatu di balik sesuatu,,,batu kalinyamat,,,lemah abang banjiran merah...
    apkh arti / makna kata2 ini kidung alam saudaraq...apkh ad hubungany dgn goro2,,,kalagemet ,,atw selendanng nawang wulan...
    maafknlh ats keterbatasan Q memaknainya...
    Sudi kiranya kau mengabarkn kpdQ...

    Wassalam

    BalasHapus
  8. Biarlah pertanyaan ini dijawab oleh pemilik blog ini.
    Saya hanya ingin membuat permisalan.
    Ketika melihat layar monitor apa yg dilihat?
    Lalu kita bertanya ini dan itu tentang tampilan.
    Lalu mendadak ingin bertanya tentang software yg menampilkan sehingga muncul sesuatu di tampilan monitor itu.
    Sekarang kita tengah membahas yg dilayar.. lalu mendadak ingin mengubah diskusi tentang software.
    ..
    Tentu saja membahas software ini harus sudah dlm referensi (bahasa) yang sama. Karena bahasa sofware ini
    Beda dengan apa yg nampak di layar.
    Dan lebih lagi bila ingin membahas operating system..

    Untuk saya sendiri...
    Saya hanya tahu apa yg alam beritahu..
    Saya hanya membaca alam
    Membaca tanda-tanda yg diberikan alam..
    Dan saya tdk tahu bagaimana menceritakan
    Maka saya hanya bisa katakan:

    Saya tidak tahu...
    ..
    Mungkin saudara kita yg mengasuh blog ini berkenan menjawab..
    Semoga...


    Salam sejahtera.

    BalasHapus
  9. Kidung Alam SaudaraQ...
    Trmksh atas perumpamaanya,,,Q mengerti&memaklumi...
    Maafknlh ats ketidak tahuanQ...

    Wassalam

    BalasHapus
  10. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. beliau tinggal di di pinggiran Jakarta mas. Silahkan email saja melalui email ini;
      budiutomo.arif@rocketmail.com

      Salam

      Hapus
    2. Assalamu'alaikum wr.wb.
      jaman goro-goro tidak mungkin dihindari, inilah siklus alam, takdir dari tuhan yang maha kuasa. Bukankah sejarah selalu berulang, datang dan pergi. seperti siang dan malam
      Kegelisahan muncul karena ketidakfahaman akan jati diri ini.
      hidup ini dari mana? nanti kemana? hidup ini untuk apa?
      Cari jawabannya maka tak ada kegalauan di hati ini.
      Dijaman goro-goro banyak godaan, kalau mau tentrem ya diam saja nonton saja. ga usah macem-macem. yang ikut-ikutan pasti binasa...
      Srikandi indonesia baru --> tritunggal --> satrio pinandito sinisihan wahyu...

      Hanya Allah SWT yang bisa, Hanya Allah SWT yang mampu.
      kita bisa karena Allah yang membisakan, kita mampu karena Allah yang memampukan
      La haulla walla Quwatta Illa BILLAH
      HANYA ALLAH SWT tiada yang lain

      Salam,

      212

      Hapus
  11. Percayalah kepada sejatinya Aku.. karena Aku dan Kamilah yang dahulu kala membabat alas tanah jawa

    BalasHapus
  12. assalamualaikum,...berkenaan dengan membuka hijab ruh,apakah dengan bantuan guru, ataukah bisa dilakukan endiri dengan mempersiapkan diri..jiwa dan raga dlm keadaan tertentu, untuk siap membuka hijab itu ?. mohon pencerahan ipun, semoga Allah selalu memberkhi kita semua.

    BalasHapus
  13. Diri sendiri bisa membuka, namun harus ada panduannya. Gunakan Al qur an dan sunah sebagai pegangan.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Spiritual, Misteri Selendang Langit (Bidadari) dan Kristal Bumi

Kisah Spiritual, Labuh Pati Putri Anarawati (Dibalik Runtuhnya Majapahit, 4-5)

Rahasia Simbol (Tamat). Siklus Yang Berulang Kembali