Kisah Spiritual, Menjejak Jejak Para Bidadari





Diatas puing reruntuhan

Gugus alis mata seringkali dimaknai keliru
disini tak memberi arti,
dan sebagian semangatku
jeda dan  henti

Angin bertiup dan layar terbentang

Jauh disana dibukit seberang
Menantikan engkau yang terbuang
Diantara tebing dan jurang

Hampir saja tak peduli

engkau jin,manusia, atau danyang
Cinta ini telah membuta
Ambil saja selekasnya,
Biar tak ada sisa,
dan luka terbuang..

..

Masih terus menyusuri jejak-jejak cinta dan pedang, bagaimana semuanya itu mampu mengajarkan kasih sayang. Pengajaran demi pengajaran berlalu lalang, tak peduli malam dan siang, maka  gugus alis mata sering dimaknai keliru. Bagai ikan yang terdampar di daratan, bergelepakan menahan derita. Sisa-sisa oksigen mendesak di kerongkongan, menjepit antara tulang iga. Nafas tertelan satu satu, bersamaan dengan itu malam turun bersama gelapnya, menangisi kesatrianya lagi, yang tersungkur tak mampu memahami mana ilusi dan mana realitas diri. Bagai layar yang segera akan diturunkan mengakhiri pertunjukan, yang akan ditutup walau belum saatnya usai. Lakon yang tak pernah mampu diselesaikan para bidadari dalam episode kisah 7 bidadari dan Jaka Tarub. Mereka para bidadari kehabisan energi kasih sayangnya, alih-alih mereka mengajarkan makna cinta, sekarang ini keadaan mereka bagai ikannya yang terdampar tadi. Air telah mereka berikan semuanya kepada para kekasih hatinya. Tak bersisa hingga untuk bernafaspun mereka tak bisa.

Episode Putri Sriwijaya dalam kisah asmara dahana, episode Pambayun dalam kisah bende Mataram, episode Anarawati dalam kisah yang lain lagi, episode Ratu Sima, Episode Dewi Nawangsari yang masih dalam lindungan Prabu Silihwangi, dan sekarang ini episode Dyah Pitaloka. Masih akan ada  berapa episode lagi kah yang harus dialami Mas Thole?.  Coba bayangkan bagaimanakah rahsanya memasuki pergulatan jiwa mereka ?. Ingin mati rahsanya. Maka dalam beberapa hari ini Mas Thole menutup semua akses kepada para kesatria. Mas Thole mencoba lebih hening lagi. Melihat dari sudut pandang yang lebih tinggi, mengapakah mereka semua masih terjebak dalam belitan rahsa, tak kuasa dirinya mengikuti alun gelombang jiwa yang tak pernah padam. Bagai api magma yang terus menyala, dan menyala lagi, saat angin bertiup. Api dalam sekam, sekam yang akan membakar apapun yang datang, walau semisal cinta.

Duhai puspita,
singgasana telah merajai hati,
diantara kilau pedang
cinta apakah yang akan engkau beri..?

Perlahan tapi pasti kutub magnet bumi mulai bergeser, bumi akan mengganti kutub-kutub magnetnya lagi. Utara menjadi selatan, dan selatan menjadi utara. Alam-alam kesadaran akan terbolak-balik keadaannya. Perlalahan Mas Thole menarik nafas dalam, mencoba pijakan mencari jalan untuk bidadari. Harus ada energi kesadaran yang menjadi momentum agar mereka mampu melakukan  lompatan kesadaran. 7 bidadari di takdirkan mengajarkan cinta kepada anak manusia. Oleh karena itu mereka turun ke dunia,dan  manakala memasuki raga manusia mereka hilang kesadarannya. Namun satu hal yang masih mereka punya, yaitu cinta. Dengan bekal itulah mereka menjalani takdirnya, berada dimana saja, di peradaban apa saja. Sayang sekali mereka lupa, bahwa energi kasih sayang yang mereka punya, harus terus diisi (charge) terus. Jika tidak, semisal accu, suatu saat energi tersebut akan bisa habis. Maka semakin hari mereka akan semakin melemah. Ketika mereka terus berusaha memancarkan energi cinta ini kepada lawan jenisnya, berusaha mengajarkan ini, agar manusia mengenali adanya energi kasih sayang ini (baca; cinta), keadaanmereka sesungguhnya, bagai lilin yang membakar dirinya sendiri. Mereka mati untuk cinta itu sendiri. Hal yang sangat tidak dikehendaki Tuhannya.

Tentu saja akibatnya sangat fatal jika energi mereka sampai benar-benar habis, mereka akan membabi buta mencari sumber energi kasih sayang ini. Maka jika ada makhluk lainnya yang memancarkan energi kasih sayang, terutama lawan jenisnya,  yang mungkin  sama dengan frekuensinya mereka akan berusaha untuk mendapatkan pasokan energi tersebut. Jika dirinya gagal menerima pasokan energi ini, badan meerka akan mengalami kesakitan luar biasa. Mas Thole tidak mampu menceritalan disini bagaimana rahsanya kesakitan mereka itu. Sel-sel tubuhnya seperti mengalami hemolisis (pecahnya sel akibat tegangan air), maka bayangkan saja sakitnya.  Inilah yang dialami raga, saat mana jiwa mengalami reinkarnasi, maka jika kita tahu bahwa diri kita adalah makhluk reinkarnasi, sungguh   bukanlah suatu anugrah, lebih banyak adalah musibah bagi kita, jikalau saja kita tidak mampu memahami secara utuh.

Apa yang dialami Dyah Pitaloka, sama halnya dnegan yang dialami para bidadari lainnya. Kisah-kisah cinta mereka akan selalu menjadi buah bibir, dan perdebatan dimana-mana, sebagaimana juga Ibunda mereka, yang menjadi debat dianatara anak manusia. Ibunda ratu Kidul juga senantiasa diantara problematika cinta yang terlalu. Dalam episode kisah-kisah cintanya pasti menyisakan tanda tanya. Dia akan selalu mendampingi raja-raja tanah jawa. Dia terlibat dalam scenario semua itu, dia berada di jaman-jaman itu. Menjadi selir, menjadi istri, menjadi adik, Ratu Kidul selalu dekat dengan kekuasaan di tanah jawa. Bagaimana kisah cintanya, sangat misterius, bagaimana dirinya mampu diantar belitan rahsa semua itu. Lihatlah istri-istri raja tanah jawa, berapa jumlahnya. Apakah Ratu Kidul tidak memiliki perasaan apa-apa ?.  Disitulah hikmah yang ingin Mas Thole sampaikan kepada 7 bidadari.

Ibundanya Ratu Kidul telah mampu memahami hakekat siapkah dirinya, jiwanya di tempatkan di ruang dan waktu dimensi ke empat, di demensi asalnya, sementara raganya di tinggalkan di dimensi ke 3 yaitu bumi kita ini. Dia selalu mengakses energi kasih sayang murni, yaitu energi Bismillah hirohmanirohiem, dia hidup dengan energi itu. Maka dia tidak pernah khawatir dan bersedih hati atas apapun yang terjadi pada raganya. Meskipun dia di duakan cintanya, meskipun dia disakiti hatinya, meskipun dia tidak dianggap siapa-siapa, ataupun manusia juga menganggap dia sebagai apa saja, dan dimintai disembah bagai Tuhan saja, dia hanya berserha dan selalu mengembalikan kepada-Nya, dia senantiasa berada dalam liputan kasih-sayang-Nya. Itulah yang membuat dirinya tenang, puas dan ridho menjalani peran-perannya. Sayang sekali, anak-anaknya masih sulit belajar sebagaimana Ibunda mereka. Meskipun berkali-kali Ibundanya sudah mendatangi, mengajarkan, tetap saja para bidadari terhijab. Tetap saja mereka mencari cinta selain CINTA-NYA. Walau pengajaran sudah banyak sekali diberikan kepada mereka. “Sungguh manusia itu makhluk yg suka membantah”. (QS. Al Kahfi; 54)

Enegi lintasan mereka sangat ketara sekali menyoal akan hal itu, gejolak, dan alun gelombangnya begitu tingginya, bagai badai disiang hari, maka gugus alis mata sering kali dimaknai keliru, begitu juga gugusan kalimat yang terbaca oleh mereka seringkali mereka memaknai keliru, dan membuat diri mereka melontarkan energi negatif selanjutnya.  Maka mas Thole hanya mampu mengingatkan dan terus mengingatkan keadaan ini saja, mungkin merka akan menjadi benci, mungkin saja mereka tidak suka, dan mungkin saja meerka akan menjauhi, namun itu semua adalah sebuah resiko pengajaran. Karena keadaan Mas Thole juga sama saja, hanya bertugas sebagai penyambung lisan saja. Oleh karena itu Mas Thole paham sekali bagaimana rahsanya, dan tidak berani menyalahkan mereka. Hanya saling menasehati dan saling mendoakan, yang bisa dilakukan. Sebagaimana emailnya ;

“Tidak..!.  Hanya tugas yang dilakukan adalah, mengingatkan dan terus mengingatkan. Sebab keadaannya nanti begitu dahsyatnya, godaan setan akan sulit sekali dilawan. Memasuki jaman dimana tiada penolong selain Allah, maka hanya dengan satu cara agar kita bisa selamat, yaitu ber serah kepada-Nya.  Hanya itu yang akan menyelamatkan 'kesadaran' kita.  Mumpung masih ada waktu, jangan ada toleransi sedikitpun, sehingga memberikan peluang setan bisa masuk. Kekecewaan dan kekecewaan sudah terpampang di depan mata. Penolakan, penistaan, dan lain sebagainya akan dialami.  Semua itu akan meruntuhkan semangat semuanya.Maka tidak bosan mengingat kan ini, sampai diri 'sadar' dan mau menjenguk 'hati' yang terdalam. Itulah yang sedang dilakukan Mas Thole.
Jika rahsa yang kemarin dialami kesatria sudah membuat porak poranda. Padahal rahsa itu hanya semisal rahsa 'cinta'. Apalagi nanti rahsa2 yang berkebalikannya. Maka manfaatkan bulan ini untuk melakukan apa yang bisa kita lakukan. Banyak para kesatria yang melalaikan tanda-tanda alam ini, dan tidak mempersiapkan dirinya sebaik-baiknya. Sungguh nanti kita akan menyesal. Sudah dibawakan banyak bukti, dan mereka masih 'bisa' bermain-main. Sungguh jika tahu keadaan yang sebenarnya, "kita akan banyak menangis".
Teruslah berjuang, dan penuhi janji kepada Alam, itulah pesan. Tak perlu bertanya, tak perlu 'meminta' disegerakan, biarkan Allah yang menambahkan nikmat-Nya. Bukan hak Mas Thole memberikan petunjuk, bukan hak Mas Thole memutuskan benar dan salah. Bukan pula kuasa Mas Thole merencanakan. Laksanakan tugas yang dibebankan alam dan berikanlah khabar gembira serta peringatan. Itu perlu agar kita saling terjaga.

Ada atau tidak lintasan hati, riya, ujub, dan juga yang sejenisnya, bukanlah sebagai ukuran. Lebih dari itu, sebab semua adalah pembelajaran, agar kita tahu keadaan sebenarnya hati kita sendiri. Menerima dan menyadari, dan segera melupakan kembali, dengan prasangka yang baik, akan menuntun kita kepada cahaya kebenaran yang sejati.

Mengingatkan diri sendiri, dan juga orang lain adalah sebagian kewajiban kesatria. Tiadalah disana kecuali kebaikan. Maka kepada lawan sekalipun kita akan berterima kasih,mengapa ?. Sebab lawan kita adalah orang yang paling berani mengatakan keburukan-kebuurukan kita.Tidakkah kita tenang dengan ini ?.

Semoga kita diselamatkanNya,  dari bulan-bulan yang mengelisahkan ini. “

Salam 


“Bilakah sampai waktuku”. Mas Thole mengerjapkan matanya berkali-kali, waktunya sudah sebentar lagi. Jangka waktu yang diberikan Sabdo Palon tinggal sedikit lagi, 2 (dua) bidadari lagi belum ditemukan kelahirannya. Jejak-jejak mereka masih belum terbaca. Jejak Dyah Pitaloka dan Nawangsari sudah terkoneksi. Nawangsari sudah dalam asuhan sang Prabu, tidaklah terlalu mengkhawatirkan Mas Thole, hanya yang belum   dapat ditembak adalah Dyah Pitaloka. Jika dia masih terus terhijab, maka keberadaan dirinya tidak mungkin dapat diharapkan untuk membantu perjuangan ini. Menemukan tokoh-tokoh yang akan menjadi pelaku dalam sejarah peradaban nusantara baru adalah hal yang sulit, namun lebih sulit lagi adlaah meyakinkan diri mereka. Sering mereka terhijab prasangka atas diri mereka masing-masing. Mengapkaah mereka harus ditemukan lebih dahulu ?. Mas Thole juga sempat bertanya kepada leluhur atlantis. Dan dijawab oleh mereka, sebab merekalah ibu-ibu peradaban nusantara ini. Mereka yang mengajarkan anak-anaknya perihal kasih sayang.  Mereka selalu hadir dalam setiap peradaban, dari merekalah akan dapat disusun jejak-jejak masa lalu bangsa ini.

Diantara keresahan tersebut, masih ada terlintas harapan, Sangkuriang bersama Anarawati rupanya telah berhasil melaksanakan satu tugas lagi, beberapa hari yang lali Sangkuriang sempat menelpon Mas Thole, (Sabtu, 14/9), sayang akses kesana memang sedang tertutup. Mas Thole tidak diperkenanan mengikuti prosesi. Sehingga tidak sempat komunikasi, baru setelah selesai prosesi baru Mas  Thole diberi khabar. Sangkuriang harus mengambil amanah yang dipesankan di tempat pembuangan Soekarno. Sangkuriang harus bertemu sendiri denganbeliau, begitulah prosesi yang harus dilakukan. Gunung Menumbing merupakan tempat pembuangan orang nomor satu di Indonesia.Ir.H Soekarno pernah dibuang disini pada masa penjajahan Belanda. Gunung Menumbing secara geografis berada pada 700 meter di atas permukaan air laut. Gunung ini terletak di wilayah Mentok Kabupaten Bangka Barat.Di Gunung Menumbing ini terdapat tempat peristirahatan sekaligus tempat pengasingan Bung Karno yang bernama Jati Wisata.

Perjuangan Sangkuriang kesana, atas pesan Mas Thole rupanya tidak sia-sia. Sangkuriang berhasil menemui Soekarno di tempat pembuangannya, dan tentu saja pertemuan yang tidak layak dikisahkan disini bagaimana keadaannya. Sebab wilayah ghaib nantinya akan menjadi fitnah lagi, bagi orang-orang yang tidak meyakini. Pesan dan wejangan sudah diberikan beliau kepada Sangkuriang, tongkat komando secara virtual juga sudah dititipkan kepada Anarawati. Khabar ini semakin melegakan Mas Thole, satu langkah, semua bukti-bukti semakin mengkerucut. Maka Mas Thole tidak lelah terus bertasbih. Dalam heningnya, dalam resahnya, dalam doanya, terus memumpuk keyakinan, bahwa nusantara baru pasti akan terwujud, walau entah kapan itu. Mungkin Mas Thole tidak mengalami, mungkin Mas Thole hanya bermimpi. Namun setidaknya, Mas Thole berusaha menorehkan, kesaksian atas sebuah keyakinan, yang juga diyakini oleh banyak manusia lainnya di tanah tercinta ini. Disana ada rindu terlalu, disana ada cinta terlalu, disana ada juga kemakmuran terlalu, disana ada semangat dan jasad-jasad kami-kami, yang juga terlalu (sebab telah banyak luka disekujur tubuhnya).

Meski perih menahan luka,
Meski cinta tak selalu sama,
Puspita
Janganlah lelah atau berhenti
Meski kasihmu tidak pernah sampai
Namun engkau tetaplah ibu dari anak bangsa ini
Yakinlah, legenda 7 bidadari akan tetap di hati
Dan terus menjadi misteri
Tidakkah kalian ingin melanjutkan kisahnya ?

Wolohualam


Komentar

  1. Kidung Alam saudaraQ...

    Hnya doa hnya doa yg dpt Q haturkn utukmu...
    smoga jejak bidadari yg tersisa bsa d temukan...

    Salam kasih & sejahtera Kidung Alam saudaraQ...

    BalasHapus
  2. Sesungguhnya bagi jiwa tak terikat waktu
    Jiwa terbebas dari sang waktu
    Jiwa bisa dimasa lampau sekarang dan masa depan..
    Jiwa adalah makhluk lampau dan makhluk yg akan datang dan sekaligus makhluk kini
    Seumpama berada di angkasa raya
    Yg tak terpengaruh perputaran siang dan malam
    Adakah kemarin dan esok..
    Bagi jiwa yg membedakan adalah kejadian..
    Urutan kejadian demi kejadian..
    Kejadian pertama kedua dan ketiga dan seterusnya
    Yg pertama menjadi lampau saat yg kedua tiba..
    Yg ketiga yg masa depanpun akan menjadi lampau
    Dan bagi kesadaran di masa depan yg terjadi sekarang
    Adalah masa lampau..
    Semoga kesadaran para bidadari yg terjerat kesadaran lampau segera bebas
    Semoga rasa yg menjerat menjadi tenaga penggerak..
    ..dan...
    Semua ini hanyalah kabar...
    Tuhanlah yg menentukan
    Membertikan hidayah
    Bagi siapa saja yg dikehendakinya..

    Salam hangat... saudaraku.. sabranglor.

    BalasHapus
  3. Amiiinnn Allahumma AMIIN...

    Smoga para bidadari mendptkn taupik sbagai pembelajaran dgn ayat2 nya...
    smga dpt memahami dgn ayatnya pula...wahai Dzat yg maha memiliki lg maha sempurna...

    Slm kasih& sejahtera Kidung Alam SaudaraQ

    BalasHapus
  4. cipta tunggal - pengareping roso
    latihan roso disaat kegelisahan hadir ditengah tengah kita kayak apa kira kira,bisa atau tidak latihannya

    BalasHapus
  5. Heemmm... siapakah yg mampu bertahan
    Saat sebenar kegelisahan menguasai raga..
    Sekuat dan sehebat apapun manusia
    Entah itu juara karate silat..ustadz..pendeta.. atau siapapun..ketika resah..gelisah..was-was.. takut..cemas menguasai
    Maka seumpama kain kotor
    Seolah tak bertulang
    Hilang akal...
    Hilang pula spiritual...
    Adakah cara mengatasinya?..
    Adakah metode untuk menanggulanginya?
    Banyak sekali manusia menawarkan metode
    Banyak cara dijelaskan..
    Tapi benarkah bisa?..
    Benarkah mampu mengatasinya?..
    Silahkan di explore sendiri
    Karena dari pengalaman saya sendiri
    Tidak bisa dan tidak ada
    Kegelisahan itu akan datang kembali
    Setelah mampu dibendung
    Bahkan dengan gulungan ombak yg lbh besar..

    ..
    ..
    Islam mengajarkan cara mudah dan sederhana..

    Jadi pengungsi..
    Lari dan bersembunyi
    Memohon perlindungan
    Kepada Tuhan manusia
    Kepada Raja manusia
    Kepada sesembahan manusia
    Saat rasa gelisah itu datang..
    Maka pergilah dan mengungsi
    Biar rajanya manusia yg berhadapan
    Dengan sang pembuat was-was..
    Dan kita tidak melakukan apa-apa
    Aman berada dalam perlindunganNya..
    Fahami surah an nas..
    Terapkan dan jadikan realitas
    Saat kegelisahan itu datang..
    Dalam hitungan detik
    Mendadak muncul ketenangan
    Lalu menjadi keyakinan..
    Dan berubah menjadi rasa nikmat...

    Silahkan dicoba..

    Salam

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Spiritual, Misteri Selendang Langit (Bidadari) dan Kristal Bumi

Kisah Spiritual, Labuh Pati Putri Anarawati (Dibalik Runtuhnya Majapahit, 4-5)

Rahasia Simbol (Tamat). Siklus Yang Berulang Kembali