Kisah Spiritual, Membaca Skenario Tuhan Atas Para Kesatria (1-2)




Kisah ini dibuka kembali, diulang sebagai bentuk pembelajaran. Menyandingkan pemahaman diawal mula buka kesadaran. Mengapakah  manusia diturunkan dimuka bumi ini. Padahal manusia adalah makhluk yang haus darah, yang suka membunuh sesamanya. Kelebihan apakah yang ada manusia ?. Jangankan manusia sendiri, bahkan malaikat juga bertanya apakah kelebih manusia atas makhluk lainnya ?. Mengapakah Allah memuliakan manusia ?. Huh..!. Kebaikan apa yang bisa diambil dari akhlak manusia, yang senang merajalela dan berbuat aniaya ?.  Begitu kotor manusia dalam anggapan, tangan yang penuh berlumuran darah, kesucian yang dilumuri lumpur noda kehidupan. Bagian mana tubuh manusia yang tidak digunakannya untuk melakukan kehinaan ?. Cobalah sebutkan bagian mana anggota tubuh kita yang bersih. Mereka semua akan jadi saksi kita nanti atas apa-apa yang kita lakukan dengan bagian tubuh kita.

Sungguh hanya Tuhan sendiri yang tahu seperi apakah kemuliaan manusia pada akhirnya nanti. Percayalah, hingga kini banyak manusia yang tidak pernah mengerti kemuliaan dirinya. Ironis dan sangat pardoks sekali. Manusia hanya dalam angan kesucian dirinya, prasangka dirinya itu suci. Prasangka dirinya itu benar dalam kebenaran yang mutlak. Dan dengan ini manusia kemudian menistakan sesama manusia itu sendiri.   Manusia lupa bahwa rosulullohpun diingatkan oleh Allah agar jangan mengaku aku bahwa dirinya itu suci. Karena wilayah ini adalah hak Tuhan semata. Jikalau kemudian Allah menisbatkan seperti itu, maka semua memang kehendak-Nya. Bukan atas pengakuan manusia. Keadaan ini harus dipahami oleh para kesatria. maka tulisan ini dihantarkan kembali, pernah dimuat dalam suatu milis, entah mengapa Ki Ageng mengirimkan ulang. Adakah makna yang terlupa disana ?. Ataukah kita diwajibkan menyandingkan pemahaman di awal mula dan sekarang ini ?.  Biarlah sidang pembaca yang mengerti perihal dirinya sendiri, kewajiban Mas Thole hanyalah mengkisahkannya lagi., bagaimana kita mampu  membaca skenario Tuhan. Skenario pada diri kita sendiri. Apakah dan bagaimanakah tugas kesatria itu.

Bagaimana perjalanan Jiwa dan Raga dalam peranan masing-masing.?.   Karena raga dalam pemahaman saya, di akhirat nanti hanya akan menjadi saksi atas perbuatan manusia. Raga berisi perintah dan program Tuhan atas peradaban manusia dilain pihak  raga juga berada dalam tanggung jawab operasional Jiwa. Jiwa dapat bersifat bebas  sekehendak dirinya namun begitu, disisi  lain raga bukanlah entitas yang bebas, dia tunduk hanya kepada sunatulloh. Bukan tunduk kepada Jiwa itu sendiri. Sehingga mau tidak mau Jiwa harus menerima keadaan dirinya yang bebas  terbatas. Posisi ini harus dalam keseimbangan. Allah memberikan posisi tawar kepada Jiwa agar Jiwa merasa puas dalam posisinya itu. Diberikannya fasilitas dan tingkat kepuasan dalam keadilan Tuhan yang sempurna. Namun, keputusan apapun bagi Jiwa apakah akan memilih kefasikan atau ketakwaan tidak akan mempengaruhi rencana Tuhan yang akan dijalankan oleh raga. Rencana membangun peradaban manusia yang luar biasa.


Yang dimuliakan..(?)

“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada” (surah Al Hajj ayat 46)

Membaca~kemudian larut sudah mengembara, nafas tersengal perlahan dalam kontempelasi. Mengelana tak berbatas, menyusuri lorong-lorong dipermukaan bumi ini. Mengkais hikmah yang tersebunyi, diantara serpihan-serpihan mortir, diantara desingan peluru, diantara deru mesin-mesin pemburu nyawa manusia. Menitik air mata~lama tak membasah, karena kering bersama angin yang membawa anyir darah.
Manusia telah berperang~dari ribuan tahun yang lalu. Meleset hebat hingga kini, menyisakan tangis yang tidak pernah sepi di dunia .

Bukankankah tadinya kita satu umat?, membisik lirih, meneriakan gumpalan yang menyesak ke angkasa raya. Tak bersambut tak bersuara, langit berdiri dengan gagah perkasa, dengan keangkuhannya, "bacalah wahai manusia..!".

Sebentar nafas mulai tertata~menyibakj rambut yang mulai basah, bersama hujan menapaki peradaban manusia. Peradaban manusia yang menoreh ingatan. Menghamparkan bukti nyata, mulai dari borobudur, piramida, tembok besar, dan masih banyak lainnya.  Bukankah amat luar biasa, betapa tinggi akal budi manusia, membanggakan menyisakan keagungan luar biasa. Manusia bersuku-suku, menyebar ke seantero bumi, tiada sejengkal yang luput dari jamahnya. Bersaf, berkelompok, membangun komunitas raksasa, mengangkat derajat satu sama lainnya, jadilah seorang Raja  diatas hamparan tanah yang berada dalam kuasanya. Terbentuklah perbatasan demi perbatasan antar kerajaan dan atau antar negara. Di dalamnya~antara semua Engkau sebarkan si Kaya dan si Miskin, berpangkat dan berjabatan, Engkau muliakan, Engkau hinakan diantara hamba-hamba-Mu, Engkau pergilirkan diantara semua itu.

Rasa takjub tak bersisa~ perkembangan teknologi muncul bak gelombang kejut menghentakan kesadaran manusia, pesawat terbang, komputer, kapal selam, robot, sekarang semua ada. Perkembangan ilmu pengetahuan muncul bak meteor ~ menguak rahasia-rahasia yang tiada menjadi ada, yang mustahil menjadi nyata  ~mengabarkan alam semesta dan apa-apa yang ada didalam diri manusia. Mikro kosmos, makro kosmos, jagad raya, antar galaksi, telekomunikasi,~kemudian  waktu menjadi tak berbatas. Masih terus bergerak merambah kepada dunia partikel, dunia sub-atomik.~quark dan neutronio, bahkan hinggg anti materi, menjelajah. Melesat bersama, pesawat supesonik membelah angkasa~waktu mulai berhimpit~menjadi tak sekedar  hanya teori relativitas saja~peradaban akal budi manusia.  Meliar dengan dasyatnya.!.

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al-Qur'an itu benar.Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu” (QS. 41:53)

Ketakjuban~menekur lirih..maha besar,. maha besar, otak serasa berhenti, waktu berhenti, tak mampu ber-imajinasi,  tak mampu sudah bersanding dengan semua..~ bertasbihlah Jiwa .. “Untuk apa Ya Allah…engkau adakan semua ini..? “. “Jikalau untuk kami manusia..(?)..betapa dahsyat dan akbar.. perhelatan yang engkau hamparkan..”.  ya..Allah…Allah.. !.

"Maka apabila Aku telah menyempurnakan (kejadian)nya, dan Aku telah meniupkan Roh (ciptaan)-Ku ke dalamnya, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama"
 (Al Hijr ; 28-29).

Sungguh betapa Engkau perlakukan kami manusia dengan kepatutan yang sangat luar biasa. Atas kuasamu seluruh makhluk penghuni langit bersujud kepada . ~Kami manusia yang hanya  terbuat dari tanah..!. Keluhan.. Lirih... berupa lengkingan Jiwa..dalam...sangat dalam..terpekur...nyaris sujud merata tanah..bagi Jiwa tak sanggup menyadari adanya. Betapa  Allah telah memuliakan  anak manusia dan telah memperlakukannya dengan sepantasnya.. (Lihat QS ; 017 ; 070).

Di abad 20 ini ~Kesadaran~mulai perlahan-lahan bangkit, memunguti kembali ingatan-ingatan yang tersebar saat terlempar tadi. Firman Allah menghantarkan kembali kepemahaman alam nyata :  “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri…..”.:(QS; 41 ; 53).  Inikah semua, sekarang yang ada diabad ini, inikah janji-MU?.. tanda-tanda kekuasaan Engkau ya Allah..(?).  Perdaban  masa lalu yang terkubur di kedalaman bumi, engkau hamparkan kembali.  Peninggalan arkeologi peradaban masa lalu. Bagaimana cerita umat terdahulu.. yang menentangmu..(?). Engkau tunjukkan semua kekuasaan-MU kepada kami..pantaskah jika kami tidak bersyukur pada-Mu ya Allah..(?).

Tiba-tiba energi luar biasa menghentak, menggetarkan syaraf, neuron, dan semua atom-atom dalam tubuh, tiba-tiba mata menjadi nanar, menghablur..~menghablur sudah, ingatan melesat kemasa peradaban purba, perdaban dimana hanya tinggal satu dua manusia. Mengkais kesadaran kuno yang menjadi cikal bakal kesadaran dan kecerdasan pada abad 20 ini. Menarik cerita ketika adam di cipta. Mencari detail kecerdasan awal~bibit kecerdasan dan kesadaran yang ditanamkan sang Pencipta kepada manusia pertama.

Apalah artinya sebuah nama.. (?)

Ungkapan Shakespeare ini~sangat tak berlaku dalam teologi Islam. Setiap benda, setiap mahluk, ditandai dan dikode dengan nama. Nama memberikan arti atas hakekat sebuah benda ~dalam kesadaran manusia. Bila sebuah benda tidak diberikan kode (nama) maka benda tersebut tidak akan berada lama dalam kesadaran manusia. Manusia sebentar akan lupa. Maka hakekat benda menjadi tidak ada. Maka hilanglah keberadaan benda dialam semesta~dalam alam kesadaran manusia.

Kesadaran awal manusia adalah kesadaran keberadaannya melalui nama. Nama-nama benda yang tersebar, yang diajarkan Allah pertama kali kepada Adam. Inilah kecerdasan primitip pertama kali, yang disusupkan Allah kepada manusia pertama. Pengetahuan akan nama-nama benda ~diajarkan~disisipkan~diletakkan~dalam diri manusia~yang mana telah mengalahkan seluruh mahluk di langit, bahkan  kemudian atasnya ~ seluruh penghuni langit diperintahkan untuk bersujud kepada Adam.

"Dan Dia ajarkan kepada Adam semua nama-nama (benda) , kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat , seraya berfirman, "Sebutkan kepada-Ku nama semua benda ini, jika kamu yang benar. " (Al baqoroh ; 31).

Kecerdasan ini, ~nama benda yang diajarkan~adalah bibit yang ditanamkan dalam kesadaran manusia pertama. Kemudian manusia berkembang biak. Mengajarkan kembali kepada turunannya. Di mulai dari Habil dan Kabil, pengetahuan ini diturunkan. Menurun kepada generasi berikutnya. Setiap keturunan  Adam yang sudah menikah, mencari tempatnya yang baru untuk membina rumah tangga sendiri, menyebarkan keturunan-keturunannya, menempati seluruh pelosok-pelosok hingga ujung dunia yang memungkinkan ditinggali. Dari yang bersuhu ekstrem panas hingga yang bersuhu ekstrem dingin.  Akhirnya mereka berkelompok-kelompok. Setiap kelompok mengajarkan nama benda, di tempat tinggal masing-masing sesuai dengan kondisi alam mereka. Dari nama benda terbentuklah susunan Kata Benda, dari kata benda ini, kemudian mereka men-sifatinya, maka terbentuklah Kata Sifat. Maka setiap kali disebut sebuah Kata Benda manusia saat itu, mampu mengimajinasikan pikirannya kepada Kata sifat-nya, sifat dari benda tersebut~dengan pen-sifat-an inilah manusia kemudian mampu ber-imajinasi~meng-imajinasikan benda satu ke benda lainnya~memperbandingkan~mengasosiakan~masing-masing kelompok ber-imajinasi dengan caranya sendiri~yang kemudian juga diturunkan kepada generasi-generasi berikutnya.

Sementara itu~Seiring dengan kelompok yang semakin membesar,~ mereka membutuhkan kata bantu yang dapat mengkomunikasikan dalam rangkaian pekerjaan mereka dengan benda-benda tersebut. Maka munculah Kata Kerja, Dan untuk menunjuk siapa yang melakukan disusun kata bantu orang ; Kata Bantu Orang ke-satu,(Aku, Kami) ,  kedua (Kamu, Mereka) , ketiga (Dia, Kita), Kata-kata tersebut kemudian di rangkai mejadi susunan kalimat Subjek, Predikat, Objek. Menjadi kalimat yang sederhana. Asalkan cukup dimengerti antar mereka. Proses ajar mengajar, proses penyimpanan memory ini berlangsung beribu-ribu tahun. Sehingga semakin lama memory otak manusia semakin besar, file-file tersimpan di dalam otak-otak manusia yang tersebar di seantero dunia, di belahan-belahan benua, didokumentasikan dalam alam kesadaran kolektif mereka masing-masing. Setiap suku telah mendokumnetasikan didalam kesadaran anggota suku mereka masing-masing. Menceritakan dengan caranya masing-masing. Dan seterusnya.

Setelah manusia mampu menyusun kalimat~maka manusia mampu berkomunikasi dengan lebih baik~dan sebagian dari mereka, bahkan telah mampu menyusun menjadi sebuah paragraf. Yaitu suatu rangkaian kalimat yang mampu menceritakan ~menyampaikan suatu ide~yang mengusung suatu pemikiran penyampainya, baik melalui  lisan maupun tulisan.

Ide-ide manusia biasanya muncul dari hasil pengamatan terhadap benda-benda. ~Asosiasi mereka dengan sifat bendanya memberikan mereka pemikiran-pemikiran, yang saling dikomunikasikan baik antar kelompok maupun lintas kelompok . Dengan itu ~Kemudian mereka mampu saling bertukar komunikasi. Ada yang penyaksi kemudian mengkabarkan, ada yang mengamati dan membuat suatu teori, dan lain sebagainya. Lalu lintas semakin lama semakin padat, sehingga banyak sekali manusia yang sudah tidak sempat menyaksikan sendiri kejadian yang diceritakan. Maka manusia kemudian berimajinasi~menyesuaikan dengan file yang sudah ada terlebih dahulu dalam memory otak mereka. Dari sinilah awal manusia ber- PRESEPSI - dalam akal pikiran mereka sendiri.  Yaitu asosiasi seseorang atau kelompok terhadap hal atau informasi yang mereka terima berdasarkan kesadaran kognitif mereka.

Hal ini berlangsung terus menerus sepanjang zaman, ~presepsi-presepsi ini, masih dipersepsikan lagi oleh kelompok-kelompok lainnya. Saking padatnya, akhirnya manusia kemudian berselisih tentang sesuatu hal ~atas sesuatu keyakinan~akibat informasi yang  diterima telah dimanipulasi alam pikiran mereka ~melalui serangkaian  persepsinya masing-masing. Presepsi manusia inilah yang turun temurun dipertahankan yang melahirkan perselisihan manusia. Presepsi di EKSPLOITASI habis-habisan, membutakan mata hati insan manusia di pelosok-pelosok bumi. Hingga mereka tidak mampu melihat kebenaran paling sederhana sekalipun di depan mata mereka. Kebenaran akan TUHAN. 

"Allah befirman: “Turunlah kalian berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu akan menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, lalu barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku itu, ia tidak akan tersesat dan tidak akan celaka". (Thoha : 123)

"Yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka " (Ar rum ; 32`)

Demikian luar biasanya manusia, hanya dengan diajarkan nama benda~melahirkan persepsi~yang dengannya manusia saling berselisih`terpecah belah. Mengobarkan kebenaran masing-masing~hawa perang~saling bunuh, mengorbankan jutaan nyawa manusia lainnya. Dari dahulu hingga kini. Perlahan lirih kembali membaca surah Al Hajj ; 46, yang disunting di awal kajian ini. Manusia tak mau berjalan dimuka bumi dan memperhatikan dengan kesadaran tanpa presepsi. Keadaan akal pikiran tanpa presepsi. Dengan kesadaran hati tanpa presepsi. Dengan hati yang tidak membuta.



Mohon STOP !. dahulu untuk men-zerokan pikiran kita sejenak. 
Bersambung di tulisan 2.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Spiritual, Misteri Selendang Langit (Bidadari) dan Kristal Bumi

Kisah Spiritual, Labuh Pati Putri Anarawati (Dibalik Runtuhnya Majapahit, 4-5)

Rahasia Simbol (Tamat). Siklus Yang Berulang Kembali