Demi Penyempurnaan Jiwa


“Diamlah aku butuhkan kesunyian” Berkata Hafizs
Angin bertiup kencang. Hawa tak berkesudahan. Bumi tak mampu menahan bebannya lagi. “Mengapakah Allah menghukumi manusia yang dia ciptakan sendiri ?”  Tornado, Tsunami, badai Haiyan, mutahnya beban bumi, pecah gunung menandai itu.
“Tiadakah Allah Maha Pengasih dan Penyayang ?”
“Diamlah aku butuhkan kesunyian” 
Berkata Hafizs sekali lagi, seperti menghardik. Majelisnya diantara seluruh makhluk langit dan bumi

 “Semua sudah ada bagiannya” Berkata Kami dengan lantang
 Ditariklah ubun-ubun manusia dan angin menghempaskan kembali tanpa rahsa iba, “Siapakah diantara mereka kuasa ataukah Kami yang kuasa ?!?”
Semua diam, dalam fikiran, jagad raya bertasbih tanpa jeda. Tak peduli hiruk pikuk di mayapada.
Nampak manusia legam berjelaga, bertanya keadilan. 
“Jika begini keadaannya, mengapakah Allah tidak menciptakan manusia yang hanya di suka?”

Pekikan lautan terdengar dari arah sana, amarah tak biasa, apakah pantas manusia mempertanyakan itu?

Berbalik ke belakang salah satu manusia menantang  langit dan lautan (Kami), “Tanyakan kepada Tuhanmu, mengapakah DIA mesti menciptakan  manusia ? Duka, nestapa, lara, dan siksa?”
Lengang, rongga udara kosong, suasana menanti ..
Hafizs diam terpekur, keningnya berkerut, dagunya di tarik agak ke dalam, tangan halusnya mengelus disana. Lamat di dengarnya ada suara hati yang tersayat, “Esensi manusia adalah manifestasi Tuhan, adakah Tuhan tengah menyiksa dirinya sendiri ?”
Hmm…
Di biarkan manusia dalam angannya, dalam prasangkanya begitu. Hafizs duduk bersimpuh, dia tak diam, lintasan kembara memanjang, di kuaknya mula penciptaan, di tengah perdebatan malaikat dan Iblis menyoal  manusia. “Manusia akan selalu menumpahkan darah !”  Kenapakah tak ada yang mau memperhatikan dirinya sendiri ? Tidak adakah hak alam mereduksi ?
“Alam dalam penyempurnaan jiwa manusia, maka tidakkah kamu tadinya mati lalu dihidupkan, kemudian di matikan dan dihidupkan lagi. Sungguh manusia memang melampaui batas”

Hafizs beranjak, majelisnya diam dalam bahasa, alam tetap dalam urusannya. Gunung, angin, lautan, menuju titik harmonisasi.  Air tumpah ruah dimana-mana, magma lava menjadi cairan membakar, bumi menganga, angin tak kunjung diam..

 “Semua hanya menyoal  sang khalifah dia adalah manusia-dalam penyempurnaan jiwa” 
Enggan Kami berkata perihal urusannya ini.
...
Tidak mengertikah manusia,
 bagaimana cara  Tuhan tengah menyempurnakan jiwa-jiwa mereka?
Diujilah diri mereka dengan ketakutan, kehilangan nyawa dan  harta ?
"maka tidak tahukah bahwa kamu tadinya mati lalu dihidupkan, 
kemudian di matikan dan dihidupkan lagi.." 
...
Berbalik hafizs mengibas jubahnya, berlalu dari mimbar,
membiarkan mejelis bubar,
Angan-angan tetap meliar
Seluruh makhluk berterbangan, menuju batas-batas langit terluar
...
"Wahai manusia, sungguh kalian tidak akan mampu menembus langit dan bumi tanpa kekuatan !"
...
"Kemanakah lagi  akan sembunyi?"
Hafizs membatin miris
...

 Wolohualam

Komentar

  1. sesungguhnya siapa ka sang hafizs itu??apakah dia seorang pelaku sama seperti mas thole dan kawan kawan????

    BalasHapus
  2. untuk mencapai penyempurnaan jiwa,apa yang harus dilakukan? prawitasari saja tidak cukup,apakah ada yang lain?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Spiritual, Misteri Selendang Langit (Bidadari) dan Kristal Bumi

Kisah Spiritual, Labuh Pati Putri Anarawati (Dibalik Runtuhnya Majapahit, 4-5)

Rahasia Simbol (Tamat). Siklus Yang Berulang Kembali