Kisah Spiritual, Pengajaran 'Cinta' Yang Diulang
Pengantar : Rangkaian pembelajaran spiritual Mas Thole akan terus dihantarkan, seiring jaman 'goro-goro' yang akan terus berlangsung . Jaman yang sudah diprediksi oleh Mas Thole, melalui rangkian kisah-kisahnya nya di blog ini. Sebuah perjalanan spiritual anak manusia biasa, yang hanya memiliki bekal keyakinan kepada Allah semata. Keyakinan bahwa apapun yang tengah terjadi di nusantara ini adalah 'kasih sayang' Nya. Inilah pengajaran yang diulang.
====
====
Duhai
puspita,
Ingin rahsanya
kuungkap rahsa suka
Dengan pemujaan
yang semestinya
Kurangkai sejuta
kata untuk mengungkap makna,
Adakah aku
bisa ..?!?
…
Dewi istana..
Menarilah engkau
bersama kembang
Diantara hutan
belukar dan ribuan kumbang
Tenggelam diantara
pancuran
Menyelusup diantara
pelangi berpendaran
Dimanakah
kucari engkau ?
…
Rinduku
terpisah awan berawan
Asmaraku dibuai
impian
Bila larut
tiba dan wajahmu terbayang
Bagai tsunami
menghantam dan aku tenggelam
...
Dari sudut
manakah akan kukatakan
Bila anganku
dibatas lautan dan lautan
Layarku telah
terbentang..
Gunung ombak
menghadang..
Di tepi
samudra angan
Rahsanya aku
kalah dan kalah..
…
Duhai
pustpita
Maafkan dengan
ukirkan nama kita..
Tiadalah hendak
mengukir kenangan dan kenangan
Hanya rahsa
tiadalah berdusta
…
Disini
tinggallah bersama mimpi dan mimpiku …
oh,
++++
Pembelajaran
tentang cinta kembali berguliran, dan ketika dia datang. Mas Thole hanya mampu
memegang jantungnya yang nyaris berhenti. Sudah semenjak beberapa hari rahsa
itu berulang dan berulang, hingga suatu siang
hari, pada hari yang berawan, di minggu yang lalu. Mas Thole tidak mampu menahan
gejolak rahsa, lihatlah keadaannya sedari siang dia mutah berkali-kali hingga
memasuki ashar masih tidak berhenti, memasuki maghrib bertambah lagi, sampai
hampir menjelang isya berkali-kali dirinya diterjang tsunami rahsa. Akhirnya dirinya
berhenti dari perjalanan pulang dan duduk menatap langit. Dia mengirimkan pesan
kepada Pambayun. Menyerah pada
keadaan. Bidadari manakah yang sedang memasuki lintasan. Sungguh dirinya tidak
sanggup menahan gejolak rahsa yang menerjang. “Adakah ini nyata..?” Batinnya mempertanyakan. Lihatlah raga
terkininya tersiksa begini. “Begitu
dahsyatkah cinta..?” Dia tidak mengerti. Jikalah dia menjadi saksi ? Maka
sekarang dirinya mengerti bagaimanakah rahsa cinta sesungguhnya, yaitu bagaimana
rahsa cinta Siti Zulaikha pada Nabi
Yusuf.
“Tiadalah ada
yang mengerti ''lara' jika tidak
pernah menghadapinya
tiadalah yang
mengerti 'luka' jika tidak pernah
menderita
tiadalah ada
yang mengerti 'cinta' jika tidak
pernah mengalami
walau itu
telah melintasi dimensi ruang dan waktu
sesungguhnya
masih ada, dan tidaklah lupa karena sang waktu
kesedihan,
kesendirian dalam kemerdekaan ..adakah yang bisa dimengerti?
hanya bahasa
rahsa, bahasa hati, bahasa ksaih sayang
dengan itu
semua bisa di pahami
…
Tak berbilang
hari, tidak juga berbilang dimensi
jikalah ada
kelahiran lain lagi
mestinya tidak
disini
sebuah
pengharapan yang nyaris nisbi..
namun masih
ada selalu harap atas asa
....
Coba katakan
padaku
apa yang
seharusnya aku lakukan
jika larut
tiba dan wajah selalu berlintasan
dan rahsa
selalu menerjang
....
hanya
kepada-Nya
hanya memeohon
pertolongan-Nya..agar lepas dari semua rahsa
namun cinta
adalah cinta
dia tidak
mengenal ruang dan waktu
...
dan apalah
diri...
tanpa itu aku
tiada..
...
Semoga semua
menjadi pembelajaran
semoga semua
menjadi hikmah
tiada daya dan
upaya
sungguh..kasih
tak berhingga
...
semoga..semoga...
sekali lagi
semoga..
ada kelahiran
lain lagi..
...
menguarai
makna dengan logika..
....
terima kasih
atas semua..
atas pembelajaran
rahsa...
atas nama
kasih sayang..
....
dan atas nama
kemerdekaan diri
yang mampu
diantara semua rahsa itu
.....
Mas
Thole mendeking lirih, ternyata mengagungkan cinta harus ditebus dengan duka
lara. Sementara dirinya tengah bangganya mampu tetap bertahan dalam satu rahsa,
di tengah belantara kehidupan yang
nyaris tiada ada cinta lagi. Bukankah, jika ada kisahnya lagi, dan terulang
disini maka hakekatnya itu adalah sebuah
pebelajaran dari-Nya. Mengapakah kita selalu bangga dan bangga mengatas namakan
asma-Nya, yang Maha Pengasih dan
Penyayang. Padahal hakekatnya kita sendiri tidak paham apa itu kasih sayang
(baca; cinta). “Maka ijinkan saja jika
sedikit mengenang perjalanan apa yang masih tersimpan di matanya, bagaimana
dirinya mengajarkan tentang cinta “ Mas Thole mendesah, nafasnya memberat.
Nampaknya rembulanpun terkesima.
Begitulah
keadaannya sepanjang hari, hingga pada satu harti dirinya tidak mampu
menggerakkan badannya lagi. Ya, Mas Thole terbaring sakit, sebab pembelajaran
itu. Hingga datang pemahaman yang diajarkan melalui Ki Ageng. Pengaaran itu
akan dirangkaikan dalam kisah ini, sbb ;
“Semua manusia menuju dan kembali ke
ujung jalan itu yaitu samudra kasih sayang.Semua manusia mengejar memburu dan
mancari jalan itu yaitu jalan kasih sayang. Dan ingin pulang ke muara kasih
sayang.Namun sering terjebak oleh merkaba tiruan yaitu kesenangan dunia...cinta
dunia.Bukan cinta yg sejati. Bukan merkaba yg asli.Cari dan temukan jalan kasih
sayang yg sejati. Merkaba asli.Bukan cinta imitasi. Tetapi cinta yg benar. Yg
benar dan menghasilkan kebaikan. Tetapi itu belum cukup karena harus ada
kesempurnaan. Benar. Baik dan sempurna. Itulah merkaba yaitu samudra cinta
ruhani.
Semoga manusia menginginkan dan
mengharapkan cinta ini. Menginginjan merkaba. Namun seringkali hanya yg
imitasi. Tanpa merkaba ini sia-sialah hidup.Hidup baru bermakna ketika sudah
sampai di samudra cinra Yang Msha kasih dan Maha sayang. Ada jalur atau jalan
di alam seumpama aliran sungai. Jalur cahaya.. atau jalan cahaya... dan kesemua
jalur ini menuju muara yg satu. Ketika berada di jalur ini. Maka seharian hati
seperti kena ektasi terus.. ngga ada putusnya.Getaran.. energy...cahaya itu
membentuk sebuah medan atau dimensi kasih sayang. Semuanya adalah satu menuju
ke muara yg satu.Kita seperti dialirkan.. jiwa berada dalam aliran itu.
Portal itu adalah dengan. Bismillahi
rohmani rohiem. Bersama kasih sayang Allah. Penerus para nabi adalah par
pejalan dan pejuang kasih sayang yg melakukan perjalanan pulang ke samudra
kasih sayang. Sayang tdk banyak yg tahu dan mengenali kasih sayang yg sejati
dari sang maha pengasih lg maha penyayang. Tak mampu mengenali gelombang kasih
sayang. Tak mengenal energy kasih sayang. Tak mengerti daya dan juga makna
kasih sayang. Tak tahu kekuatan merkaba. Bagaimana mungkin ingin kembali dan
menempuh journey pulang ke sang maha pengasih lagi penyayang.
Kita kesulitan merasakan nikmatnya
hangatnya matahari bagi sebagai cahaya kasih sayang bila tak berada dalam
dinginnya salju yg membeku.Hanya dengan merasakan sesaknya hidup kita mampu
menikmati kelegaan. Hanya ketika sakit kita merasakan nikmatnya sehat. Hanya
ketika hampir mati kehausan kita merasakan nikmatnya air dingin. Hanya saat
perihnya lapar yg menggila kita mengerti nikmatnya kenyang. Hanya ketika
dibawah kita mengerti atas. Hanya ketika dingin ketika tahu panas.
'Hanya ketika kehilangan cinta kita
mengerti arti CINTA yg sebenarnya. Hanya ketika pernah mengenal CINTA kita tahu
derita kehilangannya. Hanya ketika berada dalam CINTA kita mengerti nikmatnya.
Hanya ketika pernah merasakan CINTA kita bisa menginginkannya.
Dan hanya tdk
berada dalam CINTA kita merindukan CINTA'
Masuki portal kasih sayang dengan
Bismillah. Untuk berada dan bersama Dzat kasih sayang. Diliputi kasih sayang.
Diliputi energy kasih sayang. Dalam kekuasaan kasih sayang. Dia Tuhan. Dialah
Yang Maha Pengasih. Dialah yg Maha Penyayang. Bukti diriNya ada bersama kita
adalah rasa kasih sayangNya. Inilah yg sering dilupakan sang penempuh jalan
pulang. Sang spiritual. Yang ingin kembali.
Sayangnya kita belum mengenal entitas
kasih sayang yg benar. Yg membawa kebaikan. Yg menuju kesempurnaan. Yang murni
dari Sang Maha Pengasih dan Penyayang. Kasih sayang yg sulit dimengerti saat
singa memburu mangsanya. Kasih sayang yg sulit dimengerti dengan adanya
larangan. Dengan adanya derita. Dengan adanya kekejaman. Dengan adanya
peperangan. Dengan adanya penderitasn. Dengan adanya bencana. Dengan kehancuran
umat dan alam yg dilihat di hadapan mata.
Kita sering tidak tahu. Kita tidak tahu
kasih sayang itu bila tidak berada dalam derita. Kita tdk tahu nikmatnya cinta
bila tak dilanda patah hati. Kita tdk tahu kasih sayang dalam perdamaian bila
tdk sedang diburu dan dikejar ketakutan peperangan.
Semua yg terjadi di alam hanyalah test
dan ujian untuk mengenal kasih sayang yg sebebarnya. Mengenal entitas kasih
sayang yg murni dalam diri manusia. Entitas kasih sayang yg berasal dan dekat
dari samudra kasih sayang. Dzat yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Entitas penuh kasih sayang dalam diri
manusia ini akan selalu mencari jalan untuk kembali ke samudra kasih sayang.
Entitas ini bukan berada di alam materi. Namun meliputi materi. Menguasai
materi. Dan harus menggunakan seluruh apa yg dikuasainya sebagai modal untuk
kembali pulang.
Maka jalan itu adalah jalan cinta kasih.
Jalan kasih sayang. Lakukan apapun sebagai upaya kembali ke sumber kasih
sayang. Jalan muluk dan jauh di angan semata. Namun dalam realitas.
Jiwa.raga.akal.hati. apapun itu seluruh entitas ketubuhan. Agar diliputi
entitas kasih sayang. Bergerak atas daya kasih sayang..dengan energy kasih sayang.
Berada dan dikuasai diliputi oleh Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Terlepas dari dualitas alam..baik
buruk..panas dingin.. melangkah dalam sebuah journey untuk mengenal kembali
samudra kasih sayang. Karena entitas yg penuh kasih sayang ini berasal dari
samudra kasih sayang. Yg pasti mengenal kasih sayang yg sebenarnya.
Sebagaimana ketika akan di teleport ke
dunia. Dinyatakan entitas yg penuh kasih berasal dari samudra kasih sayang
Tuhanmu. Kau berasal dariKu (Allah). Bukankah engkau adalah bagian yg dekat
dariKu. Dan AKU adalah Tuhanmu. Engkau adalah AKU (Tuhan). Tapi AKU bukanlah
kamu. Aku yg meliputi diriMu. Dan Engkau harus kembali kepadaKu. Agar engkau
mengenal jalan kembali kepadaKu.
Entitas yg penuh kasih seumpama setetes
air kasih sayang yg berasal dari samudra kasih sayang. Dan akan kembali ke
samudra kasih. Dan hanya mau dekat dengan samudra kasih sayang. Dan hanya
tenang ketika ada di samudra kasih sayang.
Akhirnya lakukan realitas hidup apa
adanya. Sekuat daya. Selama ada entitas kasih sayang. Upayakan kembali dan
bergabung dg entitas kasih sayang yg lain di alam semesta ini sehingga
membentuk aliran kasih sayang yg mudah bergerak.
Bergeraklah bersama entitas kasih sayang
yg meliputi alam semesta. Atas namaNya. Atas ijin KAMI. Kami yaitu tempat
kembalinya semua entitas kasih sayang di alam semesta ini”
Selesai.
+++
Pengajaran
dan pembelajaran akan terus diulang sampai kita semua, para kesatria paham dan
mampu mengatakan dengan kesungguhan, “La syarikalahu wa bidzalika umirthu wa ana
minal muslimin” Bersiaplah wahai para kesatria, untuk memasuki fase pengulangan
pembelajaran. Seluruh pemahaman kita akan diuji oleh Allah dnegan pengujian
yang nyata, langsung kepada realitas kita, langsung kepada titik terlemah kita.
Mampukah kita menyandang asma-Nya “Bismillahhirohmanirrohiem’
Ujilah diri kita sendiri. Jangan-jangan kita hanyalah mengaku-aku saja. Menganggungkan
nama dan kasih sayang-Nya, namun sesungguhnya kita tengah mendustakannya.
Semua
akan nampak dalam ujian pengualangan ini. Bertahanlah wahai kesatria,
kuatkanlah iman. Sebab sebentar lagi alam akan kembali bergolak, langit akan diliputi
debu berahari-hari, gelap keadaannya. Bencana dimana-mana. Manusia bagai Laron-laron
yang berterbangan, mencari cahaya. Cahaya yang disangkakan akan menolongnya
justru akan menghabisi nyawanya. Disana tiada pertolongan selain Allah. Berita yang
selalu diulang-ulang. Tetaplah bersama kasih Tuhan. Berlindunglah dengan
kasih-sayang-Nya. Dengan terus belajar memahami hakekat kasih-sayang yang
benar, karena hanya dengan itu, kita bisa kembali ke samudra kasih-sayang-Nya.
Wolohualam
Gelegar terompet dari arah utara sudah dikumandangkan...
BalasHapusLalu gemuruh derap letusan demi letusan
Di tanah para raja-raja kerap terdengar
Derap tanah bergeliat sang naga bumi
Menggeliatkan tanah para tetua
Dan langitpun mencurahkan air
Gelombang banjir mencuci bumi
Membilas pedih tanah pusaka
Membilas kotoran dan menghapus
Berjalan dalam deras dan alunan gelombang pasang
Di tanah para leluhur
...
Selalu diwasiatkan
Kidung para leluhur
Amenangi jaman edan
....
Bacalah kidung itu
Siapa yg teguh bertahan dalam kasih sayang
Adalah para ksatria alam
...
Tiada terlahir pahlawan perang bila tiada perang
Tak akan terlahir sang ksatria alam
Bila tiada jaman edan
Semoga setiap diri tetap eling lan waspodo
Setiap badai bagaimanapun hebatnya pasti akan berlalu
Bertahanlah.. di dalam badai ini...
Salam sejahtera untukmu semua..
Ketika aku selesai mengumpulkan semua ingatan, aku siap mengucap selamat tinggal
BalasHapusWalau kenangan lama akan terbayang, aku tidak akan bisa melintasinya lagi karena sekarang aku disini
Demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian
Kecuali yg beriman dan beramal sholeh
Yang saling menasehati utk menaati kebenaran
Yang saling menasehati dalam menetapi kesabaran
Terkenang ayat Tuhan dan pikirku jauh melayang
Tetesan air yang jatuh dan lintasan waktu semua menari dalam anganku
Sisa sisa rahsa yg mengharu biru Semua cerita tentang cinta dan romantika masa lalu
Mengapa menjadi beban dan kisah sedu sedan
Ketika suatu waktu kau temukan dirimu seperti aku
Teruslah berjalan
Akan ada suatu masa saat kau terperangkap masa lalu, kehilangan mimpi, dan putus asa
Jangan menangis, teruslah berjalan
Ketika kita mengerti apa itu CINTA sesungguhnya, kita akan mulai sadar arti perjalanan ini
Dan tabir itu pun terbuka
Pemahaman demi pemahaman memasuki pikiran, akal, dan kesadaran
Inilah rangkaian yang hendak diselesaikan
Inilah penyempurnaan
Taatilah kebenaran, tetapilah kesabaran
Jangan berhenti, teruslah berjalan
Sebarkanlah kasih sayang
Tiada ragu di jalan Tuhan
Salam