Kisah Spiritual, Bilakah 7 (Tujuh) Paku Bumi Telah Tercabut ? (2)
Seperti
menata lagi kisah lalu. Memilih dan memilah file mana yang akan diputar.
Seperti songket-songket memory pada hardisk yang sedang di ‘searching’. Saat sekarang kesadarannya seperti diam. Diam didalam mesin prosesor komputer raksasa.
Melihat cara bekerjanya yang begitu sempurna, tak urung diri terpana. Jiwanya hanya terdiam. Diam menanti bagian yang manakah yang akan ditampilkan dilayar
monitor.
Menunggu
yah, dia sekali lagi hanya diam menunggu,
mengamati saja, kadang dirasakan ada getaran gerak otomatis mesin pencari yang
sedang memindai file yang akan dipilih untuk tampil dilayar monitor. Meski kadang dalam kebisuan yang lama. Yah system
pada mesin itu bergerak otomatis,
mencari mana-mana yang harus disaksikan Mas Dikonthole. Dan tiba-tiba seperti
ada sesosok yang masuk ke raganya, menuntunnya, mengarahkan pada bagian yang
memang sedang dicarinya. Sebuah kisah masa lalu, dan ternjyata pelakunya sendiri
yang membantu, dan kemudian meninggalkan
jejak-jejak informasi pada raga Mas Dikonthole.
Setelahnya..blam..blam..bagai
menonton sebuah film, dimana layarnya terpampang didalam kesadaran. Frame demi
frame berlintasan. Kadang sangat cepat. Kadang begitu lambat sekali. Anehnya, akal
dan pikiran sulit sekali mengikuti, lintasan-lintasan yang menimbulkan sensasi
aneh. Bagai romantika sejarah yang
diputar ulang. Sejarah yang tidak pernah tercatat didalam buku. Sejaran yang
hanya pelakunya sendiri yang tahu. Hanya kesadaran yang terus diam
memperhatikan residu rahsa yang tertinggal. Rahsa yang akan mampu terbaca. Dan..
Kesadaran
Mas Dikonthole terguncang hebat, terseret memasuki lorong waktu, sementara akal dan
fikirannya tertinggal jauh dimasa kini. Dirinya meraba di kegelapan sana. Mengurai
benang kejadian, bagian yang masih menjadi rahasia sejarah, rahasia Ratu Sima dan kerajaannya. Lengkap
dengan kisah cintanya yang terbisukan. Tangisnya bersama angin. Rintihannya
menantang malam. Keluhnya menyobek langit. Dia diam, sebab bisunya membekukan
pepohonan. Tidak ada satupun musuh yang ditakuti di medan perang, biar mereka
selaksa pasukan. Namun kini dia kalah pada hati. Rahsa cinta yang menusuki.
Membuatnya harus reinkarnasi lagi.
Dibalik
ketegasan, dan kekerasan hatinya. Dialah sosok yang sangat lembut, cintanya
telah menembus peradaban-peradaban setelahnya. Kasihnya bertebaran bagai debu.
Hanya kebisuan dan kesunyian yang dirasakan. Kekasihnya hilang entah kemana
rimbanya. Maka dia sendirian memimpin kerajaannya. Kerajaan Kalingga.
Siapakah
Ratu Boko ?. Siapakah Ratu Sima ?. Apakah orang yang sama ?. Banyak kisah
legenda yang mengkhabarkan bahwa mereka
adalah orang yang sama. Darimanakah asal dan muasal Ratu Sima. Tidak ada
satupun ahli sejarah yang mengetahuinya. Keberadaannya penuh misteri, sebagaimana
msiterinya Keberadaan Ken Arok. Tim ekspediasi IAIN dari Jogja berspekulasi
bahwa Ratu Boko adalah Ratu Bilkis yang dikisahkan Al qur an. Legenda ini
kemudian menjadi mitos keadaannya.
Namun
Mas Dikonthole meyakini meraka tidaklah sama sebagaimana yang disangka. Mereka
seperti satu keping mata uang. Mereka seperti dua buah sisi pintu. Jika kita
berada di luar maka kita akan berada pada dimensi yang satu, tapi jika kita
berada di sebelah dalamnya, kita juga akan berada pada dimensi yang berbeda
lagi. Dimensi yang tidak sama antar diluar dan di dalam. Sungguh keadaan yang
membingungkan. Saat manakah dia sebagai Ratu Sima dan saat manakah dia akan
sebagai Ratu Boko. Semua itu tergantung kepada kepentingan dan restu alam itu
sendiri. Dan saat sekarang ini yang reinkarnasi adalah Sang Ratu Sima. Dia yang
akan menempati raga yang baru. Meski kedatangannya juga dihantarkan oleh Ratu
Boko. Itulah keyakinan Mas Dikonthole. Hal ini sesuai dengan sifat dan karakter
dari raga terkjininya yang dirasakan Mas Dikonthole lebih selaras dengan energy
Ratu Sima daripada energy Ratu Boko.
Lalu
kenapa kisah ini menjadi bagian perjalanan Spiritual Mas Dikonthole ?. Apakah
semua ada hubungannya dengan tatanan nusantara baru. Apakah sebab tokoh-tokoh
yang tampil sejalan dengan sejarah peradaban yang menjadi cikal bakal peradaban
nusantara ini ?. Entahlah. Mas
Dikonthole hanya bisa membaca saja. Diam mengamati dan kemudian membuat catatan
untuk dikisahkan. Mengarungi perjalanan, membiarkan raga digerakan alam. Itu
saja. Kembalinya terserah sidang pembaca untuk memaknai.
Simpul-simpul
perajalanan spiritual Mas Dikonthole seperti diarahkan untuk bertemu dengan
orang-orang yang bertanggung jawab atas peradaban nusantara. Mengapa
kejadiannya begitu ?. Entahlah, tanpa dia meminta dan juga tanpa dirinya mengerti.
Sungguh sebab merekalah yang meletakkan
dasar-dasar kesadaran. Begitu besar jasa mereka, begitu berwibawa perbawaan
mereka. Namun bagaimanakah ceritanya, jika kemudian Mas Dikonthole mengetahui ada kisah cinta yang tersembunyi.
Ugh. Mungkin iItu hanyalah penggalan bumbu saja. Sebuah penjelasan mengapakah
begitu kuat sekali getaran rahsa yang ditimbulkannya. Ternyata sampai sekarang
ini mereka semua masih membawa kisah Cinta mereka meretas hingga ke jaman ini.
Rahsa
cinta mereka begitu kuat hingga mampu melintasi
jaman dan peradabannya. Sangat terasa
sekali getarannya. Hingga Mas Dikonthole sangat yakin sekali, tentu saja raga-raga yang ditempati pasti akan
kebingungan sendiri. Raga barunya pasti
akan bertanya, “Ada apakah dengan dirinya,
ada apa dengan hatinya. Mengapakah sepertinya hampa dan kosong ?” Cinta telah
merayapinya disetiap pagi, hanya dia tidak pernah mengerti. Raga-raga terkini
hidup dalam sunyinya sendiri, tanpa pernah dia mengerti, kenapa ?. Begitulah
nanti keadaannya.
Semua
seperti tak sengaja adanya, itu dinampakkan kepada Mas Dikonthole, sehubungan
dengan tugasnya ke Dieng. Ke tempat patilasan Ratu Sima. Dia akan membuka kunci
koordinat dimensi. Tugas yang kemudian baru dipahaminya akhir-akhir ini sebab
konon khabar yang diterimanya paku bumi yang dijaga 7 (tujuh) pertapa sakti
sudah tercabut semuanya. Jika paku ini telah tercabut semua, apa yang
terjadi sudah mampu dibayangkan oleh Mas Dikonthole. Gunung-gunung akan
bergerak-gerak, mengeluarkan muatannya. Semua gunung baik yang di Jawa atau di
tempat lainnya akan bergerak seirama. Maka bagaimanakah bumi nusantara akan bisa
dipijak lagi ?. Di pagi ini (Rabu/20/3) Gunung
Lokon sudah memberikan tandanya. Langit sudah memberikan khabar kepastianya.
Duh , sedih sekali.
Maka
dia harus mengerti dan paham kisah-kisah yang melatari tokoh-tokoh yang
ditemuinya. Sebagaimana juga ketika dia harus berangkat ke Indramayu menemui
seseorang yang dia panggil dengan sembutan ‘Kangmas’. Maka nantinya dia juga harus
tahu siapakah tokoh dibalik raganya itu. Semua itu harus dilakoni agar dia
tidak salah mengenali nantinya. Disamping itu ada sesuatu yang memang memaksa
dirinya harus kesana. Daya ityu begitu kuat memaksanya. Walau dirasa badan
belumlah sehat sempurna semenjak pertemuan kemarin. Namun semua itu tak dirasa.
Perjalananya
tak sia-sia. Rupanya sosok ‘Kangmas’ sudah mengetahui jauh hari sebelumnya
bahwa Mas Dikonthole pasti akan datang kesana. Pertemuan yang terasa kekentalannya. Meski nuansa mistis
melingkupi dan waktu juga tak cukup lama disana. Entahlah itu, Mas Dikonthole
hanya seperti menunggu pusaran waktu yang akan turun disitu. Portal yang akan
membantu dirinya nanti. Diyakininya portal
tersbut akan terbuka diatas pelataran rumah ‘Kangmas’ itu, setelah sholat ashar.
Dalam keyakinannya semua itu benar. Saat sholat ashar, dia melihat lintasan
cahaya, seperti infra merah membentuk sudut-sudut. Dan terasa ada energy
pusaran angin, diatas atas pelataran rumah. Maka dicukupkannmya pertemuannya
disitu.
Siapakah
sosok ’Kangmas’, dialah yang menjadi jembatan penghubung antar masa lalu dan
masa kini, menurut dan bagi pemahaman Mas Dikonthole. Sosok ini memang terkenal
mampu membaca tanda-tanda alam. Dan sudah sering berhubungan dengan para
leluhur. Mulai dari remaja kemampuannya ini sudah diakui. Walau tidak menonjol
sebab dia lebih sering berada diluar negri. Ilmunya lebih banyak digunakan
disana.
“Hmm. Seorang Brahmana dari
kerajaan Kalingga yang masih sejaman dengan Ratu Sima. “ Batin Mas Dikonthole. Ada pancaran
energy yang sangat kuat sekali. Energy keterhubungan antara Ratu Sima dengan
sosok “Kangmas’ ini. Energy tak biasa. Mas Dikonthole kenal sekali energy
seperti ini. Sebab dia memang pernah terpapar. “Tapi apakah mungkin ?.” Terasa kuat sekali jika sosok ini ada
hubungan yang tak biasa dengan sang Ratu di jamannya. Kesantunannya dalam
menerima kedatangan Mas Dikonthole tak mampu menyembunyikan, kesedihan hatinya.
“He
eh. Cinta selalu akan membuat hampa dan nelangsa.” Mas Dikonthole hanya
mampu bertasbih, bertakbir, dan beristigfar. Sungguh manusia sangat lemah
sekali. Siapakah manusia yang sanggup dalam belitan rahsa ini ?. “Apakah ini yang membuat dirinya juga
reinkarnasi ?.” Tapi kenapakah cinta
mereka tidak disatukan saja. Hikmah apakah yang dapat dipetik pelajarannya ?. Entahlah
Mas Dikonthole tidak berani berspekulasi lagi.
Hanya
secara perlahan kesadaran Mas Dikonthole dipahamkan. Dikisahkan bahwa pada masa
mudanya Ratu Sima pernah terlibat cinta segitiga yang sangat mengenaskan sekali. Begitu tragis pada akhirnya. Sebagaimana
kisah-kisah cinta lainnya, semisal kisah cinta Nabi Yusuf dan Julaikha, semisal
kisah cinta Raden Panji Inu Kertapati dan Dewi Sekaretaji. Takdir memisahkan
cinta mereka, walau akhirnya Ratu Sima menikah. Tentu saja bukan dengan tambatan hatinya. Sang suami menyadari bahwa cinta Ratu
Sima tidak sepenuhnya pada dirinya. Maka suaminya memilih pergi ke hutan
belantara bertapa dan tragisnya kemudian dikhabarkan meninggal. Sementara lelaki yang dicintainya menjadi
Brahmana dan seumur hidup tidak mau menikah lagi. Bagaimana dia tidak nelangsa. Harus kehilangan 2 orang yang dicintai ?. Tanpa mampu berbuat apa-apa. Sementara dia juga harus memeimpin kerajaannya. Bagaimanakah rahsanya ?. Maka ketahuilah raga yang sekarang ini akan sama kejadiannya. raga yang sekarang akan dalam belitan energy rahsa itu. Sungguh cinta selalu misteri.
Sejarah
mencatat bahwa lelaki yang pernah dekat dengan Ratu Sima adalah Kertikayesinga
dan Sri Jayanangsa. Apakah sosok kangmas adalah salah satu diantara mereka.
Maka biarlah alam yang menjelaskan kepada diri mereka. “Mengapakah sejarah seperti berulang lagi, pada raga-raga terkini ?” Mas
Dikonthole hanya bergumam tak mengerti. Sebagaimana tak mengerti dirinya atas
apa yang akan dihadapi dengan takdirnya sendiri. Mas Dikonthole hanya mampu
berdoa agar jiwa-jiwa yang berada pada raga terkini diberikan kesabaran, iman,
dan kekuatan untuk menjalani hari-hari mereka yang serupa, sama kejadiannya namun tak sama jamannnya. Semoga.
He
eh. Langit sudah menggelap sedari tadi.
Sms masuk terus berkali-kali dari orang-orang masa lalu. Mereka semua bertanya
ada apakah dengan alam hari ini. Mereka semua terkena demam yang aneh. Pusaran
energy diatas langit Jakarta. Pusran angin yang membentuk pyramida, seperti
pembalikan sang waktu. Ugh. Pertanda apakah ini ?. Orang masa lalu di Dieng
mengkhabarkan hal yang sama, Susana hari ini tidak seperti biasa. Mereka
merasakan demam di badan. Duh, Tuhan. Ampunilah kami, jika kami lalai. Kami
hanya mampu berserah, sesungguhnya hidup dan mati, ibadah dan sholat hanya
untuk dan karena Engkau Ya Allah. Maka berilah kami petunjuk. Bilakah meraka, orang-orang lainnya, memaknai hal yang sama, seperti kami. He eh..
Langit
hitam menggelap, sementara raga masih disini di kota tua. Terjebak diantara
hujan yang tidak berhenti. Dalam menunggunya Mas Dikonthole mengkisahkan ini. Subhanalloh, walahaulawalakuwata illa billah.
wolohualam
Salam,
BalasHapusTerakhir dua paku bumi itu telah dicabut pada 16 Maret 2013 selepas senja. Maka tergenapkanlah ketujuh paku bumi itu.
Jabat Erat,
Salam.. Klo boleh saya minta no kontak anda.. Nuhun
BalasHapusIni no sy.. 087822918533 (nur winda marwati)
BalasHapusSmoga suatu saat nanti bisa sampai di kendan... Hatur nuhun
Silahkan kontak di pondokcinde.org
BalasHapusInsyaallah akan disampaikan, ada kolom kontak di pojok kanan atas.
salam
Dan yang teringat, adalah ia yg selalu menuntunku pada pucuk2 pepohonan, menuju sebuah rumah diketinggian, memandangi hamparan luas pemukiman suci dgn kidung2 yg tak henti dilantunkannya..
BalasHapusAdakah candi di hamparan pasir & bebatuan, 1 candi utama dg 3 candi pendamping? Nuansa hindu, candinya tidak lancip, tidak begitu besar..
BalasHapusHmmm,, 1 Batang jati tunggal serta Tiga helai daun lontar yg Takkan layu dan musnah krn kurun waktu,. Jika itu tersibak, akan terjamahlah KEAGUNGAN ABADI,..
BalasHapus