Puisi Cinta; Antara DIA, Aku, Kau, dan Bekas pacarmu


Telah kupesan keranda malam. Bersama tikar untukmu sembahyang. Duhai, kekasih, peri yang kupuji bersama melati. Dimanakah mesti kuletakan hati. Jika disini gundahnya saja tak tertampung lagi. Kekasih, kau tebar bau aroma kesturi. Sedapkan pagi dan itu matahari menyinari. Wajahmu teduh seperti embun pagi. Meski riangmu tak pernah kudapati.

Dan sungguh telah kau ciptakan gugusan bintang. Agar mataku mampu memandang. Katamu, banyak pesan kau simpan disana. Tentang kita. tentang anak dan rumah kecil. Sayang kau bangun terlalu pagi. Sementara menunggu malamnya lagi  serasa tahunan kita mati. Diam tanpa gerak sang waktu. Kau tersenyum, sudahi mimpi siang hari. hela nafas sebab terlalu jauhnya  gugus bintang. “Itu tidak benar..!” desahmu tersadar.

Alis mata tak biaskan pesona. Kilasmu semakin tua tiada pesona. Dan hasratmu hanya menggumpal didada. Riuh terasa disana. Ingin kau teriakan, sebab gundahmu tak kau mengerti sendiri. Salah siapa dan dosa siapa.”Aku mestinya tidak terlahir disini. Setidaknya adalah bukan denganmu..!” Ugh, kau ulang perkataanmu lagi. Dan kudiam tanda mengerti.

Kekasih, malam tidaklah bersama pagi. Janganlah bermimpi tentang itu. Semua akan bergiliran. Penuhi saja hak malam dan tunggulah setelahnya pagi akan datang mengambil haknya pula. Maka manakah yang kau suka, gelapnya ataukah terangnya hari ?. Manapun yang kau suka atau kau tak suka semua sama saja, tetap saja mereka akan mengambil hak-haknya.  Begitulah suka dan begitu pula  duka kehidupan. Masing-masing bersama haknya. Maka apakah kau yakin akan yang kau pinta ?. Bersama siapa, yang mana ?. Sama saja keadaanmu nantinnya. Itulah kepastian dari-Nya.  

Kuketuk kau  saja dengan dua jari. Semoga disini kau mengerti. Lihatlah, “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang (di langit) dan Kami telah menghiasi langit itu bagi orang yang memandangnya. Dan Kami menjaganya dari tiap-tiap setan yang terkutuk. Kecuali setan yang mencuri (berita) yang dapat didengar (di langit) lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang.” (QS. Al Hijr,  15:16-18)

Sudahkah kau mengerti.?

Bintang yang kau puji, telah banyak tercuri. Mimpimu menjadi rebutan jin dan syetan yang terkutuk. Maka sadarlah, “Hanya aku yang mencintaimu dengan benar !."

Terpujilah , semua cinta akan akan runtuh dimakan waktu.  Bukan pada usiamu saja. Mau cinta manalagi ?. Jika semua sama  hanya sementara saja.  Maka..

Kekasih, siapakah dia itu, hanya karenanya kau tega tinggalkan aku ?. Kenalkan aku, meski itu hanya dalam kilas mimpimu yang tak terbukti.

Sudahkah kau melupakannya ?, sebab ragamu saja sekarang tetap disini bersamaku. Bersama dengan anak-anak kita.

Percayalah !.


Maka aku saja yang akan mengenalkan cinta-DIA kepadamu. Jangan lagi kau dengar cinta nya padamu. Sungguh itu pintaku !.


Hanya DIA cinta sejatimu !.

dan..
Akupun begitu..!

Sungguh !.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Spiritual, Misteri Selendang Langit (Bidadari) dan Kristal Bumi

Kisah Spiritual, Labuh Pati Putri Anarawati (Dibalik Runtuhnya Majapahit, 4-5)

Rahasia Simbol (Tamat). Siklus Yang Berulang Kembali