Kisah Spiritual, Hilang-Kembalinya Kerajaan Pajajaran
Kisah demi kisah dihantarkan. Satu kiisah kemudian melapisi
kisah lainnya. Kadang menjadi sebuah kisah tersendiri, menjadi penggalan kisah yang tidak bertautan. Tersisa nelangsa
membelenggu sukma. Sementara disana disisi ruang batin, terasa hampa rindukan pagi. Melamunkan nuansa,
romansa alam dengan sinarnya yang menghangatkan. Berharap ada hantaran cahaya
pencerah, yang dapat membuka hijab pemikiran. Ada sebuah kesadaran yang tertutup
lapisan, seperti dimensi yang tak tembus pandang. Itu bagai benalu pemikiran
yang terus menggelayuti otak kanan dan kiri. Penampakannya seperti menggumpali
awan. Mengikat keseluruhan.
Dan kemudian, perlahan selanjutnya awan itu
menggelap termanifestasi realitasnya, nyata di atas langit sana, menutupi
area pemakaman wali. Tempat jalannya prosesi. Sebagaimana berita yang disampaikan Pak Aryo, akan dinaungi mendung. Awan yang akan terus mencurahkan
airnya, menutupi laju kendaraan mereka, disepanjang perjalanannya hari itu. Begitulah keadaan perjalanan spiritual, sejak mulai dari kota Garut
sampai kembali tiba di ke kota mati (Fatahilah), tempat awal keberangkatannya
tadi. Langit seakan tengah berpesta menghamburkan isinya. Tidak ada sejengkal tanahpun yang tidak basah oleh air hujan. Seluruh
jalan yang dilalui rata membasah, oleh air yang tercurah dari langit. Malam gelap keadaannya,
dinginnya merasuki jiwa. Mobil yang ditumpangi seperti berkabut, membias dari
balik pandangan matanya.
Mas Thole singgah sebentar disana, tempat dia menaruh kendaraannya. Selanjutnya melaju menyusuri jalan-jalan ibukota. Pandangan tajam ke depan. "Jam dua belas malam
masih disini, di kota tua yang mati." Batinnya mengingatkannya. Ya, disini dikota tua, dia mulai berada diatas motor,
hendak kembali ke Bekasi. Menatap jauh kedepan, langit yang dilalui. Langit seperti tembus pandang, jauh keluar dimensinya. Langit seperti balas menatap kembali. Tersergah
hawa dingin di hati, sedingin sabetan pedang. Angin menapar dari muka dan
belakang.
“Dimanakah sekarang ini..?. Benarkah dia telah kembali ke alam nyata ?.” Kesadarannya mencoba mengenali, seperti dua dimensi sekarang ini, sudah tidak ada pembatasnya lagi. “Pintu dimensi Pajajaran sudah terbuka ?.” Ugh. “Semoga ini hanya sebuah ilusi” Bisiknya meyakinkan dirinya. DKesadarannya selalu tersedot kesana, mengamati suasananya. Memang sepanjang perjalanan rekan-rekannya telah mengabari perihal ini. Tentang pintu sebuah dimensi, yang terbuka, dan telah mengguncangkan seluruh kerajaan makhluk ghaib disana.
“Dimanakah sekarang ini..?. Benarkah dia telah kembali ke alam nyata ?.” Kesadarannya mencoba mengenali, seperti dua dimensi sekarang ini, sudah tidak ada pembatasnya lagi. “Pintu dimensi Pajajaran sudah terbuka ?.” Ugh. “Semoga ini hanya sebuah ilusi” Bisiknya meyakinkan dirinya. DKesadarannya selalu tersedot kesana, mengamati suasananya. Memang sepanjang perjalanan rekan-rekannya telah mengabari perihal ini. Tentang pintu sebuah dimensi, yang terbuka, dan telah mengguncangkan seluruh kerajaan makhluk ghaib disana.
Serentetan ritual yang dilakukan Mas Thole
dan kawan-kawan di petilasan Prabu Kian Santang, telah membuka mantra ghaib,
bagi terbukanya pintu Pajajaran. Terbukanya pintu Pajajaran ini telah
mempengaruhi siklus alam semesta. Sebab ghaib sekarang sudah terbuka
keadaannya. Begitulah yang terbaca. Kerajaan Pajajaran telah mampu dilihat oleh
mata batin sang kesatria. Jelas hal ini membuat gelisah kerajaan para siluman.
Kerajaan siluman yang menjadi tempat pemujaan manusia (Gunung Kawi dsb)
sekarang resah. Mereka terbang kemana saja, takut sekali akan murka para
kesatria. Mereka semakin bersembunyi di tubuh manusia. Dan alam telah menandai
mereka-mereka itu. Keadaan diri mereka takut sekali akan murka alam kepadanya
yang telah mempersekutukan Allah, begitu
ketaranya ketakutan itu, tertangkap mata batin.
Kembali dirinya hanya mampu menyelusuri seluruh kisah. Kisah spiritual ini menjadi sebuah rentetan. Dimulai pertemuannya dengan Ratu Sima (Ratu Boko). Kemudian pertemuannya dengan Prabu Siliwangi . Terus
meluncur dengan cepat sekali. Kesadarannya seperti telah dijungkir balikan Simpul-simpul seperti disodorkan begitu saja oleh
sang Maha Pengatur. Semua tak berjeda. Instrumen ketubuhannya seperti dibombardir oleh kesadaran-kesadaran lainnya. Itu terjadi disetiap subuh. Mereka semua satu demi satu hadir untuk dikenali oelah kesadaran Mas Thole. Luluh lantak rasanya. Kesadaran jiwa, kesadaran akal, kesadaran ruh,
kesadaran raga, kesadaran rahsa. Semua menjadi sungsang tak tertata dalam dimensinya.
Mitos dan legenda sekarang ini menjadi
sebuah kisah nyata yang harus dilaluinya. Ghaib disini ini harus diyakini sebagai realitas adanya. Siapakah yang tidak menjadi 'gila ?'.
Sungguh fase pembalikan yang membingungkan. Pencariannya selama berahun-tahun ini ke
pelosok negri ternyata bermuara disini. Di tanah Pasundan ini. Bagaimanakah
mengkhabarkannya ?. Bahwa nusantara baru
akan dikawal oleh anak keturunan Pajajaran, orang-orang tanah Pasundan yang
akan menjadi pemimpin bangsa ini, dikemudian hari. Benarkah ini ?. Sekali lagi,
Mas Thole mencoba mencerna seluruh pertanda yang dirasakannya di badan dan juga
seluruh penampakan yang terus saja terpampang nyata di alam. Dari berita para
leluhur yang silih berganti datang menyambangi, dari rekan-rekannya yang terus tak
henti memberikan khabar waskita. Semua mengkerucut kepada kesimpulan yang sama.
“He eh..biarlah ..!. Jika memang
kehendak alam begitu adanya, dirinya toh hanya pewarta. “ Begitulah Mas Thole mencoba
memaknai keadaan.
Nusantara adalah realitas kedaannya. Yaitu bagaimana
para leluhur bangsa ini telah meletakkan kesadarannya. Kesadaran bangsa ini yang
dapat kita telusuri dari kisah-kisah perjalanan mereka. Dan ternyata semua
bermuara di tanah Pasundan ini. Sungguh, selama ini dirinya keliru, selama
bertahun-tahun dia mengarahkan pencariannya kepada anak keturunan Majapahit. Bagaimana
dia bertemu dengan Ken Arok, Sultan Agung, Ratu Kencono Wungu, Ratu Pantai
Selatan dan Utara (Nyi Loro Kidul dan Dewi Lanjar), Panembahan Senopati, dan
banyak lagi lainnya. Namun semuanya tak membuahkan apa-apa. Ego diri mereka
sedemikian besarnya. Mereka tetap dalam ke AKU an diri yang kuat sekali. Tetap
menganggap diri mereka yang paling kuat dan berkuasa. Meski realitasnya mereka
bukan siapa-siapa.
Sulit sekali mereka melepaskan atribut
kekuasaan mereka itu. Meski mereka sudah dilahirkan berkali-kali di raga
manusia biasa. Mereka tetap saja pongah dan jumawa. Mereka anak cucu Majapahit,
dalam hijab diri yang begitu kuatnya membelenggu diri mereka sendiri. Keprihatinan
inilah yang terus membuat Mas Thole, yang mana ~sehingga dia melaju diatas
motornya seperti tak merasa, dia demikian sedihnya. Dia adalah bagian dari
Majapahit, bahkan dia adalah orang masa lalu yang turut serta mendirikan
Majapahit. Bagaimanakah tidak bersedih jika mendapati anak keturunan Majapahit
begitu. Maka anganya melintas keseluruh peradaban yang pernah dilaluinya dalam
beberapa menit. Nyaris jiwanya tidak berada dalam raganya. Blash..blash..dua
dimensi terus dilaluinya. Sang waktu terus ditelusurinya. Sementara raganya
masih diatas motornya. Ringkih badanya menahan laju angin.
Sejak keberangkatannya ke petilasan Prabu
Kian Santang beberapa hari yang lalu. Dan diulangi hari kemarin itu (17/4).
Tanda pergeseran dimensi seperti tengah terjadi. Apa yang dijanjikan sang Prabu
Siliwangi yang akan membuka tirai ghaib Pajajaran rupanya betul-betul
dilaksanakan beliau. Malam ini, lewat jam dua belas malam, dirinya melihat ke
angkasa. “Semua benar adanya..”
Kesadarannya seperti memeluk jiwanya. Takut disana akan terjadi apa-apa. Pasukan kerajaan Pajajaran yang pernah dikhabarkan
menghilang kini sudah berbaris berjajar rapi menunggu titah Prabunya. Mereka tersusun
berlapis-lapis di persembuyiannya. Aroma dan suasana mistisnya benar-benar
sangat terasa di raga Mas Thole. Menggiriskan sekali. Pasukan siap mati membela
jalan Tuhannya, kini telah dimobilisasi.
Rupanya inilah yang menakutkan kerajaan siluman di sekitarnya.
Mestikah semua dikhabarkan ?. Siapakah yang
akan meyakini keadaan ini ?. Sungguh sulit sekali. Dia tahu itu. Tidak mungkin
manusia dalam kesadaran terkininya akan mempercayai hal ghaib ini. Maka Mas
Thole kembali menyurati Ratu Sima dan juga sang Prabu, insyaallah mereka dapat meyakini
keadaan ini. Mereka pastinya akan mampu menjadi saksi. Keadaan saling
menyaksikan inilah yang menguatkan hati. Sungguh bumi dan langit sudah tidak tahan
lagi, melihat tingkah polah manusia. Ingin mereka melibas, hanya mereka terikat
ketentuan Tuhannya. Inilah email yang sempat di kirimkan tadi ;
Dikirim: Kamis, 18 April 2013 14:46
Judul: Bls: Konsolidasi
Aswrwb,
Banyak sekali yang ingin diberitakan, namun
entah dari mana memulainya. Khabar dimensi yang sudah terbuka, alam yang
kemudian bergolak, banjir di Garut dan sekitarnya. Dan juga kemarin saat
tawasul (akikah) berlangsung, semua rekan melihat tanda-tanda alam, awan yang
berjajar (Pajajaran), semua rekan membaca tanda yang sama. Para siluman yang
merajai manusia telah gempita di pusat kerajaannya. Tempat-tempat pemujaan
sudah mulai resah. Alam sudah tidak sabar lagi ingin mengeluarkan isi perut
mereka. Bumi, air, angin, semua sudah menahan diri semampunya. Jawa timur,
jakarta, dan beberapa daerah lainnya, sudah menjadi kepastian. Agar manusia
sadar kembali. Semua khabar itu harus diendapkan kembali, sebelum memulai
langkah baru.
Semoga upaya kita yang kecil ini menjadi
ridho-Nya. Menjadi ‘buterfly effect’. Kepakan sayap-sayap kita yang ringkih
akan menjadi tornado yang mampu melibas angkara murka di nusantara. Semoga Ya
Allah.
Keyakinan kita dalam realitas akan menurunkan
ridho-Nya, inilah keyakinan yang benar. Maka Insyaallah jika kita sudah
berketetapan begitu, kita ikhtiar. Dan semoga saya dan juga kita semua dikuatkan-Nya untuk mengemban amanah itu. Langkah
menengok kebelakang, hanya akan menumbuhkan keragu-raguan, keraguan tersebut
yang akan menjadi celah para syetan dan siluman dalam menggoyahkan hati kita.
Waspadalah !, yakinlah dengan apapun ketetapan yang sudah kita ambil. Semua
dari Allah dan akan kita kembalikan kepada Allah.
Sudah saatnya team merapatkan barisan. Team sang
Prabu harus konsolidasi terlebih dahulu. Keadaannya sekarang masih jalan
sendiri-sendiri, harus ada waktu pertemuan yang dihadiri semuanya. Minimal yang
ada di Jakarta. Jika kesulitan ke rumah, maka saya yang akan kesana ke
depok.Karena nantinya akan menjadi paralel dengan realitas.
Kita akan segera memasuki perang kesadaran.
Tiada celah disana untuk lari. Beriman atau kafir benar-benar sangat tipis
sekali. Jika kita kafir setelah ber-iman, tunggulah, sungguh berat sekali
hukuman-NYa.Semoga kita selalu dalam lindungan-Nya.Kita akan berperang di
jalan-Nya.
Paku bumi harus segera
di tanamkan, petunjuk yang diberikan, Jembatan Suramadu, Bekasi, Bukit Giri
Bangun (Klaten-makam Ibu Tien), Dieng (Tuk asli Bimo LUkar), Tangkuban Prahu,
Poros (Ditentukan Sang Prabu), Satu lagi masih dirahasiakan. Dan 2 paku
pelengkap akan di tanam di Bali. Semua total 9 paku bumi.
Begitulah khabar singkat
ini, sebab masih berupa rangkaian yang tak terbaca di otak ini.
Salam
Begitulah pesan email yang
dikirimkan oleh Mas Thole. Dan tidak begitu lama emailnya mendapat respon dari
Ratu Sima, yang kembali memastikan kebulatan tekadnya untuk itu. Subhanalloh. Senang
rasanya. Lirih Mas Thole berdoa, agar jiwa-jiwa yang disucikan itu terus berada
dalam rengkuhan kasih-sayang-Nya, agar mereka mendapatkan balasan yang setimpal
atas perjuangan dan keyakinannya ini. Keyakinan yang terus diperjuangkan dalam
diam. Sungguh pergerakan dalam keghaiban yang hanya bisa dipahami oleh hati
yang telah bersih dari keinginan ‘pamer diri’. Mereka diam diatas gerak raga
yang terus dipergulirkan mengemban amanah-Nya.
Mas Thole terus
merangkai kejadian mengkhabarkan kejadian demi kejadian. Mencoba terus
berdiskusi, yang menjadi sebuah kisah tersendiri. Kisah lainnya ssebelum semua
ini terjadi. Rentetan bagaimana kejadian Mas Thole bertemu dengan sosok yang
menjadi kunci, yang selama ini dicarinya. Sosok yang masih muda sekali secara
realitasnya. Namun didalamnya sangat tua sekali. Sosok itu sudah pernah dating sebelumnya
menyambangi Mas Thoe. Dia memperkenalkan dirinya bahwa dialah entitas yang
mampu menggerakan gunung, laut, hujan, tanah, dan seluruh elemen alam berada
dalam perintahnya. Dialah sang Avatar para malaikat penjaga, yang menjagai
gunung-gunung, laut, tanah dan lain sebagainya. Dialah yang menjadi penghubung
antar dimensi itu.
Inilah cuplikan email-email sebelum kejadiannya, mejadi sebuah rangkain berita menjadi pelengkap kisah
spiritual ini. Perbincangan Mas Thole dengan Ratu Sima. Sbb ;
Dikirim: Senin, 15 April 2013
18:18
Judul: Bls: Hasil pertemuan
Alhamdulillah,
Sepertinya memang dia yang kita cari. Diawal pertemuan dia
mengatakan demikian, pada jaman dahulu para petinggi kerajaan pasti akan
meminta petunjuknya (meditasi). Alam sangat patuh padanya. Beberapa kejadian
kadang tidak masuk akal. Sebelum gunung meletus, tsunami dsb. Air, gunung dsb,
selalu memberitahukan kepadanya terlebih dahulu. Banyak yang tidak masuk akal,
namun semua terbukti. Dia yang akan mengkomandokan alam nantinya. Namun
perintah Allah pasti, daerah-daerah yang akan terkena sudah dapat kita petakan.
Karenanya kita akan meluncur ke daerah yang terparah. Jawa Timur, Pesisir
Pantai Utara (pangandaran), Jakarta, dan pusat-pusat pesugihan (pemuja syetan).
Kita hanya punya waktu beberapa bulan saja. Jika usaha kita
berhasil, jika manusia-manusia di tempat tersebut kembali menyebut nama Allah.
Semoga Allah akan menangguhkan hukuman bagi daerah tersebut. Di tandai dengan
paku bumi sebagai isyaratnya.
Realitas maupun ghaib kita upayakan dengan terus bersandar
kepada-Nya. Manusia hanya bisa berikhtiar sebagaiman Siti Hajar saat Ismail
kehausan di padang pasir. Meski beliau tahu air akan sia-sia sebab semua padang
pasir tampak dimata, namun beliau bolak-balik hingga 7 kalitidak pernah
menyerah, hingga raganya tak mampu menompangnya lagi. Demi sebuah harap dan
sebuah keyakinan adanya air kehidupan. Raganya digerakkan sedemikian rupa,
melawan kenisbian.
Kita sedang diuji rahsa empati kita kepada sesama, kita yang
diberikan pengetahuan atas itu. Kita diuji rahsa empati kita atas nasib bangsa
ini. Meski keadaan kita sebagaimana Siti Hajar yang kebingungan kesana kemari.
Semoga akan turun ridho-Nya atas diri kita makhluk yang lemah.Yang memang
tidak memiliki pengetahuan apa-apa.Pada kisah-kisah para nabi ada kekuatan
hati, yang tersembunyi di dlam dada pelakunya, itulah rahasia hikmah Al
qur an.
Semoga kita mampu meneladani kisah-kisah itu.
Salam
Dikirim: Senin, 15 April 2013 14:14
Judul: Hasil pertemuan
Alhamdulillah,
Semua berjalan dengan lancar, adiknya yang bungsu ternyata
pemegang kunci alam semisal avatar ; The Legend of Ang. Pada intinya alam sudah
murka semua melihat ulah manusianya, tinggal menunggu komando kesiapan kita
saja. Berapa orang nantinya yang mampu diselamatkan. Yaitu hati dan jiwa yang
bersih yang bisa kita selamatkan. Jawa Timur pusat pemujaan akan disapu banjir
besar bisa saja tenggelam, bumi akan bergeser, maka paku bumi harus segera
ditanamkan, minimal mampu mengurangi dampaknya.Begitu yang disampaikan, memang
harus diakikahkan dahulu katanya, sebab menandai lahirnya sebuah entitas baru.
Nusantara baru, adalah seorang bayi.
Dari sisi ghaibnya, semua sudah siap. Tadi malam saja yang datang
ribuan mengepung Bekasi. Mereka semua tinggal diperintahkan saja.
Team saat ini baru dibuka hijabnya, masih perlu pendalaman
tauhidnya. Maka mereka dalam fase penyeselarasan. Kita memang hanya membutuhkan
team-team inti, yang benar-benar memahami dan sehati. Dari team inilah kita
akan mengatur strategy. Kita membutuhkan 7 orang yang siap untuk itu. Saat
sekarang ini baru 3 orang termasuk Ratu Sima. Masing-masing orang adalah
sesepuh, yang juga memiliki group lagi. Firasat saya sang Ratu juga perlu
merapat dengan Kangmas. Mudah2an bisa meyakinkan Kangmas. Bahwa lakon kita di
dunia adalah bergerak, kita mengikuti gerak sang dalang dengan ikhlas dan
ridho. Bukan diam semata tanpa melakukan apa-apa.Meskipun berdoa, nanti akan
lain rahsanya.
semoga.
salam
Demikian rentetan email yang bisa dicuplikan, tentunya ada
beberapa bagian yang sengaja dihilangkan, guna menghindari fitnah lainnya.
Begitulah kisah ini akan terus dihantarkan kepada sidang pembaca. Kisah yang melapisi kisah lainnya. Dimana yang tersisa nelangsa membelenggu
sukma. Sisi ruang batin hampa rindukan pagi. Melamunkan nuansa, romansa alam
dengan sinarnya yang menghangatkan. Berharap hantaran cahaya pencerah, dapat membuka
hijab pemikiran. Sebuah kesadaran yang tertutup lapisan, seperti dimensi yang
tak tembus pandang.
Dan ufuk sana dimana matahari berada diujung
kaki, kerajaan Pajajaran telah kembali, dalam nuansa masa lalu yang hanya bisa
dipahami oleh ornag-orang yang sanggup membersihkan hati. Sebab mereka dari
dimensi masa lalu yang menembus waktu meluncur ke dimensi terkini. Mereka
memang sengaja disamarkan oleh sang Prabu Siliwangi guna untuk keperluan
masa sekarang ini. Mereka menjadi pasukan-pasukan Allah untuk memerangi para
siluman yang telah menipu manusia. Maka sesungguhnya janji Allah adalah pasti,
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam
kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan
mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar
(ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih
sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai."(QS. Al-A’raaf: 179)
Bilakah kita termasuk manusia itu ?. Maka semua terpulang pada hati. Sudahkah sampai kepada kita khabar bagaimana para kaum terdahulu ?. Sungguh al qur an sudah menyampaikan berita-berita itu. Manusia dan jin hanya menganggap bahwa al qur an itu semisal dongengan saja. Mereka semua memiliki hati namun mereka semua terhijab realita. Semoga kita tidak termasuk kedalam golongan orang-orang yang lalai sebagaimana yang disinyalir oleh ayat tersebut. Semoga kita semua mampu melihat tanda-tanda alam yang sudah dinampakan akhir-akhir ini. Itulah tanda-tanda (ayat-ayat) Allah. Semoga. Amin
wolohualam
pemilihan kata-katanya sangat menarik..Aku sangat menyukainya.
BalasHapussaya ucapkan salam pada penulisnya,terima kasih
BalasHapusSalam Sejahtera dan Rahayu saya samapikan. fr: adriyanto
BalasHapusartikel yang sangat menambah wawasan saya, terima kasih sob sudah berbagi..
BalasHapusSubhanallah .. itu saja yang dapat aku sampaikan sebagai rasa tereimakasih telah menemukan artikel menarik ini
BalasHapusSemoga Mas Thole dan kawan2 selalu berada dlm lindungan Allah S.W.T. Semoga apa yg dicita2kan utk nusantara segera tercapai. Aamin.
BalasHapusTerima kasih atas kisah spritual yang disungguhkan, saya sangat senang dan meyakininya apa yang dikisahkan dalam rubrik ini. semoga Allah mengampuni atas segala dosa2 yang kita lakukan, amin. Insya Allah saat nanti Indonesia Pasti Jaya dan menjadi Negara Super Power.
BalasHapusSaya ingin berkenalan dan bertemu dengan Mas Thole.Adakah yg bisa mempertemukan saya dengan Mas Thole.Ini alamat email saya: akhmadsyarifudin294@yahoo.com, akhmadsyarifudin294@hotmail.com. Terima kasih atas bantuannya.
BalasHapussilahkan ke pondokcinde.org mas, ada kontak yg bisa digunakan utk menghubungi Mas Thole. Salam
HapusDongeng yg indah...
BalasHapusapa yang ada rasakan ternyata mempunyai kesamaan dengan apa yang kami rasakan... jika saudara berkenan email saya, roviyansyah@gmail.com saya asli dari Kota Garut, menetap di Ciamis 1KM dari situs karangkamulyan ciung wanara dan bekerja di sekitar daerah pasar kranggan bekasi...
BalasHapusrahayu... rahayu... rahayu
BalasHapussubhanallah ,,,,
BalasHapussubhanaloh...pada penulis kisah ini begitu rumit yg mungkin org awam sulit mncerna dengan akal sehaatnya..namundisini saya menyatakan keyakinan dan kebenaran semuanya,,karena saya merasakan dan pernah mengalami secara pribadi namun saya belum bisa mengungkapkan lewat umum disini.namun pesan saya semua dan garis besarnya adalah simbol2 dari diri kita yg harus saudara baca...inti dari semua adalah kesucian dan ketulusan hati..dimana nanti akan terbuka sebuah hijab yg akan mnjawab semuanya.
BalasHapussalam Kenal ti JAYA SANJAYA, PUTRA PAJAJARAN.
BalasHapusHmhh..
BalasHapusSugan
BalasHapuskudu bisa silih asah silih asih silih asuh, ciri kula bakal aya
BalasHapusNyungkeun kntkna
BalasHapusSubhanallah 😇
BalasHapusSubhanallah 😇
BalasHapus