Kisah Spiritual, Wangsit Prabu Siliwangi (Anak Keturunan Pajajaran)
Aswrwb,
Apa khabar mas ?. Posisi sekarang dimana ?. Jika
ada di Jakarta, barangkali bisa main ke rumah mas. Saya minggu ada di rumah.
Mungkin sudah saatnya, waktu sudah dekat. Sudah ditunggu peranan 'sang
paduka raja' oleh alam ini. Semoga Tuhan merestui.
amin
salam
Email ini dikirim Mas
Dikonthole beberapa hari yang lalu. Seorang rekan yang semula hanya dikenalnya
melalui dunia maya. Mengapakah kepada dia ?. Kembali itu juga menjadi
pertanyaan yang sama pada dirinya. Hanya menjadi sebuah rangkaian kejadian yang
sepertinya, nanti akan terkait dengan fenomena tercabutnya paku bumi.
Tak lama kemudian
menadapat jawaban sbb ;
Waalaikumsalaaam, insya 4JJI Mas , Insya
4JJI sore bisa ke sana.
Mengenai "peran" tersebut td sore istri saya cerita bahwa akhirnya istri saya bisa ikhlas dan lepas ganjalan mengenai "peran" tersebut. Dia kaget dan langsung cerita begitu sy forward email Mas, ke istri saya. Krn sebelumnya dia enggan menerima untuk2 hal-hal tersebut, lalu tiba2 kmaren malam dia jadi menerima, lalu dpt email Mas. Dia kaget kok nyambung dan kontak semuanya. Seperti kebetulan. Mudah2an lancar jika satu keluarga satu suara.
Insya 4JJI Yang Maha Kuasa merestui.
Mengenai "peran" tersebut td sore istri saya cerita bahwa akhirnya istri saya bisa ikhlas dan lepas ganjalan mengenai "peran" tersebut. Dia kaget dan langsung cerita begitu sy forward email Mas, ke istri saya. Krn sebelumnya dia enggan menerima untuk2 hal-hal tersebut, lalu tiba2 kmaren malam dia jadi menerima, lalu dpt email Mas. Dia kaget kok nyambung dan kontak semuanya. Seperti kebetulan. Mudah2an lancar jika satu keluarga satu suara.
Insya 4JJI Yang Maha Kuasa merestui.
…
Alhamdulillah pertemuan hari minggu kemarin terjadi. Kembali sulit sekali memaknai jika dalam realitas terkininya, terlihat sebagaimana pertemuan biasa saja. Tersingkapnya sosok orang masa lalu, dan sederet peranan yang harus dilakukannya, mungkin akan menjadi debat lagi adanya. sebagaimana pelakunya sendiri yang terus saja mencoba memaknainya sendiri. Peranan yang jauh hari sudah disusupkan kepada dirinya sejak dia mulai bayi. Realitas terkini dan kesadaran ghaibnya tidaklah mudah untuk dimengerti. Maka menjadi sebuah harap jika pertemuan kemarin akan menjadi impuls untuk menggerakan pendulum yang sekian lama diam disana. Semoga. Dan jikalaupun kejadian pertemuan kemarin dikisahkan disini, sungguh hanya akan menjadi rangkaian pertanyaan lainnya yang tak mungkin mampu dijelaskan dengan logika biasa.
...
Bercerita tapi tak tahu
kemana muaranya. Menyudahi tapi tak mampu berhenti. Memaknai tapi tidak pernah
mengerti. He-eh bagaimana ini ?. Mengapa seperti ada kekuatan yang menahan agar
Mas Dikhonthole tidak menceritakan
bagian kisah yang ini. “Sosok ini
harus tetap menjadi misteri.” Katanya. Biarlah menjadi milik masyarakatr yang meyakini. Biarlah sosok ini tetap menjadi miliki
kesadaran kolektif masyarakatnya saja. Akan berbahaya sekali jika dibuka
keberadaannya. Mas Dikonthole merasa pening dikepala saat bertanya mengapa ?.
Hawa selaput lembut sekarang meliputi kepalanya saat dia mencoba memaksa
menembus keadaan dirinya.
Cukuplah hanya orang-orang
yang hak saja yang tahu. Itulah pesannya. Siapa dirinya, apa peranannya, dan
mengapakah dia harus menjadi bagian kisah spiritual Mas Dikonthole. Biarlah
episode ini menjadi bagian yang tersamar saja. Berulang kali telah dicoba
diketikkan, namun apa yang terjadi, rasa pening kepala yang menyergahnya
membuat dirinya kehilangan kalimat yang akan diketikannya.
Bahkan suatu saat..Blegh…tiba-tiba
seperti ada hawa yang merasuki agar dirinya tidak melanjutkan lagi. Banyak
bagian yang lain yang rasanya lebih layak tayang dalam episode ini. Biarlah
sosok itu dirahasiakan keberadaannya sampai waktu yang tidak tertentu. Akhirnya dirinya menyerah, jika alam ingin
tetap merahasiakannya, maka ya..sudahlah.
Ribuan semut telah merayapi
kepala, membuat dirinya seperti tak mampu berfikir lagi. Semut-semut api
rasanya telah menguasai otak dan pikirannya. Maka diendapkannya seluruh kisah
yang ingin dikhabarkannya hari ini. Sudahlah. biarlah nanti saja, jika alam
sudah mengijinkannya. Maka beralihlah dirinya kepada aktifitas lainnya.
Sementara tulisan ini disimpannya di my document di komputernya, entah kapan
akan dilanjutkannya.
Ditinggalkan mejanya, ribuan
semut rahsanya seperti menebarkan radiasi yang menyebabkan darah bergumpal di
kepala. Dia turun ke bawah sebentar melakukan meditasi di sebuah kursi namun
gumpalan yang menyumbat otaknya sepertinya tidak mau cair jua. Kesadarannya tak
mampu menembus gumpalan rahsa tersebut. Rahsanya seperti kehilangan
keseimbangan saja. Keadaannya seperti bingung saja, bingung yang tak
dimengertinya. Mengembalikan smeua itu kepada Tuhannya. Mencoba membaca
tanda-tanda lagi. Entah apa lagi ?.
Mungkin ada 2 jam diseperti
itu, hingga tak sengaja dicobanya membuka email lagi. Hmm masuk email ke
inboxnya yang berisi syair petuah Prabu Siliwangi, dan byar…gumpalan disebelah
atas kepala tiba-tiba menghilang, cair begitu saja. Maka mulailah dibaca
perlahan saja. Wangsit Sang Prabu Siliwangi sebelum Tilem (Moksa). Email dari
rekannya yang kemarin baru saja dia email itu.
Ngahiangna Pajajaran
Pun, sapun kula jurungkeun
Mukakeun turub mandepun
Nyampeur nu dihandeuleumkeun
Teundeun poho nu baréto
Nu mangkuk di saung butut
Ukireun dina lalangit
Tataheun di jero iga!
Mukakeun turub mandepun
Nyampeur nu dihandeuleumkeun
Teundeun poho nu baréto
Nu mangkuk di saung butut
Ukireun dina lalangit
Tataheun di jero iga!
Dst…dst….
Rangkain syair yang
menceritakan kejadian demi kejadian. Peradaban demi peradaban. Tahun berganti,
kekuasaan berganti. Silih bergantinya para penguasa. Syair yang begitu dalam
sekali maknanya. Apa yang tersirat bukanlah apa yang tersurat. Bagaimana
dikisahkan tingkah polah para anak keturunan Pajajaran nantinya.
Anak-anak keturunan Pajajaran akan
bertebaran di bumi Nusantara ini, Semua symbol perumpamaan yang akan mengabarkan
bagaimana keadaan mereka semua. Mereka yang akan mengikuti perjalanan takdirnya
masing-masing. Mampukah keadaan diri mereka sekarang ini membaca pesan beliau, “Dengarkan! Yang ingin tetap ikut denganku, cepat
memisahkan diri ke selatan! .Yang ingin kembali lagi ke kota yang ditinggalkan,
cepat memisahkan diri ke utara!. Yang ingin berbakti kepada raja yang sedang
berkuasa, cepat memisahkan diri ke timur! .Yang tidak ingin ikut siapa-siapa,
cepat memisahkan diri ke barat!.” (Kutipan bebas serat Prabu Siliwangi)
Tercabutnya paku bumi sekarang
ini, akan menimbulkan kegoncangan alam semesta. Maka kepada anak keturunan
Pajajaran, diminta untuk mengambil sikap. Sikap yang harus menjadi keyakinan
mereka semua. Kearah mana mereka akan mengabdikan diri mereka, sesuai dengan
kapasitas diri mereka masing-masing. Semua pilihan itu akan mengandung
konsekwensi yang luar biasa sekali. Sudah dicontohkan kepada mereka para
keturunan Pajajaran generasi pertama, sepeninggalannya Prabu Siliwangi.. Mereka para generasi pertama, sudah membuktikan sendiri. Bagaimana keadaan
anak keturunan Pajajaran maka . saatnya sekarang ini mereka harus mengikuti hati,
mengikuti daya alam yang akan menggerakkan mereka. Bukan lagi menuruti nafsu
mereka. Sebab kejadiannya sudah kita saksikan sendiri, bagaimana kesudahannya
bagi mereka yang mengikuti daya selain Allah.
Kerajaan Sunda-galuh,
Kerajaan Pajajaran, semua terangkai dalam fenomena yang dialami oleh Mas
Dikonthole, menjadi sebuah cerita bagaimana kesadaran manusia (mim)
dipergilirankan. Mampukah sekarang ini mereka raga terkini, menetapi pesan
leluhur tanah Sunda ?. Apakah mereka
akan mampu memahami pesan-pesan ini. Apakah mereka akan tetap tidak mengerti ?.
Jikalau saatnya telah tiba..?
“ Penguasa yang buta, semakin hari semakin berkuasa melebihi kerbau
bule, mereka tidak sadar jaman manusia sudah dikuasai oleh kelakuan hewan.
Kekuasaan penguasa buta tidak berlangsung lama, tapi karena
sudah kelewatan menyengsarakan rakyat yang sudah berharap agar ada mukjizat
datang untuk mereka.
Penguasa itu akan menjadi tumbal, tumbal untuk perbuatannya
sendiri, kapan waktunya? Nanti, saat munculnya anak gembala! di situ akan
banyak huru-hara, yang bermula di satu daerah semakin lama semakin besar meluas
di seluruh negara. yang tidak tahu menjadi gila dan ikut-ikutan menyerobot dan
bertengkar.
Dipimpin oleh pemuda gendut! Sebabnya bertengkar? Memperebutkan
tanah.
Yang sudah punya ingin lebih, yang berhak meminta bagiannya.
Hanya yang sadar pada diam, mereka hanya menonton tapi tetap terbawa-bawa.”
(Cuplikan bebas serat Prabu Siliwangi)
Perlahan gumpalan darah
beku mencair, saat Mas Dikonthole mampu menafsirkan makna pesan-pesan beliau.
He..eh. “Duh Dewa Jagad Bathara Agung,
Sang Hyang Widhi Wase, Tuhan Yang Maha Tinggi.” Rasa perih, dan pedih,
mencengkramnya, menetep di dada kiri atas. Perih merasuki, melihat bagaimana nasib
bangsa ini. Pedih mengapakah anak-anak manusia harus menjalani lakon ini. Mengpakah
dirinya yang harus menjadi saksi. “Ya
Allah. Bagaimana lagi jika airmata ini sudah tak cukup ?.” Desah Mas
Dikonthole. Menetapi lagi sebuah informasi.
“Lalu sayup-sayup dari ujung laut utara terdengar gemuruh,
burung menetaskan telur. Riuh seluruh bumi! Sementara di sini? Ramai oleh
perang, saling menindas antar sesama. Penyakit bermunculan di sana-sini. Lalu
keturunan kita mengamuk. Mengamuk tanpa aturan. Banyak yang mati tanpa dosa,
jelas-jelas musuh dijadikan teman, yang jelas-jelas teman dijadikan musuh.
Mendadak banyak pemimpin dengan caranya sendiri. Yang bingung semakin bingung.
Banyak anak kecil sudah menjadi bapa. Yang mengamuk tambah berkuasa, mengamuk
tanpa pandang bulu. Yang Putih dihancurkan, yang Hitam diusir. Kepulauan ini
semakin kacau, sebab banyak yang mengamuk, tidak beda dengan tawon, hanya
karena dirusak sarangnya. seluruh nusa dihancurkan dan dikejar. Tetapi…ada yang
menghentikan, yang menghentikan adalah orang sebrang.” (Serat bebas Prabu
Siliwangi)
Bukankah sekarang ini
jamannya. Anak menzianahi Ibu. Dan Ayah menghamili anaknya. Suami memutilasi
Istri, Duh..apalagi yang belum terjadi ?.
Sekian lama merenenungi.
Hawa hangat mengalir ke kepala, pikirannya kembali biasa. Apakah maknanya ?. “Dengarkan!
jaman akan berganti lagi, tapi nanti, Setelah Gunung Gede meletus, disusul oleh
tujuh gunung. Ribut lagi seluruh bumi. Orang sunda dipanggil-panggil, orang
sunda memaafkan. Baik lagi semuanya. Negara bersatu kembali. Nusa jaya.” (Cuplikan
Serat Prabu Siliwangi).
Bacalah dan resapi.
Saatnya alam sudah memberi tandanya. Gunung-gunung akan bergolak lagi. Dimulai
dari tanah perdikan Ratu Sima, melebar kemana dia suka. Gejolak alam yang akan
menciutkan nyali. Mampukah manusia meminimalisir dampak kerusakannya.
Pertanyaan yang sulit sekali. Hanya sebuah ikhtiar dan doa, jika itu harus
dilakukan. Ya..Mas Dikonthole harus berjalan, melakoni laku spiritualnya lagi. Melangkah
ke petilsan Ratu Sima, mencari sisa-sisa peradaban. Menyambangi seorang tokoh
sakti yang konon umurnya sudah 1500 tahun. Masyarakat sekitar menyebutnya ‘Mbah Arum’. Mungkin saja dia mengerti
dan tahu tentang hal ini.
Sungguh alam sangat
arif, memberi khabar semua ini, agar kesadaran yang suci mampu memaknai.
Ditengah issue kudeta dan gempa bumi di negri ini. Mas Dikonthole tetap
melakoni jalannya sendiri. Memberi arti dan makna atas semua yang terjadi. Mencari
hakekat sebuah kejadian di bumi ini. Apa yang kita saksikan dilayar kaca,
adalah buah dari sebuah program yang luar biasa sekali didalamnya. Maka seperti
itulah perumpamaan menjelaskan fenomena manusia-manusia yang saat sekarang ini
tengah meributkan kekuasaan mereka diatas bumi ini. Sudah saatnya, alam yang
akan memeilihnya sendiri. Siapakah nanti yang akan meemimpin meerka. Siapakah
nanti ayang akan menjadi khaliufah di bumi nusantara ini. Tunggulah saatnya.
Dan alam juga menunggu..
wolohualam
Salam kenal Pak Arif. Sudah bbrp minggu ini saya baca dan (mencoba) memahami isi blog Bapak. Blog ini sgt membantu saya dlm pencarian jati diri saya. Semoga kpn2 saya bisa berkenalan dan berdiskusi. Salam.
BalasHapusAlhamdulillah,
BalasHapusDengan senang hati, silahkan ke email saya budiutomo.arif@rocketmail.com
ijin nyimak tulisannya pa
BalasHapussalam kenal.....mau tanya apa benar ada manusia usianya telah mencapai 1500 tahun, dimana???
BalasHapusSalam kenal pak arif....terima kasih atas tulisannya....
BalasHapusSalam kenal kembali, terima kasih telah mampir.
Hapussalam
Salam kenal pak arif,,,,,,,,pengen rasanya ketemu lsng dgn psk arif utk berdiskusi masalah spiritual.......apa boleh tahu pin bb atau no hpnya pak?
BalasHapusSalam kenal kembali,
BalasHapusSilahkan mampir ke pondocinde.org, disana ada kolom KONTAK,
nanti akan di pandu untuk share dengan Pak Arif
salam
pondokcinde.org
Hapussaya bingung
BalasHapussama mas..hehehhe..mgkn krna gak tahan mata nya kena cahaya monitor kali ya...
HapusAss Wb Wr,
BalasHapusSalam kenal p. Arif..
Apakah anda keturunan dr kiansantang..?
Hrmat sy
M.NitiSandi
Walaikumsalam,
HapusBukan mas
Asslmu'alaikum ....sedikit memberi masukan,.. peninggalan padjajaran sudah mulai terbuka dan lokasinya ada di gunung halimun PLARA sukabumi,. tepatnya di patilasan Eyang Hadji Suryakencana dan saya bisa membuktikan kebenarannya,.. walapun sering dianggap tidak masuk akal..
BalasHapuskaula.. punggawa Raden sakti buana nyanggupkeun sagala pancen anu di dibutuhkeun sangkan padjajaran Ngadeg Dei.. .. "bulan gede diluhur gunung nyaang wahangan nu ngarah kana tangkal hanjuang tapina eweuh jalma anu paduli lobana nu teu nyaraho.. nu nyahoo ge jadi pura-pura teu nyaho.."
Pembukaan Syahadat Sayang hasil Musyawarah Uyut Banteng (GM) dengan Keluarga Besar Siliwangi yaitu BK5 (Bismillah, Kesadaran, Kerukunan, Keselamatan, Kebahagiaan, Ketuhanan). Ini harus segera diundangkan menjadi Ideologi Bangsa yang terpisah dari Ideologi Negara Pancasila, a.n. Para Sepuh "Khairnurbaya Wijaya".
BalasHapusAssalamualaikum,
BalasHapusPerkenalkan, nama saya Pirman Suharto. Sejak 1 bulan terakhir ini saya sering mengalami hal2 aneh. Banyak orang bilang saya titisan Sri Baduga Maharaja.
Tapi saya jadi takut. Dan ada orang yang bilang saya ini calon penguasa. Allohu Akbar !!!
Salam kenal
08111608030
SIlahkan kontak via email kami
Hapussalam
assalamu'alaikum warahmatullah
BalasHapusWilujeng tepang sadaya wargi mugia urang tiasa ditepangkeun.
Manjangkeun tali silaturahim supados teu parareumeun obor.
Assalamu alaikum...wr wb..
BalasHapusnama saya Martua Parsaulian Silalahi,saya asli MEDAN dan juga BATAK ASLI dan saya MUSLIM,.
yang saya mau tanya MAS ?
knpa ke dua tanda tersebut ada d tubuh saya pdahal kluarga saya n nenek moyang saya adalah suku batak,
yg tidak masuk akal,knpa waktu saya hendak membuka aura saya diadatang n merasuk kdalam tubuh saya....???
MOHON PENJELASANNYA MAS..???
Terima kasih....
WASSALAM.....
Silahkan ke email saja bang.
Hapus