Kesadaran Pamungkas (The Bashiroh Ultimate)


Pengantar : Terbersit dalam hati penulis untuk memberikan sumbangan pemikiran, menyusunnya menjadi sebuah buku. Beberapa teknik yang sederhana yang selama ini penulis terapkan. Maka dalam rangka itulah tulisan ini diturunkan, sebagai bagian materi atas buku yang Insyalloh akan diterbitkan dalam beberapa bulan kedepan. “The Bashiroh Ultimate”  Sebuah buku yang akan membedah ‘KESADARAN PAMUNGKAS’,  kesadaran (Ruh-KU) yang akan menjadi daya dorong utama dalam kehidupan kita sehari-hari guna meraih ‘Jiwa tenang, puas dan ridho’. Seperti apakah itu ?. Insyaallah 


Menghadapi peradaban sekarang ini bahkan lebih hebat lagi nanti, memang diperlukan ketahanan mentalitas yang paripurna. Ketangguhan sebagai seorang muslim dan kegigihan sebagai seorang pekerja. Sosok umat yang bermental baja, tahan godaan dunia namun gigih membangun peradaban.Inilah yang diinginkan Tuhan. Selamat dunia dan akhirat. Begitulah kesempurnaan manusia.  Namun tidak sedikit kita dapati umat muslim terseok-seok mengikuti jaman. Kita malah lebih sibuk saling menyalahkan satu sama lainnya. Saling menyalahkan justru malah menumbuhkan persepsi. Persepsi  akan menhijab generasi berikutnya, demikianlah kesadaran kolektif kebencian di bangun antar golongan.  Duh..adakah ada yang salah..?. 


Kebutuhan makan, kebutuhan pakaian, perumahan, anak sekolah, hingga kartu kredit yang macet. Masih ditambah pula keadan rumah tangga yang tidak kondusif, betul-betul membuat kita kelelahan fisik maupun non fisik. Jiwa menjadi penat, begitu melelahkannya hidup ini. Itulah yang sering kita keluhkan.   Biasanya kemudian kita mencari agama sebagai solusi. Kita datang kepada kyai yang ahli spritual. Kemudian kita diobati layaknya orang sakit; kalau masalahnya adalah rejeki, maka diberikanlah surat atau ayat yang harus dibaca sekian ratus kali atau sekian ribu kali. Kalau masalahnya jodoh juga sama, tinggal nama surah dan jumlahnya saja yang membedakannya. Dan demikian juga masalah-masalahan lainnya.  Betul-betul seperti dokter saja memberikan resep. Dan obatnya harus diminum berapa kali sehari. Dan memang biasanya juga sembuh. Sang kyai bertindak bak dokter saja memberikan parasetamol kalau sakit kepala. Kambuh lagi datang lagi, dan seterusnya. Akhirnya  Kyai dianggap ampuh kemudian di puja-puja.  Inilah dinamakia kehidupan kita, di Indonesia mungkin negera mayoritas muslim lainnya. Pemahaman agama yang hanya sepotong-potong  akhirnya menimbulkan frustasi tersendiri.

Allah telah menurunkan Islam sebagai teologi yang sempurna ; yang  akan  mampu menyempurnakan Jiwa , sebagaimana tuntutan jamnnya, terutama dalam menghadapi situasi sulit sekarang ini dan dalam menangkal ekses negatif peradaban manusia. Bahkan Allah sendiri telah bersumpah    “Demi Jiwa dan penyempurnaannya. ... “(QS. As Syams:7-8). 
Sebagai contoh kesempurnaan Jiwa, ~Nabi Muhammad saw, adalah salah satu manusia paripurna, sebagai teladan kesempurnaan Jiwa. Manusia yang mampu   men-sinergi, ~ entitas materi dan anti materi , entitas Jiwa dan Raga,  menjadi entitas Manusia seutuhnya, sebagai sang khalifah. Sinergi ini menghasil resultan gaya yang begitu hebat sehingga tubuh mampu diperjalankan beribu kali kecepatan cahaya. (Isroq Mi'roj). Islam telah menyempurnakan ajarannya, untuk kesempurnaan Jiwa manusia. Semua disempurnakan dalam Islam.

 "Dan Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (al qur'an) sebagaimana kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah-ubah kalimatnya . Dan Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui"(QS;006;115).

Untuk itulah kita sebagai umat muslim harus meyakini akan kebenaran ini. Sehingga kita tidak terkecoh~mencari~methodology~lain.

Semua teologi mengajarkan bagaimana mengolah Jiwa, mensucikan Jiwa, baik melalui amalan hati, meditasi dan lain sebagainya. Misalnya melalui ~ Meditasi . Meditasi adalah methode yang ber kecenderungan mengolah Jiwa sebagaiamana  entitas antimateri-nya. Banyak sekali pengalaman dan testimony yang mengabarkan latihan-latihan seperti ini, mampu mengolah energi dalam tubuh. Sehingga raga memiliki kelebihan-kelebihan dan lain sebagainya. Latihan penyempurnaan Jiwa memang sudah berumur ribuan tahun. Namun tentunya, kembali peradaban manusialah yang nanti membuktikan methode mana yang paling sempurna. Saya tidak akan membahas lebih lanjut methode lainnya.

Islam memiliki methode penyempurnaan Jiwa yang dibangun melalui 3 pilar utama Rukun Iman, Rukun Islam dan Ihsan. Tiga pilar tersebut sejatinya adalah untuk mempertahankan positioning Jiwa agar tetap berada dalam keadaan 'Jiwa yang tenang'. Sayang sekali, apa yang kita dapat dari hasil mengaji tidak juga membawa kita kepada apa yang kita inginkan tersebut. Kta masih sulit sekali menerima takdir kita sendiri. Kita selalu mengeluh, kita selalu merasa susah, kita selalu merasa emosi jiwa, dll. Kita masih saja ketakutan, takut miskin, takut atasan, takut istri, dll, dll. Kesemuanya itu membuat hidup ini terasa tidak nyaman. Resah dan gelisah adanya. Kemudian kta berpaling mencari methode-methode yang banyak sekali ditawarkan, mulai LOA, NLP, Hypnotherapi, belum lagi Meditasi, Yoga,  dan masih banyak lagi lainnya. Kemudian akhrnya kita bingung sendiri, manakah yang benar dianatarnya. 

Saya tidak akan memperpanjang bahasan ini. Saya akan menyederhanakan saja. Sesuai dengan pemahaman saya. Islam sudah menyiapkan itu semua ini, bagi manusia urban ibukota. Marilah kita mulai membangun kesadaran baru, sebuah konsep pemahaman Takdir; Pemahaman ini penting, sebab realitas yang sering dihadapi umat adalah kegalauan akan Takdirnya sehari-hari. ; Untiuk memperkuat daya saingnya terhadap hempasan kehidupan. Maka sering kita temui anekdot bahwa rukun Iman itu sekarang cuma tinggal 5. Sebab yang keenam umat muslim tidak mampu meyakininya. Maka untuk itulah teknik ini dikembangkan. Agar umat Islam mampu menerima takdir terkininya, dengan sukarela bukan terpaksa menjalani kehidupannya sehari-hari. 

Methode Ihsan


Sesuai dengan tuntutan jaman, dimana waktu menjadi semakin sempit. Tentunya Islam juga telah mengerti dan mempersiapkan kemungkinan ini bagi umatnya. Dimana mereka tetap dapat melakukan aktifitas sebagaimana tuntutan jaman namun mereka juga dapat menjalankan spiritual sebagaimana orang-orang terdahulu yang telah diberi nikmat. 


Sebelumnya kita harus memahami bahwa :Jiwa ; adalah entitas yang bebas, tidak terbatas ruang dan waktu, kecenderungan meluas dan meliar, sering ter bolak-balik, berubah-ubah, dan labil.Raga ; Adalah sebagaimana halnya mahkluk hidup seperti; kuda, sapi, singa, dan lain-lain. Memiliki naluri dan sinting standar untuk berkembang biak (syahwat), makan, dan dan kemampuan bertahan dari serangan.Kedua entitas ini mudah dikenali, dengan latihan-latihan kecil. Kita coba merasakan tangan, merasakan kaki, dan seluruh anggota tubuh kita. Kemudian kita amati kondisi Jiwa ; munculnya  rasa suka, rasa marah, kadang sering berada di masa lalu kita, kadang juga di masa depan kita, dan lain sebagai. Sangat sederhana sekali. Namun perlu latihan kecil yang terus menerus. Setelah kita kenali kemudian kita melakukan beberapa teknik di bawah ini :

Teknik Pertama adalah membangun sebuah sistem kesadaran baru akan keberadaan entitas materi dan antimateri, atau entitas Jiwa dan Raga di dalam tubuh manusia. Kita akan mengarahkan entitas Jiwa agar luruh dalam kepasrahan menerima keadaan raga yang Fatalis. Jiwa harus pasrah atas kehendak Tuhan ini. Pasrah berada dalam raga kita sekarang ini. .Sadari bahwa Jiwa adalah entitas yang senantiasa meliar, meluas, sekehendak dirinya, (untuk memudahkan bisa disebut sebagai angan-angan) kuatkan kesadaran ini. Oleh karena itu, ~Maka sudah selayaknya bahwa entitas Jiwa ini harus selalu bersama Raga. Namun proses ini , Jangan anda paksa, jangan kosentrasi, luruhkan saja. Lakukan berulang dan berulang lagi. Jika anda sudah merasakan semacam hawa ringan yang berdesir diatas kulit berarti Jiwa sudah mengisi seluruh pori-pori tubuh.

Teknik  kedua ; Kuatkan kesadaran bahwa Takdir kita adalah saat ini waktu kini (NOW), dimana dan dalam keadaan mana Raga saat ini sedang beraktifitas. Sadarkan terus kepada Jiwa akan hal ini. Kemudian Tarik Jiwa  ke posisi Raga, hingga sampai mengisi seluruh pori-pori tubuh. Setelah Jiwa bersama Raga, cobalah pandang sekeliling anda. Kita akan memiliki cara pandang yang berbeda. Dunia menjadi semakin cerah. Coba saja. Namun, Apabila Jiwa memiliki keinginan lain selain pekerjaan sekarang ini. Sabarkan Jiwa, nanti ada saatnya diberikan kesempatan tawar menawar kepada Tuhan, nanti saat kita sholat. Jangan biarkan Jiwa anda mengelana terus menerus. Semakin sering Jiwa bersama Raga, maka akan semakin muncul kekuatan dan daya yang luar biasa. Jika Anda mampu mempertahankan posisi Jiwa 5 menit saja bersama raga setiap hari. Manfaat akan luar biasa.

Teknik Ketiga ; lakukanlah pelaporan apa saja yang kita rasakan kepada Allah, terutama pada saat sholat. Semua kenangan yang negatif kepada ayah, ibu, kakak, adik, pacar, atasan, dll. Semua ungkapkan saja. Seluruh persepsi negatif yang membangun kesadaran kita harus dikeluarkan dari memory kesadaran kita. Kemudian afirmasikan sebuah penyadaran, melalaui dzikri. Bahwa kesadaran kita menerima keadaan tersebut sebagai ketentuan Allah. Kalau kita lagi kondisi marah, ya laporkan saja kalau kita marah, kalau sedang malas , ya laporkan saja. Kemudian kunci dengan pengakuan, kesadaran bahwa perasaan negatif tersebut tidak benar, hembusakan dengan dzikrullah; bisa dengan subhanalloh, atau astagfirulloh atau lafadz lainnya. Hembuskan dengan keyakinan bahwa semua persepsi negatif kita tidak benar. Maka setelahnya, tubuh kita akan melakukan detoksifikasi perasan negatif tersebut secara otomatis. Dan selanjutnya kita akan terasa tenang dan nyaman, kta tidak akan terpengaruh lagi atas residu rahsa. sebab kesadaran kita sudah menerima sebagai kewajaran.

Apa saja perasaan negatif kita tentang sesuatu, jangan ada yang disembunyikan. Eksplorasi dan keluarkan saja. Ingat dan sadari bahwa yang sering memalingkan  Jiwa adalah persepsi. Mulai dari  persepsi tentang miskin dan kemiskinan, hutang, karier, dan lain sebagainya. Kita harus mengarahkan diri kita kepada Dzat yang maha suci , Dzat yang tidak ber-presepsi, dan tidak bisa di persepsi-kan. Terus arahkan dan kuatkan, bahwa ada Dzat yang maha suci ini. Mohon dilepaskan, di sucikan dari persepsi, dan lain sebagainya. Nanti kita akan merasa plong, kembalikan semua yang menghimpit kepada Allah. Semua adalah permainan kata, akal dan  logika manusia saja, lepas dan bebaskan  jiwa kita dari permainan itu. Laporkan saja yang kita rasakan. Itulah spiritual Islam.


Inilah Teknik Ihsan dalam meditasi dari Islam. Kita tidak perlu belajar mengeluarkan ratusan ribu bahkan jutaaan rupiah. System ini adalah system on line, kapan saja bisa di unduh (down load) saat kita mau. Tidak memerlukan waktu khusus. Berbeda dengan teknik di luar Islam yang mengandalkan kemampuan Jiwa sendiri untuk mencapai ketenangan. Islam menggunakan methode sebaliknya, methode kepasrahan Jiwa kepada kehendak Tuhannya. Islam mengajarkan agar umatnya memasrahkan diri hanya  kepada Allah (ber-Islam) secara total. Agar Allah-lah yang membersihkan Jiwa mereka. Dalam Islam raga bersifat fatalis pasrah, sebagaimana langit dan bumi asal atom tubuh mereka. Jiwa-lah yang harus tunduk pasrah kepada kehendak tersebut. 


Ketiga teknik tersebut, dapat dilakukan sekaligus, atau satu satu, tergantung mana yang kita perlukan dahulu. Coba bayangkan, seandainya, selama kita perjalanan ke kantor, waktu dua jam kita  kita pergunakan untuk ber-silatun, memasrahkan diri kita (Jiwa). Bersama Raga, saat kita sedang mengendarai mobil, Jiwa kita ikut. Saat dalam kemacetan Jiwa juga ada bersama raga. Sesampai di kantor Jiwa dan raga kita tetap segar dan semangat. Begitu mau mulai berkerja lakukan hal yang sama, dari slah satu teknik tersebut. Kemudian ada rasa mengalir, sebuah daya yang menggerakkan, Jiwa menggerakan , raga menggerakan, maka daya dorong, dan efisiensi kerja kita akan luar biasa. Tularkan kebiasaan ini kepada teman sekantor. Akan kita dapatkan sebuah komunitas yang hangat dan menyenangkan. Tidak ada lagi persepsi-persepsi, yang menimbulkan benih permusuhan. 

Kemudian Islam juga menentukan waktu-waktu tertentu untuk menghadap Tuhannya, melaporkan apa saja yang sudah dilakukan sang raga bersama jiwa. Menegosiasikan ulang hasil kerja kita. Bertanya, mohon petunjuk, sebagaimana halnya saat kita bernegosiasi. Inilah hebatnya teologi Islam. Dengan membangun sistem 'charge' 5 waktu sehari, (sholat). Dengan 5 waktu sehari dimana waktu-waktunya telah ditentukan membentuk formulasi energi yang pas bagi tubuh manusia. Akan memberikan daya dorong luar biasa. Kekuatan teologi Islam adalah dalam sholat; Sebagaimana seorang pilot .

Pilot dalam waktu-waktu tertentu harus melaporkan situasi dirinya dan pesawatnya kepada menara pengawas. Bila ada kerusakan, bersiap untuk perbaikan, dan sebagainya. Pilot juga harus menunggu perintah rute selanjutnya. Komunikasi ini intens dengan menara pengawas akan mengamankan pesawat dalam perjalanannya, karena senantiasa akan dipandu. Nah, bagaimana dengan kita..?. Mestinya kita memiliki daya tahan dan daya dorong yang lebih hebat dari kaum lainnya bukan..?. Dalam perang badar~diceritakan bahwa kekuatan 1 orang beriman mampu mengalahkan 100 orang kafir. Tidak maukah kita jadi orang beriman itu..?.Teknik keempat ; adalah adab berdo'a.

“Sekiranya kami turunkan Al qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk  terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan- perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir”  (Al Hasyr ; 21).

Perumpamaan dalam firman Allah tersebut ;ingin menunjukan kepada kita bahwa betapa dahsyatnya hakekat yang terkandung dalam setiap ayat. Dalam setiap lafadz doa yang kita bawakan. Kita  imajinasikan sejenak...bagaimana doa kita, bagaimana rasa kita..?. Kalau kita yang jadi gunung bagaimana..? . dimana kehebatannya. .?. Silahkan anda ekplorasi sendiri..?. Insyaalllah ada kajian tersendiri.

Ini adalah langkah sederhana, yang dapat dipelajari siapapun, yang diajarkan teologi Islam. Persepsi kadang telah menghijab kita, sehingga kita tidak mampu melihat kekayaan intelektual Islam secara sederhana saja. Ingatlah bahwa Rosululloh adalah nabi yang Umi, lihatlah segala sesuatu dengan sederhana tanpa persespsi. Inilah bekal kita, untuk menmghadapi melinium baru. Kekuatan Iman. Sudah saatnya umat Islam melangkah dari Batas tepi labirin.

Mohon doa restu, agar secepatnya dapat diselesaikan buku “The Bashiroh Ultimate”  

Waloohu’alam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Spiritual, Misteri Selendang Langit (Bidadari) dan Kristal Bumi

Kisah Spiritual, Labuh Pati Putri Anarawati (Dibalik Runtuhnya Majapahit, 4-5)

Rahasia Simbol (Tamat). Siklus Yang Berulang Kembali