REALITAS DI DALAM KESADARAN

Marilah kita kembali memasuki kajian perihal dimensi realitas versus kesadaran.
Sampailah kita pada tahap terakhir dari serangkaian kajian yang telah kita ulas dimuka.
Pada kajian dimuka kita dapat menarik sebuah pemahaman ;
"Bahwa realitas sebuah objek telah inheren dan berada dalam kesadaran manusia, realitas tersebut menjadi 'nyata' karena adanya sifat saling mengkhabarkan dan saling memberi kesaksian antar manusia perihal sifat 'nyata' dari objek tersebut. Apabila ada faktor yang mempengaruhi 'kesadaran' baik secara individu maupun kolektif maka realitas objek kembali menjadi 'semu'. Karena sifat inilah maka mau tidak mau manusia harus mengikuti ordo kesadaran yang lebih tinggi untuk memahami sebuah realitas.
Kesadaran yang lebih tinggi~dalam teology Islam~di bawa oleh para rosul. Merekalah yang mengkhabarkan dan menjadi saksi~karena sifat kudrati mereka~sehingga mereka terbebas dari kesadaran individu yang memiliki keterbatasan dan kesadaran kolektif yang kadang bisa bias~yaitu kesadaran keberadaan alam semesta, tatanan, aturan, dan realitas yang benar sebagaimana yang diinginkan oleh pencipta-NYA. Kesadaran yanng berada dalam kesadaran setiap insan manusia~kesaksian bahwa alam semesta berjalan mengkitu kaidah-kaidah sang pencipta-NYA (bukan sia-sia). Kesaksian para UTUSAN itu~maka sudah seharusnya kita dalam wilayah 'kesadaran' kolektif itu~dan utusan itu bernama Muhammad." (hakikat syahadat)

Kita lanjutkan untuk memasuki kesadaran Universal,
Serangkaian percobaan dimuka sudah kita lakukan; dengan alat yang luar biasa~miskroskop elektron, teleskop luar angkasa (dalam imajinasi-pen). Kita mampu menguak bahwa realitas suatu objek ternyata sangat berbeda dibandingkan dengan mata telanjang.
Tubuh manusia~terlihat hanya kumpulan atom-atom yang berhimpit, menempel, membentuk suatu rangkaian~berikatan, bergerak, berpindah-pindah, kadang berloncatan. Sebuah fenomena yang sangat berbeda sekali dari kenyataannya.
Begitu juga benda-benda lain~yang membedakan hanya kecepatan dan kerapatan pergerakan atom-atom. Alam semesta menjadi hanya terdiri atas gumpalan-gumpalan atom. Atom-atom, bergerak , mengalir, berloncatan antar dari dan ke satu gumpalan ke gumpalan lainnya.
Atom-atom itu bergerak dengan tertib, teratur, dan tidak ada yang salah. 2 atom H berikatan dengan 1 atom O, menjadi H2O, dan kita kita menamakanya AIR. Begitu susunannya, semua tereduksi dengan sangat rapi menjadi dan membentuk susunan yang diinginkan~baik susunan yang sudah kita ketahui maupun susunan yang belum kita ketahui. Menyusun rangkai susunan senyawa or-ganik maupun an organik. Luar biasa. Kenapa atom bisa bergerak sendiri, dan menyusun dirinya sendiri~dari mana tenaga gerak mereka..?.
Kita seperti terlempar ke sebuah dimensi yang tak tergambarkan~dalam batas alam imajiner. Alam semesta dan isinya adalah rangkaian atom yang saling berinteraksi, dengan tingkat keteraturan yang sangat luar biasa. kemudian menampilkan visualisasi seperti yang kita lihat sekarang ini..?. Wow....!.
Marilah kita diam sejenak, dan merenungkannya..?.

Timbul pertanyaan, apakah atom-atom itu secara kebetulan saja mampu mengatur dirinya sendiri..?. Kenapa kok begitu sangat kebetulan..?. Sebuah kebetulan yang berproses terus menerus, apakah bisa dikatakan kebetulan..?.

Sampai disini dulu !. Kita tarik nafas, semntara kita mendapatkan pemahaman bahwa realitas objek (alam semesta dan isinya) hanyalah rangkaian intraksi antar atom..?.
Benarkah demikian..?.

Baiklah, mari kita lanjutkan observasi kita dengan sedikit eksperimen lagi.
Peralatan yang kita gunakan lagi, kita perkuat lagi daya tembusnya. Kita tambah dengan miskroskop sub atom~yang memiliki kemampuan jutaan kali lipat dari miskrokop elektron
, juga teleskopnya kita ganti untuk mampu melihat lebih luas berjuta-juta kali lipat. (Tentu saja alat-alat ini hanya ada dalam imajinasi kita~sebab belum ditemukan).

Tanya : "Bagaimana sekarang apa yang kamu lihat setelah alat diganti semua..?"
A :' saya coba melakukan short di salah satu atom~pandangan saya mulai menjelajah lebih dalam dan lebih dalam lagi, saya sudah melewati elektron, saya sudah lewati proton, saya sudah masuki inti atom, saya menemukan sebuah lintasan lagi seperti lintasan planet kita~saya melihat ada neutrino saya melihat ada quark~saya terus masuk dan masuk lagi. terus....etrus......Blass..!. saya tidak menemukan apa-apa, dimana-mana tidak ada apa-apa....kemana saya memandang tidak ada apa-apa...bagaimana ini...kemana alam semesta...!. Kemana objek-objek yang saya lihat tadi....kosong....tidak ada lintasan apapun....kosong dalam hakekat kekosongannya ...!"
Tanya ; "Baik coba kamu luaskan lagi, coba semua di short termasuk kamu juga di short...sebagai bagian dari alam semesta...sekarang apa yang kamu lihat, apakah kamu bisa melihat dirimu sendiri..?"
A : "Baik....saya mulai luaskan "
Tanya ; .................?

Ditunggu sekian lama, A tetap dalam kediamannya, ditanya juga diam. Akhirnya A dibangunkan dan dilepaskannya alat tersebut.

Tanya : "Kok kamu ditanya diam saja...sebenarnya apa yang kamu lihat sih...?"
A ; " Saya nggak tau, saya nggak melihat apa-apa, tadi saya ngapain pun saya juga nggak tau, saya melakukan sama dengan proses tadi, kalau yang ke alam semesta saya masih bisa liat ada kekosongan...tetapi begitu masuk melihat diri sendiri...ternyata saya tidak mampu ~ saya seperti melihat mata saya sendiri~ mata yang melihat~ melihat mata yang melihat~ seperti berbalik....BLAST...saya nanar....saya tak ingat...saya tidak tahu...".

Mendengar penjelasan tersebut~menjadi terhenyak~tersergah rasa yang menggumul. Realitas apakah ini, kita tidak dapat memasuki. Sebuah objek~alam semesta dan isinya. Ternyata hanyalah sebuah realitas~dimana realitas itu sesuatu yang tidak kita ketahui.
Pada ~. Saat pengamat dalam kondisi mengamati alam semesta , dalam kesadaran pengamat tersebut ADA visualisasi perihal alam semesta, dari objek kasar, lebih dalam lagi menjadi rangkaian atom yang berinteraksi~ lebih dalam menjadi sebuah kekosongan~dan setelah itu BLAST... tidak ada lagi visualisasi apapun dalam kesadaran si pengamat. bagaimana menjelaskannya ini...?.

Baiklah kita stop kebingungan kita dulu...

Sampai disinilah keterbatasan manusia ~dalam memahami hakekat realitas,~ kesadaran kita ternyata tidak mampu menembus dimensi yang tidak kita ketahui itu...
Padahal tanpa adanya kesadaran maka tidak ada realitas itu...kalau tidak ada realitas , bukankah tidak ada alam semesta itu..?.
Namun nyatanya alam semesta tetap dalam peredarannya, ternyata alam semesta nyata..!.
Kalau begitu ada kesadaran yang lebih tinggi diatas kesadaran manusia yang menciptakan dan mengadakan semua itu, dan meletakkan kesadaran-kesadaran secara 'ajaib' kepada manusia itu.Sebuah kesadaran Mutlak yang tak terbandingkan dengan apapun 'kesadaran; di alam semesta ini. Kesadaran apakah itu ?.

Teology Islam secara tegas mengatakan~Dzat tersebut menjelaskan dirinya sendiri~AKULAH ALLAH.

“Innani ana Allah laa ilaha illa ana fa’budni wa aqii mishshalata lidzikri. Sesungguhnya Aku ini Allah, tiada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku, dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku…!!. (Thaahaa : 14)

Dari...BLAST....
Dari kesadaran diatas kesadaran,~ada makna yang tersembunyi~ternyata realitas adalah sesuatu yang diletakan~dalam kesadaran kita. Diletakkan oleh kesadaran MUTLAK yang menguasai semuanya. Kesadaran Mutlak (Dzat) ini ingin terus diingat dalam kesadaran manusia~maka sangat relefan sekali jika kesadaran realitas alam semesat terus dialirkan kepada manusia. Kesaksian ini menjadi sangat mutlak setelah kita berada pada wilayah kesadaran itu kembali~ maka dalam teology Islam KESAKSIAN ini disebut SYAHADAT.
'AKU BERSAKSI TIADA TUHAN SELAIN ALLAH".

Bahwa sesungguhnya tiada realitas alam semesta ini selain hanya kesadaran akan adanya Dzat yang meletakkan realitas itu sendiri ke dalam kesadaran manusia.

Maka, setelah kita gambungkan pemahaman kesadaran pada pembahasan pertama dan pembahasan kedua ini, didapatlah rangkaian fundamental, yang saling melengkapi.
"AKU BERSAKSI TIADA TUHAN SELAIN ALLAH' dan
"AKU BERSAKSI BAHWA MUHAMMAD ADALAH UTUSAN ALLAH"

Kesaksian pertama menegaskan, bahwa dialah Dzat yang meletakkan kesadaran akan realitas alam semesta dan isinya kepada manusia, kesaksian kedua adalah kesaksian menerima dan menguatkannya dengan kesadaran untuk saling mengabarkan antar sesama manusia akan realitas adanya alam semesta dan isinya ini, agar alam semesta beserta isinya ini senantiasa terjaga dalam kesadaran umat manusia.

“Innani ana Allah laa ilaha illa ana fa’budni wa aqii mishshalata lidzikri. Sesungguhnya Aku ini Allah, tiada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku, dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku…!!. (Thaahaa : 14) .
Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan474, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.[6:48]

Memberikan kabar gembira bagi manusia yang senantiasa dalam kesadarannya saling memberi kesaksian atas realitas alam semesta beserta isinya ini kepada sesama dan memberikan kesaksiannya bahwa ada Dzat yang ingin selalu dikenal , yang ingin senantiasa berada dalam kesadaran manusia. Karena Dzat itulah yang memungkinkan semua itu ada. Karena kesinambungan kesemua itu akan melanggengkan realitas alam semesta beserta isinya agar tetap ADA (bukan semu). Ingatlah dan yakinkan semua itu dalam keyakinan hakekat SYAHADAT. Hingga Realitas tidak hilang dalam ke Kesadaran manusia. Realitas vs Kesadaran..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Spiritual, Misteri Selendang Langit (Bidadari) dan Kristal Bumi

Kisah Spiritual, Labuh Pati Putri Anarawati (Dibalik Runtuhnya Majapahit, 4-5)

Rahasia Simbol (Tamat). Siklus Yang Berulang Kembali