TERSESAT OLEH TAKDIR

Seperti Apakah Takdir Saya…?. Pertanyaan-pertanyaan itu seperti tidak ada habis-habisnya,~ terdengar dan selalu ditanyakan oleh setiap manusia~dari mulai hanya sekedar sebuah lelucon, hingga menjadi sebuah desahan, rintihan, ratapan, kemudian menjadi sebuah kegalauan, bahkan tak jarang menjadi sebuah pemberontakan dalam diri manusia itu sendiri.

Banyak sekali Jiwa yang ~seperti merasa terjebak di dalam Raga mereka.
Mereka tidak menerima kondisi yang ada saat ini,~ kondisi yang sedang dijalani Raga. Yang jadi pembantu tidak menerima jika dirinya pembantu, yang miskin tidak menerima kemiskinannya, yang kaya juga masih menginginkan jabatan lainnya. Jiwa senantiasa terus meluas~meliar.~ Jiwa seakan tidak pernah berjalan bersama raganya. Raga berada dimana, ~Jiwa juga entah berada dimana, mungkin dimasa lalu, atau di masa depan, dan lain sebagainya. Seperti halnya air dengan minyak. Seandainya~Kalaupun Jiwa berada dalam tubuh~ sering kali cuma bisa menyusut, mengecil, kempes, hanya menempati salah satu ruang saja~Jiwa penuh dengan ketakutan, merasa kecil, dan lain sebagainya. Sebetulnya Hal ini adalah sama saja dengan yang pertama.

Bila kondisi ini bila berlarut-larut, mengakibatkan kebingungan bagi Raga ~untuk menterjemahkan keinginan Jiwa~reseptor Raga berbeda dengan Jiwa. Raga terbatas oleh ruang dan waktu. Jika terlalu sering ditinggalkan dan atau terlalu sering menerima perintah-perintah dari Jiwa yang tidak sesuai dengan program yang sudah ada dalam diri Raga, maka timbulah~overload. Reseptor Raga melemah, syaraf, system metabolisme tidak teratur~terjadilah proses degeneratif. Timbulah bermacam-macam penyakit.

Exercise: lakukanlah latihan-latihan secara kontinue sebagaimana telah dijelaskan dalam tulisan ~Kusambut Takdirku.

Latihan-latihan tersebut berguna untuk mengendalikan sifat Jiwa yang senantiasa meliar, meluas, dan senantiasa berada dimana-mana sesuka-sukanya dirinya. Dengan latihan tersebut Jiwa ditarik agar tetap berada dalam keadaan terkini , situasi dan kondisi terbarukan di dalam~bersama raganya.
Maka jika kita sudah melakukan latihan beberapa hari~sungguh akan mendapatkan manfaat yang luar biasa dalam memaknai hidup ini.
Dan anda sendiri akan heran memandang takdir anda sendiri, kemudian sampailah kepada hakekat TAKDIR itu ternyata;

TAKDIR SAYA SESUNGGUHNYA ADALAH APA YANG TERJADI PADA DIRI SAYA SAAT TERKINI PADA WAKTU SEKARANG INI

Tidak ada masa lalu dan tidak ada masa akan datang. Yang ada hanyalah saat ini. NOW..!. Inilah makna hakekat takdir dalam konsep saya. Masa depan masih takdir Tuhan, masa lalu hanyalah sebuah memory saja. Kita ada dan kita merasakan takdir kita adalah saat sekarang ini. Sebuah kesadaran saat ini.

Jika saat ini kita sedang membaca tulisan ini, itulah takdir kita sesungguhnya. Raga kita sedang melakukan pekerjaan membaca tulisan ini. Itulah takdir kita.

Langkah kita tinggal~mempertahankan kesadaran ~ pasrahkan Jiwa kita untuk mengikuti kegiatan Raga. Meluaskanlah Jiwa keseluruh sel-sel dalam tubuh . Maka jiwa dengan ikhlas akan mengikuti raganya. Jangan biarkan Jiwa meliar, tarik kembali kepada takdirnya. Kita akan melihat perubahan yang luar biasa sekali. Dan ketika kesadaran kita senantiasa berada dalam wilayah kesadaran ini. Maka akan muncul energi yang tidak akan ada habis-habisnya.

Lakukan pembelajaran dengan pemahaman ini terus menerus~Begitu juga jika saat kita sedang minum kopi~minum kopi saat sekarang ini adalah takdir kita. Maka nikmatilah~sambil terus kita berdzikir, bersyukur, menunggu takdir berikutnya. Beberapa waktu ke depan kita tidak akan tahu. Jangan biarkan Jiwa meliar kesana kemari. Nikmati saja takdir kita saat ini.

Bargaining dengan Tuhan..!

Allah memberikan kesempatan kepada manusia untuk melakukan negosiasi, atas fasilitas-fasilitas yang diberikan-NYA kepada manusia. Hal ini sebagai konsekwernsi system keadilan Tuhan itu sendiri~Tuhan telah menempatkan Jiwa kepada raga sekehendak Tuhan ~maka oleh karenanya~Jiwa diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk memilih fasilitas yang diinginkannya. Berkaitan dengan situasinya saat itu. Dalam perspektif kondisi dan situasional raga saat itu tentunya. Misalnya; komunitasnya, pendidikannya, pengetahuannya, dan lain sebagainya.

Allah menghendaki agar saat Jiwa kembali kepada-NYA dalam keadaan puas~sepuas puasnya~, dan dalam keadaan ridho. Masing-masing dalam keadaan saling meridhoi~Manusia ridho dan Allah juga ridho. Tidak sedikitpun Allah menginginkan kerugian bagi manusia dan Dia tidak pula berbuat aniaya kepada hamba-hambanya. Inilah bargaining terhadap fasilitas takdir yang dapat kita lakukan terhadap Allah.

Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah.” (QS. An Nisa’ [4] : 40)
“Itulah ayat-ayat Allah, Kami bacakan ayat-ayat itu kepadamu dengan benar; dan tiadalah Allah berkehendak untuk menganiaya hamba-hamba-Nya.”(Ali Imron ;108)
"Hai jiwa yang tenang.Kembalilah kepada Tuhamu dengan hati yang puas lagi diridhaiNya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hambaKu. Masuklah ke dalam surgaKu" (QS Al-Fajr :27-30)

Manusia seringkali tidak memahami ada wilayah tawar menawar, yang diberikan Tuhan kepada setiap hambanya. Banyak sekali ayat yang menerangkan hal ini, bab berdo’a dan pengabulannya.

Takdir adalah rangkaian kejadian-kejadian yang disusun menjadi sebuah aktifitas fisik (baca Merekontruksi Konstelasi Pemahaman Takdir). Maka dalam konsep ini, kita mesti melatih diri kita untuk menyambut takdir kita dari waktu ke waktu sepanjang usia. Kesiapan kita dalam menerima suasana sangat tergantung kepada perencanaan dan negosiasi kita kepada Allah. Suasana penyambutan inilah yang diinginkan Allah,~kepada Jiwa ~adalah dalam suasana tenang, ridho, yakin, dari pasrah bersama raga. Ikhlas..!.

Saya akan analogikan dalam praktek sehari-hari, agar lebih dapat menjelaskan apa yang saya maksudkan.

Kita harus mampu mengenali diri sendiri. Memisahkan mana Jiwa dan mana raga. Melalui latihan-latihan diatas kita dapat mengenali itu. Kemudian kita mulai mengamati sebaran kemungkinan yang ditarok Allah dalam raga kita~rejeki, pangkat,dsb ; apakah kita menyukai seni, teknik, komputer, filsafat, dan lain sebagainya. Rasakan saja, sambil ber-dzikir. Melalui latihan tersendiri kenali juga Jiwa kita. Kalau Jiwa dan raga sudah kita kenali, maka kita tinggal luaskan Jiwa menuju kepada raga, kepada seluruh sel-sel dan syaraf. Terus masuki hingga kepada wilayah keinginan sang Jiwa. Hadapkan keseluruhan kepada Allah. Dalam keheningan inilah terjadi tawar menawar. Kita akan dituntun, dalam wilayah-wilayah kemungkinan-kemungkinan takdir yang ada. Hingga sampai suatu saat kita Ngeh…!. Nah, inilah saya, keinginan saya, saya mau disitu ya Allah. Maka proses tawar menawar pun selesai. Kemudian lanjutkan kepada proses pengembalian, Pengembalian panca indra raga kepada Allah; melihat kembali kepada Allah, mendengar kembali kepada Allah, dan seterusnya. Hingga Jiwa merasa turut larut bersama raga yang patuh kembali kepada Allah. Blegh..!.

Nah, dari sinilah kita akan mendapatkan daya dorong yang luar biasa untuk melaksanakan keinginan (cita-cita) kita.

Proses ini lakukan berulang-ulang hingga menjadi sebuah keyakinan Ainul Yakin. Sebagaimana sebuah keyakinan jika di tampar itu sakit. Setelah itu persiapkan diri kita untuk menjalani prosesnya berupa rangkaian kejadian-kejadian (rute), yang akan kita jalani, tentunya harus senantiasa dalam suasana penerimaan yang ikhlas.

Begitu bangun tidur, maka segera kita perkuat kesadaran, luaskan jiwa keseluruh sel tubuh, rasakan…semua..organ..metabolisme..dan sebagainya. Inikah takdir saya ya Allah, saya masih bisa bangun pagi dengan kelengkapan yang utuh..sampaikan rasa syukur kita..alhamdullilah..!. Dalam sepersekian detik…lakukan negosiasi..selanjutnya apa takdir saya ya Allah..oh ya saya sholat dulu..maka timbul dorongan daya kepada kita untuk melakukan sholat.

Saat sholat juga lakukan hal yang sama, dalam posisi duduk diantara dua sujud, lakukanlah negosiasi, sampaikan kondisi terkini kita~jiwa kita~raga kita. Semacam laporan dahulu dalam sekian detik. Ikuti satu-satu bersama mengalirnya do’a kita. Bila kita menginginkan rejeki maka berhentilah sejenak~ya Allah berikanlah rejeki..anda ajukan beberapa kemungkinan hari ini..serahkan kepada Allah.. takdir mana yang terbaik untuk kita. Maka Allah akan memilihkan jalan. Ada suatu daya dan keyakinan untuk menjalankan yang mana diantara beberapa pilihan-pilihan itu. Lakukan hal yang sama saat-saat sholat dhuhur, asyar, maghrib, dan Isya.

Bila kita berada dalam suasana kesadaran itu terus menerus maka kita tidak akan pernah merasakan khawatir apapun, meski saat ini kita tidak memegang uang walau sepeserpun Senantiasa kita akan dibawa dialog dengan Tuhan. Senantiasa ada keyakinan yang disusupkan, kita akan tahu jika sebentar lagi akan datang rejeki dari Allah. Melalui perantaraan makhluknya. Kalaupun kita memiliki keinginan dan cita-cita~maka ada keyakinan yang sangat kuat bahwa apa yang kita inginkan sudah terjadi sudah dikabulkan saat ini, kita tinggal menjalani.Orang-orang sukses di takdirkan sudah memiliki talenta keyakinan alami ini, berdasarkan kemampuan akalnya yang memberikan sugesti. Para illisionis sering memanfaatkan keahliannya untuk memanipulasi hal ini. Sehingga pada orang yang diberikan sugesti akan tumbuh sebuah keyakinan.Namun ingat ini tidak sejalan dengan rencana Tuhan.

Tersesat oleh Takdir

Seringkalai manusia memahami takdir sebagai sesuatu yang abstrak, yang tidak dapat kita rasakan. Jiwa senantiasa berada pada takdirnya sendiri yang dirangkainya pada angan-angannya. Manusia lupa . bahwa kejadian saat ini, diwaktusekarang sesungguhnya adalah takdirnya. Raga hanya bisa berada disaat ini, disatu tempat. Raga tidak mungkin berada di dua tempat sekaligus. Atau raga tidak mungkin berada di dua waktu bersamaan. Raga hanya mampu meniti setapak demi setapak , hari demi hari, waktu demi waktu.

"Hai orang-orang yang bertiman jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar" (Al baqoroh ; 155)


Bila jiwa tidak mampu mengikuti perjalanan raga, dengan sabar maka sesungguhnya inilah yang dinamakan JIWA TERSESAT OLEH TAKDIR YANG DICIPTAKANNYA SENDIRI dalam angannya. Bukan dalam rangkaian rencana Allah. Takdir Tuhan. Wallohu'alam.

Komentar

  1. hehehe
    silaturahmi ah,masa jadi silent reader terus.
    Assalamu'alaikum mas


    Musafir Lalu,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Walaikumsalam,

      Silahkan mas saya senang mendapatkan tamu.

      salam

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Spiritual, Misteri Selendang Langit (Bidadari) dan Kristal Bumi

Kisah Spiritual, Labuh Pati Putri Anarawati (Dibalik Runtuhnya Majapahit, 4-5)

Rahasia Simbol (Tamat). Siklus Yang Berulang Kembali