Kajian Sapi Betina (4), Surga Milik Siapa dan Neraka Untuk Siapa

Karena bagian ini adalah bagian yang tersulit, makapenulis memandang perlu untuk mengutip ayat-ayat Al qur an sebagai dasar dan landasan berfikir saya dalam argumentasi , untuk menjelaskan perihal klaim atas surga dan neraka, bagaimanakah Al qur an menjelaskannya ?. Bagaimanakah kita umat Islam menyikapi klaim ini.

Katakanlah: "Jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginilah  kematian(mu), jika kamu memang benar. (QS. 2:94) Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya, karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri). Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang aniaya. (QS. 2:95)
Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, seloba-loba manusia kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkan daripada siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (QS. 2:96)

Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi dan Nasrani". Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkan kebenaranmu jika kamu adalah orang-orang yang benar". (QS. 2:111) (Tidak demikian) dan bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Rabb-nya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. 2:112)
Dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak punya suatu pegangan", dan orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan", padahal mereka (sama-sama) membaca Al-Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui, mengucapkan seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili diantara mereka pada hari kiamat, tentang apa-apa yang mereka berselisih padanya. (QS. 2:113)
 Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (masjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat. (QS. 2:114)
Dan kepunyaan Allah-lah Timur dan Barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. 2:115)
  
Surga siapa dan Neraka siapa ?

Keributan manusia senatiasa terjadi, ketika berbicara perihal surga dan neraka. Sifat egois manusia yang senantiasa tidak mau berbagi dengan orang lain menyebabkan ada sebagian manusia melakukan klaim bahwa surga hanyalah untuk mereka sendiri. Begitulah sifat yang menjakiti jiwa manusia. Dalam setiap peradaban, di setiap agama , banyak sekali manusia yang memiliki karakter  demikian. Al qur an tidak saja menjelaskan untuk orang-orang Yahudi dan Nasrani, namun untuk seluruh manusia yang mengaku ber Tuhankan Allah. Sebagaimana juga penyakit yang menjangkiti umat Islam. Penyakit klaim atas surga dan nereka nyatanya telah di lakukan juga oleh kaum-kaum  yang terdahulu. Ironisnya, umat Islam tidak ketinggalan juga melakukan tindakan yang sama. Bahkan setiap pribadi, setiap individu orang yang mengaku telah bersyahadat dengan beraninya melakukan klaim atas diri mereka sendiri bahwa mereka pasti akan masuk surga. Apakah dengan kebenaran model begini, umat Islam kemudian bebas melakukan tindak korupsi dan asusila lainnya. Karena dalam anggapannya dia pasti sudah di jamin Allah akan masuk surga ?. (He-eh, capai deh..!.) Atas dasar apakah mereka melakukan klaim ini ?. Marilah kita masuki saja kajian ini.

Apakah mereka tidak menyadari ataukah mereka tidak membaca kitab mereka sendiri. Surah Al baqoroh ayat 94, menjelaskan dengan gamblang. Sebuah pertanyaan untuk setiap diri yang mengaku-aku bahwa surga adalah untuk kaum mereka sendiri.  Bahwa surga di peruntukkan untuk diri mereka sendiri. Kemanakah yang lainnya ?. 

Katakanlah: "Jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginilah  kematian(mu), jika kamu memang benar. (QS. 2:94)

“Ya benar sekali, inginkanlah kematianmu, lantas kemudian kembalilah kepada kami, dan ceritakanlah , kebenaran yang telah engkau klaim itu, jika engkau memang orang yang benar. Dan sungguh kalian tidak akan pernah mampu melakukan itu”.  Hik.

(Tidak demikian) dan bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Rabb-nya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. 2:112)

Tidak, ya tidak ada per kecualian bagi orang Islam sekalipun, tidak ada jaminan siapapun baginya surga atau neraka. jikalau mereka tidak mampu ber Islam. Orang-orang yang mampu ber Islam lah (berserah diri) yang akan mendapatkan pahala disisi Tuhan mereka. Mereka tidak khawatir atas surga dan neraka dan juga mereka tidak bersedih hati atas takdir yang menimpa raga mereka. Mereka percaya akan kasih sayang Allah. Mereka tunduk patuh atas kehendak-kehendak Allah, karenanya tidak ada kesedihan apapun atas mereka. Tidak akan khawatir apapun , atas pilihan Allah yang akan di berikan Allah kepada mereka, mereka yakin seyakinnya, bahwa Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Inilah isyarat Al qur an. Maka dengan ini, setiap manusia di muka bumi ini, setiap jiwa yang di lahirkan akan memiliki kesempatan yang sama memperoleh surga. Meskipun dia di lahirkan oleh ibu manapun, yang hitam yang putih, sawo matang, atau lainnya,   di tengah hutan sekalipun, di tengah belantara ibu kota sekalipun, di era hiperkompetisi sekalipun. Setiap jiwa mendapatkan hak yang sama. Meski terlahir di tengah kesadaran kolektif apapun, Islam, yahudi, Nasrani, Hindu, Budah atau lainnya. Semua jiwa ber hak berlomba-lomba untuk kembali kepada-Nya. Allah juga meliputi orang-orang kafir. Semua tidak akan luput dari pengajaran Allah. Seluruh alam semesta ini diliputi-Nya. Maka setiap diri manusia yang di lahirkan akan berada dalam kondisi fitrah. Suatu kondisi  yang menjadi bekal dirinya untuk mencari jalan kepada jalan-jalan-NYA. Namun siapaun yang berpaling dari pengajaran-Nya. Allah sendiri yang akan mengadakan syetan sebagai teman yang akan selalu menyertai-nya. Mampukah jiwa manusia lepas menuju jalan-NYA. Inilah perlombaan yang adil. Sebab diri sendirilah penentunya, apakah dia mau menerima pengajaran Allah atau tidak. Jika tidak, dan jika dia berpaling, maka syetanlah yang akan senantiasa mendampinginya. Ini berlaku bagi siapa saja umat manusia.

Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al-Qur'an), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. (Al-Qur'an, Az Zukhruf : 36)



Karakter yang sama

Setiap jiwa memiliki karakter yang serupa, baik dia beragama Islam, Kristen, Yahudi, ataupun lainnya. Mereka akan selalu melakukan klaim atas surga dan neraka. Klaim bahwsannya surga adalah milik kaum mereka saja. Penyakit ini tidak pandang usia atau agama, baik dia ber ilmu ataupun tidak. Inilah sifat egoisme manusia yang tidak mau berbagi. Dimanapun dia berada, dunia mereka mau dan  akhirat apalagi. Jikalau bisa semua akan di kangkanginya sendiri. Jiwa memang senantiasa ingin luas seluas luasnya. Ingin banyak sebanyak banyaknya. Maka jikalau akherat di berikan kepada jiwa sekalipun semuanya, maka jiwa tetap akan meminta lebih. Lebih dan lebih lagi.

Setiap golongan akan memper olok golongan satu dan lainnya. Surah Al ba qoroh yang saya kutip di atas  (Qs. 2:94-115) mengabadikan peristiwa tersebut. Isyarat ini sangat jelas sekali, namun anehnya kita umat Islam justru melakukan hal yang sama. Melakukan kesalahan atas apa yang di perbuatan oleh kaum terdahulu. Melakukan klaim atas surga dan neraka. Telah di tegaskan dalam QS. 2:115. kemanapun kita menghadapkan diri, kemanapun kita mencoba melakukan klaim atas kebenaran, disitulah kita akan berhadapan dengan Allah secara langsung. Allah yang akan mengadili perselisihan diantara seluruh umat beragama. Biarkanlah Allah yang menghukum manusia yang telah DIA ciptakan-Nya sendiri. Sederhana dan simple sekali.

Manusia  yang aniaya adalah manusia yang menghalang-halangi manusia lainnya menyebut nama Allah di dalam masjid-masjid mereka. Atau dimanapun manusia tersebut sedang dalam upaya ber spiritual (mengingat Alllah). Yaitu manusia yang menghalangi manusia lainnya mencari jalannya kepada Allah. Sungguh mereka sangat aniaya. Allah sendiri sudah menyebutkan dalam QS. 2:114. Biarkanlah Allah yang menunjukkan jalan kepada mereka, yaitu kepada orang-orang yang rindu bertemu Allah Tuhan mereka itu. Hanya Allah yang tahu niatan mereka tersebut. Upaya manusia tersebut harus di hargai dan di aprisiasi. Satu sama lainnya hanyalah saling mengkhabarkan apa-apa yang telah Allah ajarkan kepada diri mereka masing-masing. Dengan ini terjalinlah tali silaturahmi antar manusia satu dengan yang lainnya. Antara umat yang satu dengan umat yang lainnya.

Bukankah agama-agama besar di muka bumi ini tetap mengakui Tuhan yang Esa. Mereka mengakui Tuhan mereka Allah. Namun di karenakan persepsi yang di bangun, berdasarkan pola berfikir yang salah, kebanyakan mereka menjadi tak lurus lagi akidah dan tauhid nya. Mereka banyak sekali yang mengalami sinkretiisme (campur) pemahaman. Mencampur adukan antara yang hak dan batil, mencampur adukan antara yang realitas dan yang angan (imajinasi). Sehingga mereka dibingungkan atas pemahaman Tuhan yang ESA. Mereka akhirnya menduga-duga. Dan Tuhan mereka menjadi banyak. Tuhan mempunyai anak, Tuhan menitis, Tuhan menjelma. Dan dugaan-dugaan aneh lainnya. Namun sejatinya jika kita bertanya kepada mereka. “Siapakah yang menciptakan alam semesta”. Mereka dengan singgap akan mengatakan “Allah”.

Kesadaran mereka mengambil konklusi yang salah dalam proses berfikir mereka. Analogi dan silogisme dalam proses berfikir mereka rancu, menjauh dari hukum-hukum alam itu sendiri. Hukum sunatulloh. Banyak surah Al quran mengisyaratkan hal ini. Diantaranya Al quran surah Yunus: 31; Al mukminun 84-89, menegaskan hal ini. Maka saya kutip sebagian ayat lainnya lagi sbb;

Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka akan menjawab: "Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.". (Al-Qur'an, Az Zukhruf 9)

"Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: "ALLAH", maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah ALLAH)?, (Al-Qur'an, Az Zukhruf
 87).

Kesalahan ini harus di tunjukkan. Kesalahan ini bermain dalam tataran kesadaran mereka. Jadi perang yang dilakukan adalah perang kesadaran. Dengan menujukkan fakta-fakta. Menunjukkan perilaku, akhlak, ketakwaan, dll,  yang dapat dilihat secara nyata oleh umat lainnya. Bukannya perilaku beringas yang jauh dari sifat kasih sayang dan fitrah manusia itu sendiri.   

Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya  dan kaumnya: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah.Tetapi (aku menyembah) Tuhan Yang menjadikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku". Dan (lbrahim a. s.) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid itu. (Al-Qur'an, Az Zukhruf 26-28)

Begitulah idealnya kita umat Islam dalam menyikapi wacana perbedaan dan pluralisme.

Walohualam..
Lantas sebenarnya siapakah yang akan masuk surga ?.
Kajian ini...bersambung.

Salam
arif


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Spiritual, Misteri Selendang Langit (Bidadari) dan Kristal Bumi

Kisah Spiritual, Labuh Pati Putri Anarawati (Dibalik Runtuhnya Majapahit, 4-5)

Rahasia Simbol (Tamat). Siklus Yang Berulang Kembali