Karena
bagian ini adalah bagian yang tersulit, makapenulis memandang perlu untuk
mengutip ayat-ayat Al qur an sebagai dasar dan landasan berfikir saya dalam
argumentasi , untuk menjelaskan perihal klaim atas surga dan neraka,
bagaimanakah Al qur an menjelaskannya ?. Bagaimanakah kita umat Islam
menyikapi klaim ini.
Katakanlah: "Jika kamu (menganggap bahwa) kampung
akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain,
maka inginilah kematian(mu), jika kamu memang benar. (QS. 2:94) Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu
selama-lamanya, karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan
mereka (sendiri). Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang aniaya. (QS.
2:95)
Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, seloba-loba manusia
kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang
musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal
umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkan daripada siksa. Allah
Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (QS. 2:96)
Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali
tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi dan
Nasrani". Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka.
Katakanlah: "Tunjukkan kebenaranmu jika kamu adalah orang-orang yang
benar". (QS. 2:111) (Tidak demikian) dan bahkan
barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat
kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Rabb-nya dan tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS.
2:112)
Dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani
itu tidak punya suatu pegangan", dan orang-orang Nasrani berkata:
"Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan", padahal
mereka (sama-sama) membaca Al-Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak
mengetahui, mengucapkan seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan
mengadili diantara mereka pada hari kiamat, tentang apa-apa yang mereka
berselisih padanya. (QS. 2:113)
Dan siapakah yang lebih aniaya
daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam
masjid-masjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak
sepatutnya masuk ke dalamnya (masjid Allah), kecuali dengan rasa takut
(kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat
siksa yang berat. (QS. 2:114)
Dan kepunyaan Allah-lah Timur dan Barat, maka ke manapun
kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas
(rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. 2:115)
Surga siapa dan Neraka siapa ?
Keributan
manusia senatiasa terjadi, ketika berbicara perihal surga dan neraka. Sifat
egois manusia yang senantiasa tidak mau berbagi dengan orang lain
menyebabkan ada sebagian manusia melakukan klaim bahwa surga hanyalah untuk
mereka sendiri. Begitulah sifat yang menjakiti jiwa manusia. Dalam setiap
peradaban, di setiap agama , banyak sekali manusia yang memiliki karakter demikian.
Al qur an tidak saja menjelaskan untuk orang-orang Yahudi dan Nasrani,
namun untuk seluruh manusia yang mengaku ber Tuhankan Allah. Sebagaimana
juga penyakit yang menjangkiti umat Islam. Penyakit klaim atas surga dan
nereka nyatanya telah di lakukan juga oleh kaum-kaum yang
terdahulu. Ironisnya, umat Islam tidak ketinggalan juga melakukan tindakan
yang sama. Bahkan setiap pribadi, setiap individu orang yang mengaku telah
bersyahadat dengan beraninya melakukan klaim atas diri mereka sendiri bahwa
mereka pasti akan masuk surga. Apakah dengan kebenaran model begini, umat
Islam kemudian bebas melakukan tindak korupsi dan asusila lainnya. Karena
dalam anggapannya dia pasti sudah di jamin Allah akan masuk surga ?.
(He-eh, capai deh..!.) Atas dasar apakah mereka melakukan klaim ini ?.
Marilah kita masuki saja kajian ini.
Apakah
mereka tidak menyadari ataukah mereka tidak membaca kitab mereka sendiri.
Surah Al baqoroh ayat 94, menjelaskan dengan gamblang. Sebuah pertanyaan
untuk setiap diri yang mengaku-aku bahwa surga adalah untuk kaum mereka
sendiri. Bahwa surga di peruntukkan untuk diri mereka sendiri.
Kemanakah yang lainnya ?.
Katakanlah: "Jika kamu (menganggap
bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan
untuk orang lain, maka inginilah kematian(mu), jika kamu memang
benar. (QS. 2:94)
“Ya
benar sekali, inginkanlah kematianmu, lantas kemudian kembalilah kepada
kami, dan ceritakanlah , kebenaran yang telah engkau klaim itu, jika engkau
memang orang yang benar. Dan sungguh kalian tidak akan pernah mampu
melakukan itu”. Hik.
(Tidak demikian) dan bahkan barangsiapa yang menyerahkan
diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada
sisi Rabb-nya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)
mereka bersedih hati. (QS. 2:112)
Tidak,
ya tidak ada per kecualian bagi orang Islam sekalipun, tidak ada jaminan
siapapun baginya surga atau neraka. jikalau mereka tidak mampu ber Islam.
Orang-orang yang mampu ber Islam lah (berserah diri) yang akan mendapatkan
pahala disisi Tuhan mereka. Mereka tidak khawatir atas surga dan neraka dan
juga mereka tidak bersedih hati atas takdir yang menimpa raga mereka.
Mereka percaya akan kasih sayang Allah. Mereka tunduk patuh atas
kehendak-kehendak Allah, karenanya tidak ada kesedihan apapun atas mereka.
Tidak akan khawatir apapun , atas pilihan Allah yang akan di berikan Allah
kepada mereka, mereka yakin seyakinnya, bahwa Allah Maha Pengasih dan Maha
Penyayang.
Inilah
isyarat Al qur an. Maka dengan ini, setiap manusia di muka bumi ini, setiap
jiwa yang di lahirkan akan memiliki kesempatan yang sama memperoleh surga.
Meskipun dia di lahirkan oleh ibu manapun, yang hitam yang putih, sawo
matang, atau lainnya, di tengah hutan sekalipun, di tengah
belantara ibu kota sekalipun, di era hiperkompetisi sekalipun. Setiap jiwa
mendapatkan hak yang sama. Meski terlahir di tengah kesadaran kolektif
apapun, Islam, yahudi, Nasrani, Hindu, Budah atau lainnya. Semua jiwa ber
hak berlomba-lomba untuk kembali kepada-Nya. Allah juga meliputi
orang-orang kafir. Semua tidak akan luput dari pengajaran Allah. Seluruh
alam semesta ini diliputi-Nya. Maka setiap diri manusia yang di lahirkan
akan berada dalam kondisi fitrah. Suatu kondisi yang menjadi
bekal dirinya untuk mencari jalan kepada jalan-jalan-NYA. Namun siapaun
yang berpaling dari pengajaran-Nya. Allah sendiri yang akan mengadakan
syetan sebagai teman yang akan selalu menyertai-nya. Mampukah jiwa manusia
lepas menuju jalan-NYA. Inilah perlombaan yang adil. Sebab diri sendirilah
penentunya, apakah dia mau menerima pengajaran Allah atau tidak. Jika
tidak, dan jika dia berpaling, maka syetanlah yang akan senantiasa
mendampinginya. Ini berlaku bagi siapa saja umat manusia.
Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha
Pemurah (Al-Qur'an), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka
syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. (Al-Qur'an,
Az Zukhruf : 36)
Karakter
yang sama
Setiap
jiwa memiliki karakter yang serupa, baik dia beragama Islam, Kristen,
Yahudi, ataupun lainnya. Mereka akan selalu melakukan klaim atas surga dan
neraka. Klaim bahwsannya surga adalah milik kaum mereka saja. Penyakit ini
tidak pandang usia atau agama, baik dia ber ilmu ataupun tidak. Inilah
sifat egoisme manusia yang tidak mau berbagi. Dimanapun dia berada, dunia
mereka mau dan akhirat apalagi. Jikalau bisa semua akan di
kangkanginya sendiri. Jiwa memang senantiasa ingin luas seluas luasnya.
Ingin banyak sebanyak banyaknya. Maka jikalau akherat di berikan kepada
jiwa sekalipun semuanya, maka jiwa tetap akan meminta lebih. Lebih dan
lebih lagi.
Setiap
golongan akan memper olok golongan satu dan lainnya. Surah Al ba qoroh yang
saya kutip di atas (Qs. 2:94-115) mengabadikan peristiwa
tersebut. Isyarat ini sangat jelas sekali, namun anehnya kita umat Islam
justru melakukan hal yang sama. Melakukan kesalahan atas apa yang di
perbuatan oleh kaum terdahulu. Melakukan klaim atas surga dan neraka. Telah
di tegaskan dalam QS. 2:115. kemanapun kita menghadapkan diri, kemanapun
kita mencoba melakukan klaim atas kebenaran, disitulah kita akan berhadapan
dengan Allah secara langsung. Allah yang akan mengadili perselisihan
diantara seluruh umat beragama. Biarkanlah Allah yang menghukum manusia
yang telah DIA ciptakan-Nya sendiri. Sederhana dan simple sekali.
Manusia yang
aniaya adalah manusia yang menghalang-halangi manusia lainnya menyebut nama
Allah di dalam masjid-masjid mereka. Atau dimanapun manusia tersebut sedang
dalam upaya ber spiritual (mengingat Alllah). Yaitu manusia yang
menghalangi manusia lainnya mencari jalannya kepada Allah. Sungguh mereka
sangat aniaya. Allah sendiri sudah menyebutkan dalam QS. 2:114. Biarkanlah
Allah yang menunjukkan jalan kepada mereka, yaitu kepada orang-orang yang
rindu bertemu Allah Tuhan mereka itu. Hanya Allah yang tahu niatan
mereka tersebut. Upaya manusia tersebut harus di hargai dan di aprisiasi.
Satu sama lainnya hanyalah saling mengkhabarkan apa-apa yang telah Allah
ajarkan kepada diri mereka masing-masing. Dengan ini terjalinlah tali
silaturahmi antar manusia satu dengan yang lainnya. Antara umat yang satu
dengan umat yang lainnya.
Bukankah
agama-agama besar di muka bumi ini tetap mengakui Tuhan yang Esa. Mereka
mengakui Tuhan mereka Allah. Namun di karenakan persepsi yang di bangun,
berdasarkan pola berfikir yang salah, kebanyakan mereka menjadi tak lurus
lagi akidah dan tauhid nya. Mereka banyak sekali yang mengalami
sinkretiisme (campur) pemahaman. Mencampur adukan antara yang hak dan
batil, mencampur adukan antara yang realitas dan yang angan (imajinasi).
Sehingga mereka dibingungkan atas pemahaman Tuhan yang ESA. Mereka akhirnya
menduga-duga. Dan Tuhan mereka menjadi banyak. Tuhan mempunyai anak, Tuhan
menitis, Tuhan menjelma. Dan dugaan-dugaan aneh lainnya. Namun sejatinya
jika kita bertanya kepada mereka. “Siapakah yang menciptakan alam semesta”.
Mereka dengan singgap akan mengatakan “Allah”.
Kesadaran
mereka mengambil konklusi yang salah dalam proses berfikir mereka. Analogi
dan silogisme dalam proses berfikir mereka rancu, menjauh dari hukum-hukum
alam itu sendiri. Hukum sunatulloh. Banyak surah Al quran mengisyaratkan
hal ini. Diantaranya Al quran surah Yunus: 31; Al mukminun 84-89,
menegaskan hal ini. Maka saya kutip sebagian ayat lainnya lagi sbb;
Dan sungguh jika
kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan
bumi?", niscaya mereka akan menjawab: "Semuanya diciptakan oleh
Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.". (Al-Qur'an, Az Zukhruf 9)
"Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang
menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: "ALLAH", maka
bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah ALLAH)?, (Al-Qur'an,
Az Zukhruf 87).
Kesalahan ini harus di tunjukkan. Kesalahan ini bermain dalam tataran
kesadaran mereka. Jadi perang yang dilakukan adalah perang kesadaran.
Dengan menujukkan fakta-fakta. Menunjukkan perilaku, akhlak, ketakwaan,
dll, yang dapat dilihat secara nyata oleh umat lainnya. Bukannya
perilaku beringas yang jauh dari sifat kasih sayang dan fitrah manusia itu
sendiri.
Dan ingatlah
ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya:
"Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu
sembah.Tetapi (aku menyembah) Tuhan Yang menjadikanku; karena sesungguhnya
Dia akan memberi hidayah kepadaku". Dan (lbrahim a. s.) menjadikan
kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka
kembali kepada kalimat tauhid itu. (Al-Qur'an, Az Zukhruf 26-28)
Begitulah idealnya kita umat
Islam dalam menyikapi wacana perbedaan dan pluralisme.
Walohualam..
Lantas sebenarnya siapakah yang
akan masuk surga ?.
Kajian ini...bersambung.
Salam
arif
|
Komentar
Posting Komentar