Kisah Spiritual, Perseteruan Penguasa Laut dan Gunung


Berita perihal dialihkannya perjalanan spiritual Mas Dikonthole tidak menuju ke arah Jawa Timur, Madura dan sekitarnya, sudah diterima. Entah mengapa perubahan tersebut terkesan mendadak. Sebenarnya bagi Mas Dikonthole tidaklah terlalu menjadi permasalahan. Hal ini sangat mungkin terjadi. Rencana akan selalu mengalami perubahan tergantung kepada situasi dan perkembangan di alam ghaib. Mungkin belum saatnya dirinya mencari titisan Ken Arok.

Mas Dikonthole dengan mata bathinnya  mampu meraba sebab terjadinya  perubahan ini. Kecelakaan di laut dan diudara baru-baru ini telah memberikan isyarat padanya. Bahwa perang antara penguasa laut dan penguasa gunung telah di mulai. Percikan permusuhan sudah terasa di level bawah. Maka meskipun genderang peperangan, belum mulai di tabuh, pertempuran sudah terjadi terlebih dahulu dalam skala perorangan.  Membawa korban manusia di laut dan di udara.

Dirinya di alihkan oleh para leluhur untuk kembali ke Jawa tengah, kembali ke tempat dimana dia dilahirkan. Memulai perjalanan spiritualnya dari awal. Di lereng pegunungan antara Sindoro dan Sumbing. Dia  harus menemui kembali sang pertapa sakti. Di pegunungan Dieng. Untuk melihat situasinya. Apakah paku-paku bumi masih kuat di pertahankan ?. Jika tidak akan berbahaya sekali bagi keberadaan pulau-pulau tersebut. Pulau-pulau  di nusantara ini tidak ada penahannya lagi. Setiap saat akan bisa jebol, dan tenggelam ke laut. Permukaan tanah akan terendam air secara perlahan-lahan, sepertinya air akan muncul dari mana-mana.

Kesedihan mulai menggayuti pekiran Mas Dikonthole, sepanjang dirinya mengembara ke seluruh kota di nusantara ini. Salah satunya adalah untuk mencegah hal ini terjadi. Pelimpahan kekuasaan dari Laut pantai Selatan (Nyi Loro Kidul) kepada Penguasa Gunung (Sabdo Palon) meskinya harus secara elegan. Tidak perlu ada pertumpahan darah. Begitulah yang diinginkan oleh para pinisepuh dan para leluhur. Maka dengan sepenuh hati Mas Dikonthole ber silaturahmi kepada para penguasa wilayah ghaib di seluruh pelosok tanah air, nusantara ini.

Semua hanya mengikuti takdir ilahi. Sudah saatnya Sabdo Palon kembali ke dunia manusia,  setelah 700 tahun mengasingkan diri. Pemerintahan Ratu Pantai Selatan yang berkolaborasi dengan manusia sudah kita saksikan bagaimana kejadiannya. Sudah saatnya berakhir. Dan selanjutnya kesempatan harus di berikan kepada Sabdo Palon dan para hulu balangnya. Merekalah yang selanjutnya akan mendampingi manusia Jawa untuk memerintah nusantara ini.
Mengapakah sekarang terjadi pertumpahan darah ?. Dirinya seakan kembali menerobos masa lalu mengingat gagalnya  pertemuan antara delegasi Ratu Pantai Selatan dengan Penguasa Gunung. Sebuah peristiwa yang mendirikan bulu roma. Mereka semua akhirnya memasuki raga-raga manusia. Dan nampak diluar seperti para sahabat Mas Dikonthole yang sedang beradu mulut. Mengeluarkan energy menggetarkan. Terasa ratusan kolometer dari tempat terjadinya.

Suara desisan dan suara kemarahan benar-benar sangat nyata. Namun anehnya suara mereka yang begitu kerasnya, tidak mengusik orang-orang biasa disekitarnya. Bisa dibayangkan jika itu terjadi. Pertemuan di lakukan di sebuah kafe sederhana di daerah kemang Jakarta. Bagaimana jika perselisihan mereka menjadi tontonan manusia. Rupanya mereka memiliki ilmu penghilang suara. Keras terdengar bagai geledek bagi yang berkepentingan namun bagi yang tidak, kelihatnya oleh mereka seperti keadaan marahan biasa.

Peristiwa tersebut diawali kesalah pahaman antara kedua manusia. Pemuda yang titisan Panembahan Senopati dan wanita yang merupakan titisan dari anak Nyi Loro Kidul. Berawal dari peristiwa pengobatan lelaki yang menikahi Nimas Pandansari (Baca episode sebelumnya).
Sudah dikatakan bahwa lelaki tersebut boleh disembuhkan dan sebaliknya Nimas Pandansari juga  ikhlas diceraikan dengan satu syarat bahwa salah satu ginjal dari lelaki suaminya tersebut, akan di ambil sebagai kenang-kenangan. Jangan coba-coba untuk menyembuhkan ginjal tersebut dengan kekuatan ghaib. Inilah perjanjiannya.

Namun apa dikata pada saat dalam prosesi  spiritual, di daerah Pantai Parang Kusumo tanpa di sengaja ginjal lelaki tersebut di sembuhkan oleh Panembahan senopati. (Kisah ini akan di ceritakan tersendiri dalam melacak wahyu Cakraningrat). Maksud sebenarnya adalah membentangi lelaki tersebut dari energy ghaib saat kemunculan Wahyu Cakraningrat yang diperebutkan oleh makhluk ghaib baik dari utusan paranormal maupun yang datang dengan sendirinya. Sebab keadaan lelaki tersebut baru saja sembuh dari sakitnya. Dikhawatirkan jika tidak dibentengi akan membahayakan jiwanya. Kejadian ini benar-benar tidak disengaja, dan tidak direncanakan oleh para leluhur. Memang takdir harus berjalan seperti itu.

Rombongan  Panembahan Senopati telah dianggap menyalahi perjanjian itu. Sebagai kesatria tidak seharusnya mengingkari janji. Melihat anak keturuinannya di pojokkan, tentu saja para leluhur dari mulai Ken Arok, Sultan Agung dan bala tentaranya berdatangan. Demikian juga dari rombongan Ratu Pantai Selatan. Mereka berdiri dalam sikap bermusuhan di belakan Nimas Pandansari.
Melihat situasi dan semua semua sudah datang. Sekalian saja, digelarlah persidangan. Sebagaimana sidang yang dilakukan oleh DPR. Persidangan para leluhur juga penuh ketegangan, tidak saja menyoal kesalah pahaman saja. Akhirnya debat menghebat merembet ke masalah-masalah yang sensitif.  Yaitu permusuhan mereka sejak ratusan tahun lalu.   Bagaimana tabiat dari golongan laut yang jauh dari akhlak terpuji, dibongkar disitu. Disitulah  para leluhur benar-benar melakukan kritik atas sebagian praktek-praktek mereka ini. Sebab banyak dari mereka (makhluk laut)  memperalat manusia. Masuk kepada akhlak yang rendah. Hal inilah yang ditentang keras oleh para leluhur. Sehingga mengakibatkan permusuhan berkepanjangan.

Tentu saja dari golongan laut tidak terima. Meski banyak dari mereka bukan golongan kesatria namun mereka juga memiliki etika. Sungguh debat yang sangat luar biasa. Mas Dikonthole tidak mampu menjelaskan detailnya. Sebab sudah menjadi etika dan adab dalam berhubungan dengan mereka. Banyak yang harus dibiarkan untuk menjadi mistery bagi manusia. Tidak harus seluruh rahasia diketahui manusia.
Jangan dianggap perselisihan tersebut hanya berada di tataran alam ghaib. Nyatanya perselisihan tersebut meninggalkan memory yang dalam di badan wadag manusia masa lalu. Sehinga realitasnya , tadinya kita bersahabat, berteman. Akhirnya permusuhan juga terjadi di alam nyata. Dan wanita yang merupakan titisan anak Nyi Loro Kidul, akhirnya memilih tidak lagi bergabung dengan kelompok Mas Dikonthole.

Sungguh sedih sekali hati Mas Dikonthole mengingat peristiwa tersebut. Persahabatan yang terjalin di dunia manusia, ternyata tidak mampu mengubah keadaan alam ghaib. Sehingga setelah kejadian tersebut Mas Dikonthole kesulitan untuk mengakses ke daerah kerajaan laut. Dikarenakan aksesnya sudah di tutup oleh mereka. Maka hanya dengan jalur diplomatik saja, mungkin nantinya Mas Dikonthole dapat bertemu mereka para Penguasa Laut.

Ditelusurinya sekali lagi , kisah perjalanan leluhurnya. Di tarik dari awalnya. Yaitu saat mula cerita dan kisah yang melatari semua lakon ini terjadi. Menjadi Mistery Babad Tanah Jawa, yang melingkupi hingga hari ini. Dimana perseteruan terus terjadi anatara Penguasa gunung dan Penguasa Laut. Dimulai dari Hutan Lali Jiwo. Di mulai dari leluhurnya Ken Arok.
Melacak jauh, menembus waktu, saat itu. dalam mata bathin Mas Dikonthole menerawang, terlihat.  Hutan tersebut masih misteri, namun sering terdengar suara seorang anak, sedang bermain, sedang berlatih kanuragan, terdengar dari dalam hutan tersebut. Semakin menambah wingitnya suasana hutan Lali Jiwo. Kadang suara kidung, merdu menembus keluar hutan di malam hari. Penduduk semakin ketakutan dan menjauhi wilayah hutan tersebut. Waktu terus berlalu, hingga suatu hari nanti, cerita akan berguliran  ketika pemuda itu telah tumbuh dewasa.

Suatu hari nampak seorang pemuda keluar dari hutan tersebut, kelihatan seperti akan mengembara. Sayangnya, entah   karena tidak memiliki keahlian, atau sebab apa pemuda itu malahan memilih menjadi perampok, menghadang siapa saja yang lewat di hutan tersebut. Mengganggungu kententraman wilayah kerajaan. Dialah pemuda itu, dialah Ken Arok , anak asuhan sang Sabdo Palon.

Kembali takdir menentukan jalan kehidupan lainnya bagi Ken Arok, ketika dia melihat kecantikan seorang wanita. Pikirannyapun berubah,  dari situlah ambisinya menjadi raja, dan merebut wanita tersebut dari suaminya. Dia melihat dari rahim perempuan tersebut memancarkan cahaya luar biasa. Rahim yang akan melahirkan para raja.
Maka dari saat itulah, timbul niat menjadi raja di diri Ken Arok, maka di mulailah babak baru perebutan kekuasaan para raja. Tercatat Ken Arok kemudian merebut kekuasaan dari Tunggul Ametung. Maka sejarah berguliran, dinasti raja-raja jawa mulai babak baru, dimana peran sang Sabdo Palon sangat besar pengaruhnya atas raja-raja jawa saat itu.

Tak diragukan kesetiaan Ki sabdo Palon, dia setia pati dengan sumpahnya, yang terus mengasuh dan mendampingi anak keturunan Ajisaka, mendampingi mrereka, mengasuh mereka sebelum dan ketika menjadi raja di bumi Nusantara ini. Hingga saat akhir ceritanya nanti berpisah dengan Prabu Brawijaya V anak keturunan Ajisaka, yang masuk Islam. Diantara kesedihannya, Ki Sabdo Palon murka, ketika dipaksa anak asuhannya itu, untuk masuk Islam. Dia tahu hakekatnya nanti Agama Islam nasibnya akan sama saja.

Manusia akan tetap saja merajalela, dan Agama hanya sekedar menjadi bualan semata. Dia paham bagaimana ulah anak cucu keturunan Ajisaka dengan polah Islamnya nanti. Akhlak mereka nanti tidaklah mencerminkan akhlak seorang yang ber budi. Mereka mengerti Islam namun bertingkah polah layaknya syetan. Dalam mata batinya yang dalam, dia melihat raja-raja selanjutnya, dan juga para keturunannya nanti, serta rakyatnya nanti justru lekat dengan memuja para Danyang Laut. Memuja sang Ratu Pantai Selatan, Nyi Loro Kidul. Hubungan mereka, sebagaimana hubungan hamba dan tuannya. Sungguh itu kesyirikan yang nyata, yang akan di murkai Tuhan. Maka itulah awal malapetaka yang akan terus menimpa anak cucu bangsa ini, ber abad-abad setelahnya nanti.

Berbeda dengan hubungan antara dirinya dengan anak asuhannya. Dirinya yang hanya sekedar mengasuh, dan membimbing secara spiritual, agar para raja jawa mengenal Tuhannya. Lebih tepatnya ‘memomong’, mengajari dengan contoh akhlak yang nyata dalam spiritual. Hanyalah sekedar menjadi teman seperjalanan dalam ber spiritual. Seperti layaknya punokawan dalam cerita pewayangan.  Hubungan simbiosis mutualisme. Namun apa mau dikata, takdir harus di jalani, semua tidak seperti yang di harapkannya, makaKi Sabdo Palon harus memilih berpisah dengan anak asuhannya itu.

Lihatlah nanti Agama Islam tidaklah akan menjadikan anak cucu keturunan sang Ajisaka menjadi baik akhlaknya. Bumi nusantara tetap akan menangis, sebab manusianya sudah tidak takut lagi terhadap hukum Tuhannya. Kemaksiatan merajalela, kejahatan di mana-mana, keserakahan, dan lainnya, bahkan korupsi dilakukan oleh siapa saja, tidak hanya sang pemimpin, rakyat jelata pun bisa.

Agama tidak dapat berbuat apa-apa, Islam jadinya hanyalah retorika semata. Tidak ada manusia yang takut akan hukuman Tuhan. Saatnya nanti, Islam tidak memiliki ruh nya lagi. Islam akan di menjadi Agama mayoritas namun sebagian besar manusianya sudah tidak memiliki budi pekerti, sudah tidak memiliki hati nurani dan empati lagi. Lain perkataan lain perbuatan, lain hati mereka. Maka rusaklah tatanan harmoni alam semesta. Saat itulah alam akan murka, kini itu sudah terjadi, di tandai gunung-gunung yang meletus, di mulainya  dari gunung Merapi yang telah meletus terlebih dahulu.

Dan kini masanya sudah dekat. Melangut diri , tak mampu beranjak pergi. Tak mampu lari dari takdirnya sendiri.

Seketika alam semesta dalam kesedihannya
Perguliran rahsa , diantara wingit dupa dan kemenyan
Geriapnya bersama bumi, gempa tsunami dan hancurnya jembatan-jembatan
“ Aku telah datang..!”, Teriakan Ki Sabdo Palon
Saat Merapi mengawali menuntaskan nafasnya,
Ketuban pecah, Lumpur, banjir dan bebatuan
dan gegap gempita langit mengkrubuti

Hanya pasrah kepada Illahi Robbi jika saat masanya nanti, semua terberkati. Hanya doa dan ikhtiar bersama alam bumi nusantara ini. Menjaganya dengan segenap kemampuan. Maka kemanapun dirinya di tugaskan akan dijalani dengan sepenuh pengabdian kepada-Nya.

salam


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Spiritual, Misteri Selendang Langit (Bidadari) dan Kristal Bumi

Kisah Spiritual, Labuh Pati Putri Anarawati (Dibalik Runtuhnya Majapahit, 4-5)

Rahasia Simbol (Tamat). Siklus Yang Berulang Kembali