Kajian Simbol 1, Huruf Sarat Makna
Alif Lam Mim. Kitab (Al quran)
ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (QS. Al baqoroh
1-2). Alif Lam Mim. Allah, tidak ada Tuhan selain Dia.
Yang Maha Hidup. Yang terus menerus mengurus (makhluknya). (QS. Ali Imran 1-2). Alif
Lam Ra. Inilah ayat-ayat Al qur an yang penuh hikmah. (QS. Yunus
1-2). Alif Lam Ra. (Inilah) Kitab yang ayat-ayatnya di
susun dengan rapi kemudian dijelaskan secara terperinci (yang diturunkan) dari
sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana, Maha Teliti. (QS. Hud 1-2). Alif
Lam Ra. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al quran) yang jelas. (QS.
Yusuf, 1-2).Alif Lam Mim Ra Ini adalah ayat-ayat Kitab
(Al quran). Dan (Kitab) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu. Itu
adalah benar tetapi, kebanyakan manusia tidak beriman (kepadanya). (QS. Ar Ra ad, 1-2). Alif lam Ra.(ini adalah) Kitab yang Kami
turunkan kepadamu (Muhammad) agar engkau mengeluarkan manusia dari kegelapan
kepada cahaya terang-benderang dengan izin Tuhan, (yaitu) menuju jalan Tuhan
Yang Maha Perkasa. Maha terpuji. (QS. Ibrahim, 1-2). Alif Lam Ra.
(Surah) ini adalah sebagaian dari) ayat-ayat Kitab (yang sempurna) yaitu
(ayat-ayat) Al quran yang memberi penjelasan.(QS. Al Hijr, 1-2). Kaf Ha
Ya ‘Ain Shad.(Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat
Tuhanmu kepada hamba-Nya Zakaria. (QS. Maryam, 1-2). Tha Sin Mim.
Inilah ayat-ayat Kitab (Al quran) yang jelas. (QS. Asy Syuâara, 1-2). Tha
Sin.Inilah ayat-ayat Al quran, dan Kitab yan jelas.(QS. An Naml, 1-2).
Dengan susunan huruf yang tidak berarturan. Susunan huruf yang
tidak mengandung makna (dalam referensi manusia). Allah (telah)
memberikan penekanan kuat atas pernyataan selanjutnya. Susunan huruf ini
memberikan intonasi kuat bahwa Al quran (hanya) diturunkan dari sisi
Tuhan (Allah).Dengan penyertaan kata (acak) tersebut menjadikan
pernyataan berikutnya tak terbantahkan lagi. Kuat sekali penekanan atas hal
ini. Perhatikan dengan hati maka kita akan mendapatkan betapa kuat rangkaian
pernyataan yang saling menguatkan menjadi suatu keadaan yang tak
terbantahkan lagi. Ulangi 1-3 kali dalam hati maka hakekat tersebut akan
tertanam kuat sekali. Menjadi sebuah rangkaian kata yang sempurna.
Disamping itu, dengan susuan huruf yang tak beraturan
tersebut Allah ingin menjelaskan keberaturan alam semesta. Keberaturan
atas system yang mewujud menjadi realitas alam semesta sebagaimana yang kita
lihat dan kita rasakan dengan indra kita. Dari huruf yang tidak beraturan
Allah menyusun ayat-ayat yang sangat teratur dan beraturan sekali yaitu Al
quran yang tersusun atas rangkaian huruf-huruf yang tertata rapi membentuk kata
yang luar biasa indah, sehingga mampu menjadi (energy) momentum yang
menggetarkan syaraf otak sehingga otak bekerja mencari referensi yang di
butuhkan. Bagi Jiwa timbul sensasi ‘aneh’ ketika membaca
rangkaian kata yang tersusun dari ketak beraturan tersebut.
Mengapakah ketidak beraturan mengawali sebuah keberaturan
(?). Jika kita memperhatikan bagaimana system komputer dan bagaimana para
programmer membuat suatu tampilan pada layar monitor maka kita akan mendapat ˜feel
atas perumpamaan tersebut. Dari ketidak beraturan tersusun keberaturan
alam semesta. Dari sebuah bahasa mesin yang kemudian diubah menjadi
bahasa program maka sang programmer akan mampu membuat tampilan apa saja di
dalam layar monitor kita. Dengan kemampuan layar monitor yang memiliki
kemampuan tinggi akan di dapatlah tampilan yang luar biasa. Perhatikanlah
ternyata bahasa mesin atau bahasa pemrograman hanya bisa di mengerti oleh
komputer itu sendiri. Nah, dari ilustrasi ini, seorang yang memiliki
pengetahui atas bahasa pemograman, akan mampu mendiskripsikan bahasa mesin
dari tampilan yang nampak pada layar monitor. Luar biasa bukan ?.
Ilmu pengetahuan juga sudah banyak mencatat perihal ini, proses
kejadian alam semesta, katabolsme, anabolisme, proses fisika, proses kimia,
proses biosintesa, DNA-RNA. Dan lain-lainnya. Hukum-hukum lam yang ditemukan,
hukum postulat energy, cahaya, gelombang, listrik, magnet, dan masih banyak
lagi yang lainnya. kesemuanya adalah bahasa alam semesta. Jika H ketemu dengan
2O dalam kondisi yang pas jadilah AIR. Wujud air sudah jelas, ataom penyusunnya
sudah diketahui, maka tinggal kita mengetahui bahasa apa yang menyebabkan kedua
atom ini tidak mungkin salah. Menjadi batu misalnya. Mereka tetap ikut
sunatulloh untuk menjadi air. Bahasa yang luar biasa sekali hanya kedua atom
itu saja yang tahu.
Selesai dengan ilustrasi tersebut. Marilah kita mulai mencoba
mengamati dari luar ke dalam kemudian dari dalam ke luar (inward dan outward
looking). Sebagai misal jika alam semesta kita ini berada di dalam layar
monitor. Bagaimana ketika kita ikut juga berada di dalam layar tersebut, dan
juga bagaimana ketika kita keluar dari dalam kotak monitor, apakah hikmah yang
bisa kita dapatkan ?. Aha..ketika kita di luar kita akan mampu
menjelaskan mengapa tampilan layar monitor sebagaimana yang kita saksikan. Kita
akan mampu menjelaskan, sebab ada bahasa yang disampaikan kepada mesin komputer
sehingga computer mampu menterjemahkannya dan menampilkan ke layar. Selesai.
Bagaimanakah keadaan kita, ketika kita bgerada di dalam layar
monitor. He..he…kita akan sibuk sendiri menyaksikan keindahan yang di
tampilkan disitu, kita asyik sendiri, sebab kita ikut merasakan segala
sesuatunya, wah..bagaimana ya memang asyik sih, ikut tenggelam disitu. Sulit
bagai kita untuk mengamati keadaan yang sebenarnya. Bahwa apa yang kita rasakan
dan saksikan nyatanya hanyalah sebuah ˜permainan’ saja.
Namun lain halnya jika kita memiliki kemampuan untuk berada di
dalam dan sekaligus juga mampu untuk berda di luar kotak layar computer.
Artinya kita mampu di dalam dan diluar dimensi tersebut. Maka kita kan mampu
melihat dan membaca apa yang sedang dia saksikan di layar monitor. Dia akan
belajar untuk mengerti bahasa mesin dan bahasa pemograman agar dirinya dapat
menjelaskan rangkaian ˜permaian yang sedang tampil di layar monitor tersebut.
Nah, bahasa pemrogram itu diantaranya adalah “Alif lam mim. Alif lam mim shad. Alif lam ra. Alif lam mim ra.
Kaf ha ya ‘ain shad.Tho ha.Tha sin mim. Tha sin. Shad. Qaf. Yaa sin. Haa mim.”
Mari kita ilustrasikan saja :
1. Bahasa
Mesin, yaitu memberikan perintah kepada komputer dengan memakai kode bahasa
biner, contohnya 01100101100110
2. Bahasa
Tingkat Rendah, atau dikenal dengan istilah bahasa rakitan (bah.Inggris Assembly), yaitu memberikan perintah
kepada komputer dengan memakai kode-kode singkat (kodemnemonic),
contohnya MOV, SUB, CMP, JMP, JGE, JL, LOOP, dsb.
3. Bahasa
Tingkat Menengah, yaitu bahasa komputer yang memakai campuran instruksi dalam
kata-kata bahasa manusia (lihat contoh Bahasa Tingkat Tinggi di bawah) dan
instruksi yang bersifat simbolik, contohnya {, }, ?, <<, >>,
&&, ||, dsb.
4. Bahasa
Tingkat Tinggi, yaitu bahasa komputer yang memakai instruksi berasal dari unsur
kata-kata bahasa manusia, contohnya begin, end, if, for, while, and, or, dsb.
(Diambil dari Wikipedia)
Ternyata meskipun huruf tanpa kata tidak memiliki keberaturan,
nyatanyaadalah bahasa tingkat tinggi, sebagaimana bahasa tingkat tinggi dalam
pemrograman komputer. Dari bahasa tersebut, system alam semesta di atur
dengan sangat luar biasanya. Bahasa tersebut disederhanakan agar dapat dipahami
manusia, meskipun tidak mengandung makna, namun bahasa tersebut akan mampu
dibaca oleh system alam semesta ini. Adalah bahasa KUN dalam pemahaman
manusia. Maka sebagaimana system yang sudah siap di komputer tinggal di
tayangkan saja, maka segala sesuatunya tinggal, menekan ENTER saja. Maka dengan
kalimat FA YA KUN. Jadilah seperti sekarang ini alam semesta dan segala
isinya di gelar. Bermula dari bahasa. Bahasa dari kata. Kata dari huruf. Huruf
dari titik. Dan titik adalah kehendak untuk menjadi
ADA.
Maka mulailah kita amati dari ADA menjadi TIADA. Dari tiada
kita masuki KE ADA AN. Kemudian berada diantara itu meliputi keduanya.
Maka kita akan memahami bahasa yang digunakan dalam pembentukan alam semesta,
sebab Al quran sendiri telah memfasilitasinya. Menembus kesadaran. Walohualam
Huruf tanpa kata. Siapakah yang mampu memaknainya (?).Kata adalah
susunan huruf yang dirangkai menjadi bermakna. Kata tanpa huruf siapakah juga
yang dapat membacanya (?). Bagaimanakah kata bisa saling mengungkapkan rahsa
jikalau tiada makna. Jika manusia kehabisan kata-kata apakah yang dapat
mewakili sebagai pengungkap rahsa (?). Sungguh tidak mungkin, maka manusia
tidak pernah kehabisan kata-kata. Berbilyun kata sudah di gunakan manusia setiap
harinya. Bayangkan betapa semrawutnya udara di bumi ini, bersliweran kata-kata
manusia yang berbicara melalui HP, belum lagi yang diungkapkan melalui SMS.
Kata menjadi energy menjalar di udara kemudian berubah menjadi kata lagi,
nampak di layar penerimaan HP kita. Apakah energy kata sudah
berhenti sampai disini ?.
Tidak !. Sekali lagi tidak ?. Hukum kekekalan energy menyatakan
bahwa energy tidak dapat dimusnahkan atau di ciptakan. Energy selalu akan
mengalami perubahan bentuknya. Maka setelah enrgy menajdi tampilan sebuah kata
di layar monitor HP, energy tersebut tidak akan berhenti begitu saja.
Seandainya (bayangkan) jika kata yang ditampilkan adalah berita
buruk. Berita kematian misalnya. Kata ini akan berubah menjadi energy lagi akan
memporak porandakan jiwa kita. Sebuah kata mampu menjungkir balikan logika kita
semua. Bagai palu godam menghantam dada kita, bahkan tidak sedikit kemudian
yang pingsan karenanya. Begitu hebatnya energy sebuah kata (?).
Namun anehnya, energy kata tidak akan bekerja jika kata yang di
tampilkan tidak memiliki makna apa-apa, (jika) si penerima tidak memiliki
referensi apapun atas kata tersebut. Misalnya; Huruf yang tersusun acak tak
membentuk kata yang bermakna maka kata ini tak akan menimbulkan sensasi apa-apa
di badan. Atau misalnya meskipun itu adalah berita kematian, namun berita
tersebut juga tidak akan menimbulkan energy (efek) apa-apa terhadap si
penerima yang tidak mengenal orang yang mati tersebut. Maka dapat disimpulkan
bahwa energy kata hanyalah sebuah ENERGY POTENSIAL saja. Seberapakah besarnya
energy tersebut, maka hal ini sangat individual sekali sifatnya. Banyak sekali
faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah persepsi orang tersebut.
Maka saya beranikan diri untuk mengusung pemahaman bahwasannya persepsi
manusia menyimpan potensial energy yang dahsyat. Tinggal menunggu saja
momentumnya (yaitu) sesuatu yang akan menggerakkan potensial energy ini
menjadi sebuah energy gerak (kinetik energy). Jika saya coba analogy-kan
besarnya energy tersebut maka saya akan dapat permasaan analogy sebagai berikut
:
Epk = m.g.h
Epk = Energy potensial kata
m = massa muatan kata (makna)
g = gaya grafitasi yang disebabkan
medan matery yang melingkupi dirinya sebagai akibat menuhankan selain Allah.
h = jarak persepsidan atas
realitas sejati
catatan : Persamaan ini bersifat teoritis belaka.
Silahkan eksplorasi pemahaman ini di kajian-kajian sebelumnya atas istilah yang
di gunakan.
Setiap manusia memiliki energy potensial dalam dirinya
sendiri atas sebuah kata, sungguh sangat menarik. Semakin jauh jarak antara
persepsi dan realitas maka semakin besar energy potensial kata bagi orang
tersebut. Maka orang ini akan terlihat sangat pemarah, dan mudah tersinggung.
Sebab energynya mudah sekali meledak-ledak. Sebuah kata bagi seseorang bisa
mampu membangkit gejolak jiwanya, namun bagi lainnya hanya sekedar menjadi
guyonan saja. Setiap daerah juga memiliki karakteristik yang sama. Sebuah kata
bisa menjadi sangat sensitif bagi suatu daerah namun tidak bagi daerah lainnya.
Nah, bagaimana jika hal ini menyentuh wilayah agama, pasti energy kata akan
menjadi sangat ramai sekali. Pada wilayah ini energy potensial kata akan
semakin dahsyat pula. Maka perhatikanlah sudah jutaaan nyawa manusia melayang
sia-sia akibat meledaknya energy potensial di dalam dirinya atas sebuah kata.
Mengapakah dalam wilayah ini, energy potensial kata menjadi besar
sekali. Sehingga jika meledak akan mampu menghancurkan dunia ?. Bukankah
seharusnya sebagai umat beragama kita sudah tidak memiliki energy potensial
kata seperti ini. Selayaknya kita menjadi pemaaf, kita menjadi santun,kita
menjadi rahmat semesta alam. Pertanyaannya mengapakah setiap manusia menyimpan
Energy Potensial kata ini, sehingga bila kata ini di ucapkan orang lain atas
dirinya, energy ini seperti mendapat momentumnya ?. Heh…
Kata adalah sebuah energy
Sebaiknya huruf memang tak perlu kata, hingga hanya hati yang
mampu mengurai maknanya. Sebagaimana Al qur an juga berbicara kepada kita,
melalui huruf-huruf tanpa kata.
“Alif lam mim. Alif
lam mim shad.
Alif lam ra. Alif lam mim ra. Kaf ha
ya ˜ain shad.
Tho ha.Tha sin mim. Tha sin. Shad.
Qaf. Yaa sin. Haa mim.”
Bilakah huruf tanpa kata (?). Pertanyaan kembali diulang.
Jika huruf berjajar tanpa aturan baku, bagaimana mengungkap makna (?).
Para musafir juga mengalami keraguan ketika mencoba menguraikan makna
huruf-huruf yang menjadi pembuka surah tersebut. Tidak ada konsesus yang
pasti atas makna Alif lam mim. Apakah huruf memang tak perlu di maknai apa-apa
(?). Rangkaian huruf tersebut beberapa kali di ulang dalam pembuka (awal) surah
di dalam Al quran, bagaimanakah menjelaskan kejadian ini. Tentunya bukan suatu
yang kebetulan semata.
Apakah makna huruf yang di jajarkan buat kita. Huruf yang
disusun dalam aturan yang baku akan menjadi kata yang mampu kita maknai.
Bagaimana jika huruf-huruf kita susun seenaknya saja, adakah yang bisa
menangkap apa yang saya maksudkan kalau saya begitu ?. Bilakah memang
huruf tak perlu kita maknai apa-apa ?. Jikapun nanti menjadi sebuah kata, ya
baik-nya tak perlu kita maknai saja, agar kata tidak berubah menjadi
energy lagi. Bisakah kita begitu ?.
Kajian ini di tuliskan dalam keberaturan susunan huruf. Huruf-huruf
disusun dalam bentuk baku yang sudah menjadi konsensus manusia. Jika saya tidak
mengikuti aturan yang baku, maka apa yang saya maksudkan tentunya tidak akan
sampai kepada pembaca. Pembaca hanya akan menerima rangkaian susunan huruf yang
sudah di pahami, yang memang sudah berada dalam file referensinya. Jika tidak
maka tidak akan dikenalinya. Sehingga makna menjadi kosong. Pembaca
tidak akan mendapatkan sensasi apapun dari huruf yang tersusun tersebut.
Energy potensial kata menjadi nol. Manusia tidak menyimpan energy atas
kata tersebut. Lho..
Kata yang bermakna adalah hasil konsensus manusia. Bilakah kata
menjadi bermakna tanpa konsensus terlebih dahulu ?. Bisa dan sangat bisa.
Buktinya Al quran sudah menyampaikannya kepada kita. “Alif lam mim. Alif lam mim shad. Alif lam ra.
Alif lam mim ra. Kaf ha ya ‘ain shad.Tho ha.Tha sin mim. Tha sin. Shad. Qaf.
Yaa sin. Haa mim.”. Lha bagaimana mengartikannya ?. Pertanyaannya bukan begitu. Tapi
kita mau mengartikan apa atas kata tersebut ?. Silahkan ber kontemplasi kepada
hati (jiwa) masing-masing. Kata tersebut masih benar-benar murni. Susunan
hurufnya di luar konsesus manusia. Tidak ada batasan buat kita manusia untuk
memaknainya. Sanggupkah jiwa kita berdialog dengan penyusun kata tersebut ?.
Beranikah kita berdialog kepada Tuhan (Allah) mohon dipahamkan susunan huruf
yang tidak ada dalam referensi manusia tersebut (?).
Allah ingin berdialog dengan jiwa kita dengan susunan huruf yang
tak biasa. Ingin menyampaikan sesuatu kepada jiwa-jiwa yang mau berkomunikasi
langsung kepada-Nya. Allah ingin memberikan informasi langsung atas wilayah
KUN. Wilayah kehendak Allah. Sesuatu yang sangat besar. Maka Allah memilih
susunan huruf tanpa kata. Apakah susunan itu memiliki makna ?. Lha pasti memiliki
makna. Jika tidak memiliki makna untuk apa di tuliskan. Ingat saat kita pramuka
dahulu, kita banyak di ajarkan bahasa sandi. Bahasa yang super khusus di buat
untuk kalangan yang tak biasa. Dahulu waktu ikut Pramuka, kita kenal ada sandi
morse, sandi rumput, dan mungkin lain-lainnya lagi. Apakah itu tidak ada
maknanya (?). Ya, hanya orang-orang yang mau belajar bahasa sandi tersebut yang
pastinya mengerti.
Huruf yang tersusun adalah sebuah kode rangkaian energy potensial
yang tersembunyi. Energy ini akan menjadi daya dorong luar biasa saat
jiwa akan mengekslorasi dimensi-dimensi kesadaran yang memang membutuhkan
energy besar. Maka siapa-siapa yang diberikan anugrah atas hikmah ini, adalah
manusia yang beruntung. Walouhualam
Komentar
Posting Komentar